13. Syukuran

108 8 3
                                    

Tidak perlu kata-kata, yang penting bukti nyata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak perlu kata-kata, yang penting bukti nyata. Bukan begitu ladies?"

-ZARA

∆∆∆

Para anggota Defdz membawa keluarga mereka untuk meramaikan suasana, terkecuali para ayah mereka yang sibuk dengan bisnis atau kantornya.

Syukuran digelar pada siang hari selepas pulang sekolah, tak lupa mendatangkan ustadz untuk mengisi acara.

Akhirnya acara pun selesai, tiba saatnya menyantap hidangan prasmanan yang berderet. Segala jenis makanan dan minuman semua ada.

"Zeline mana Bry?" tanya Jayden yang sedang menggendong Rayyan, bayi itu sedang memakan roti hingga mengotori jas yang dikenakan Jay.

Bryan menjawab sambil menyeruput americano -nya. "Tadi ada janji sama temennya."

"Ga lo ajak?" celetuk Arsen tiba-tiba, cowok itu datang membawa segala jenis makanan di nampannya. Maruk memang.

"Gua ajak, nanti katanya mau nyusul."

Pasalnya, yang tidak membawa anggota keluarganya disini hanyalah Bryan membuat yang lain menanyakan kemana Zeline.

Ryan dan Aaron datang, keduanya tak kalah maruk dari Arsen, seperti tidak pernah makan sebulan.

Mereka berdua membawa ice cream begitu banyak jenis dalam satu wadah yang telah mereka siapkan sebelumnya. Takut-takut kehabisan.

Arthur ikut membuntut di belakang, adik Arsen itu hanya mengambil beberapa jenis makanan kesukaannya.

"Lea mana thur?" tanya Jayden, pasalnya keluarga Jay dan Arsen berangkat bersama dalam satu mobil.

"Bareng kumpulan emak-emak disana bang..."

"Mamamama mamama." Rayyan mengoceh membuat perhatian tersendiri.

Pipi gembulnya menggembung, mulutnya pun belepotan. Sampai -sampai jas kecil yang dipakainya juga ikut ternoda.

Jay mengecup lembut pipi Rayyan. "Why baby? Mau ikut mama?" Jay mengambil roti dari tangan Rayyan yang sudah hancur tak berbentuk.

Bryan melihatnya gemas, tangannya terulur untuk menggendong bayi gembul berusia enam bulan itu.

"Biar Rayyan sama gua, lu bersihin dulu jas lu atau kalo mau makan juga gapapa."

"Okei, gua ke kamar mandi dulu."

Akhirnya Jay menyerahkan Rayyan ke gendongan Bryan.

Bryan dengan telaten menyeka tangan kecil Rayyan dengan tissue, benar-benar momen langka. Tak lupa tangan kekarnya dengan hati-hati melepas jas kecil Rayyan hingga nampak kemeja nya.

Amitié ÈternelleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang