"JELASKAN PADA SAYA, FESTIVAL APA YANG AKAN MEREKA HADIRI INI? SAYA SUDAH TIDAK BANYAK BERKOMENTAR NAMUN KENAPA MEREKA RASANYA BERTINDAK SEMAKIN JAUH SEKARANG??" Tanya saya kepada malaikat yang terus menerus mendampingi saya sedari awal saya berada di universe ini.
"Hufftt.. saya sudah cukup senang anda diem seharian ini, namun kenapa mulai rewel lagi sih?" Malaikat itu menggerutu sebal.
"Bagaimana saya tidak rewel jika kelakuan mereka semakin membuat saya pusing. Bisa kah saya memisahkan Tay, Sasin dan New? Saya tidak sanggup melihat kisah cinta model seperti ini." Saya semakin gregetan dengan cerita romansa para kaum adam itu. Apakah di universe ini masih ada orang yang memiliki otak normal?
"Sudahlah berhentilah mengomel, lebih baik kita ikutin mereka saja. Lihatlah mereka bertiga sudah bersiap ingin pergi ke festival itu"malaikat itupun tetap berusaha menyuruh saya untuk berhenti mengomel.
"Mangkanya jelasin dulu festivalnya apaan?" Saya tetap kekeh dengan pertanyaan saya.
"Ngapain saya jelasin ulang? Kan tadi sudah dijelasin oleh Sasin" malaikat yang memiliki nama sulit itupun kini mulai terlihat jengkel.
"Benarkah? Kok aku tidak tahu" saya terkejut bertambah bingung pasalnya sejak tadi saya tidak melihat Sasin menjelaskan apapun.
"Mangkanya jangan ngomel mulu. Lihat pakek mata, jangan bacot doang di gedhein" malaikat itu semakin emosi mendengar jawaban saya barusan.
"Ya maaf, saya kan tadi sudah terlanjur panas terlebih dahulu gara- gara melihat mereka."
"Sudahlah, lebih baik kamu dan saya ikuti saja kemana mereka pergi. " Malaikat itupun menggengam tangan kanan saya. Dan saya menganggukkan kepala saya.
Layaknya kecepatan cahaya, saya dan malaikat pun sudah berada di suatu keramaian yang sangat meriah. Saya melihat banyak sekali manusia sedang berpakaian tradisional dan menampilkan expresi bahagianya. Saya mengedarkan pandangan saya ke arah sekitar, gelapnya cahaya malam dan ramainya lautan manusia membuat saya sedikit kesulitan mencari keberadaan Tay, New dan Sasin.
Saya terus saja mencari dan berkeliling pasar malam itu dan beruntung nya saya berhasil mendapati mereka yang kini sedang berjalan beriringan.
Kini Tay, New dan Sasin sudah berada di pasar malam festival Loy Kratong. Terlihat New berjalan berdampingan dengan Sasin, sedangkan Tay ia berjalan sendirian dibelakang mereka berdua.
Terlihat sekali raut wajah gembira dari New dan Sasin. Mereka berdua sudah larut dalam keramaian disini, tapi tidak dengan Tay yang terlihat pendiam dan dingin.
Sasin dan New banyak sekali mengobrol dan sesekali bercanda, tak jarang juga Sasin menggoda New hingga membuat New jengkel dan memukul kepala Sasin.Meskipun interaksi kakak ipar dan adik ipar itu terbilang cukup akrab dan hangat, tanpa disadari sedari tadi New terlihat beberapa kali mencuri pandang ke arah Tay yang saat ini hanya fokus nenatap ke arah sekitarnya. Entah mengapa ia melakukan ini, Tapi jujur dari hati New yang paling dalam ia menyukai kegiatan ini.
Beberapa kali ia mencoba menolehkan kepalanya ke arah Tay, beberapa kali pula matanya bertatapan dengan mata tajam Tay.
Mata yang dingin dan tajam itu, mata yang sanggup membuat hati New bergetar hebat saat bertatapan dengan mata itu. Ya mata elang Tay Tawan Vihokratana yang sanggup membuat hari- hari New meronta belakangan ini. Semenjak kejadian di atas kasur kemarin entah mengapa hobi New menjadi suka menatap mata tajam dan tegas itu. Baginya mata Tay terlihat sangat manly dan sexy.
“Kakak ipar, ayo kita ke sungai sana. Kita memohon doa kepada dewa”ucap Sasin dengan tiba- tiba menarik tangan New tanpa aba- aba terlebih dahulu.
Akibatnya badan New pun tertarik, bahkan ia hampir jatuh karna ulah Sasin yang menarik tangan New dengan sangat kuat itu. New terus saja berusaha mengimbangi gerak Sasin yang sangat cepat hingga akhirnya kini mereka sudah berjalan cepat menuju ke arah sungai dan meninggalkan Tay sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIVYENDU Part 1 =END=
FanfictionMengisahkan mengenai perjalanan antar universe yang dialami seorang wanita tua bernama Wirasuda yang merupakan ibu dari TayTawan. Disaat matahari, bulan dan bumi berada di satu garis yang sama, mae Wira tiba- tiba saja merasakan adanya cahaya yang s...