满月7

77 10 0
                                    

“Lalu bagaimana dengam Putri Namtarn? “ Sasin bertanya dengan bingung.

“.........” hening. Tidak ada seorangpun diruangan itu yang ingin memberikan jawaban atas pertanyaan Sasin barusan.

“Namtarn dan Tay tak pernah ayah restui. Kerajaan Watthanasetsiri menurut ayah sangat mengejar kekuasaan. Dan ayah tak akan mau menyerahkan kerajaan ini dengan mudah ke tangan Watthanasetsiri. “ ucap raja Vihokratana. Bagaimanapun bagi raja Vihokratana menggabungkan kerajaannya dengan kerajaan Watthanasetsiri sama saja dengan memberi peluang untuk kerajaan lain mengakuisisi kerajaannya. 

“Menurutku, P'Tay sekarang menuju kerajaan Watthanasetsiri Ayah  Perintahkan prajurit untuk menghadang kakak di perbatasan kerajaan Utara dan kerajaan Selatan.” Sasin memberikan saran atas kemungkinan dimana kakaknya berada saat ini.

“Kau benar Sasin”raja Vihokratana pun membenarkan saran anak bungsunya itu.

“Prajurit!!! “ teriak Raja Vihokratana.
Tak lama prajurit datang menghadap sang raja.

“Yang mulia, ada apa yang mulia mencari hamba? “ ucap kepala perajurit itu.

“Cepat hadang Putra mahkota di perbatasan. Gunakan kuda agar lebih cepat sampai” raja Vihokratana pun memberikan perintah.

Benar dugaan pangeran Sasin kemarin, kini Tay sudah berada di tangan para pengawal dan sudah berada di paviliunnya.  Tay tak sadarkan diri sejak pengawal menemukannya di perbatasan karena pengawal sengaja membiusnya. Hal ini dilakukan karena Tay terus menerus memberontak, maka dari itu Pengawal dengan sengaja membius Tay agar mudah dibawa kembali ke Istana.

Raja Vihokratana yang mengetahui Tay sudah kembali, terlihat sedikit emosi.  Ia bahkan mengurung Tay dikamarnya, namun bukan Tay namanya kalo tidak keras kepala. Sejak ia tersadar dari obat bius itu, para dayang sudah sibuk mengambilkan makanan untuk Tay namun Tay menolak semua makanan itu.

Bahkan Tay mengusir semua orang yang berani mendekat ke kamarnya.

“KELUAR!!! “ teriak Tay kepada para pelayanan yang mencoba melayaninya sekarang.

“Tapi Tuan muda, anda harus makan. Jika Tuan tidak makan,  Yang mulia akan marah Tuan” ucap kepala dayang itu.

“KELUAR!! “ teriak Tay, bahkan ia melemparkan piring yang berisikan makanan.  Piring itu terletak di hadapannya.

“Prang...!!” suara piring jatuh.

“Tuan muda “ ucap kepala dayang itu, terlihat expresi sedih diwajah kepala dayang itu.

Tiba- tiba raja Vihokratana pun masuk kedalam kamar Tay, dan dapat dia lihat kekacauan yang terjadi di kamar itu. Pecahan piring dan gelas berserakan di lantai kamarnya, bahkan beberapa barang yang semula ada di meja tersusun rapi pun sudah berantakan akibat ulah Tay yang emosi.

“ADA APA INI? “ raja Vihokratana pun sedikit menampilkan suara emosinya melihat tingkah kekanak kanakan anaknya ini.

“Maaf yang mulia, Tuan muda tidak mau makan makanannya Yang mulia” ucap kepala dayang itu sambil menundukkan kepalanya.

“Ya sudah, kamu pergilah.  Kembali berkerja” Raja Vihokratana pun menyuruh pelayan untuk kembali dan meninggalkan mereka berdua di kamar.

“Kalo kamu tidak mau makan, ya sudah ayah tak urus.  Semakin kamu memberontak semakin ayah percepat pernikahanmu. “ ancam raja Vihokratana tegas.

Setelah berkata itu, raja Vihokratana pun keluar dari kamar Tay,  ia bahkan memperketat penjagaan di paviliun itu.

"DASAR KEJAM !! BAGAIMANA BISA ADA ORANG TUA SEKEJAM ITU !! BAGAIMANA BISA DIA TIDAK MEMIKIRKAN PERASAAN ANAKNYA?? KENAPA DIA CUMA MEMIKIRKAN KEKUASAAN DAN TAHTA SAJA? APAKAH ANAKNYA ITU TIDAK PENTING?" saya kembali mengomel setelah melihat kejadian barusan. Malaikat yang selalu mendampingi saya sejak awal kedatangan saya pun sudah muak mendengar omelan dan komentar saya mengenai cerita Tay, New dan suami saya di universe ini.

DIVYENDU Part 1 =END=Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang