"Apa maksud semua ini? Bisakah kamu jelaskan padaku Bambang? Jika raja Vihokratana wafat, berarti Tay harus naik tahta gitu? Itu tidak mungkin!! Bagaimana bisa raja negara ini punya raja namun tidak punya ratu bahkan pewaris tahta!!" Tanya Saya kepada malaikat yang terlihat mulai sebal mendengar omelan saya.
"Siapa bilang negara ini tidak memiliki ratu? Lah si New itu apa? New itu pasangan sah Tay, dia berhak menjadi pendamping Tay dan menjadi permaisuri kerajaan ini. Meskipun dia laki- laki bukan berarti dirinya tidak boleh menjadi permaisuri kan? New cukup memenuhi syarat untuk itu. Dan masalah keturunan, kenapa kamu mempeributkan hal itu? Ada banyak cara untuk kerajaan ini memiliki penerus, bahkan masih ada Sasin yang belum menikah." Jelas malaikat itu.
"Taa…tapi kan…" ucapan saya terpotong
"Tidak ada tapi- tapian, lebih baik kamu lihat sendiri daripada menilai sendiri seperti ini" ucap malaikat itu sekali lagi.
Obrolan kami pun terputus, dan terjadi keheningan diantara saya dan malaikat itu. Keheningan pun juga terjadi di ruangan ini, semua orang memilih berdiam diri untuk meratapi kedukaan yang sedang terjadi sekarang.
Sudah hampir 1 jam suasana duka menyelimuti gedung utama itu. Kini sedikit demi sedikit banyak orang orang mulai keluar dari gedung utama menyisahkan Tay, New, Ratu Wirasuda dan Sasin.
Sudah hampir 1 jam pula New menangis,
Seluruh energi dan mentalnya sudah terkuras habis akibat aktivitasnya belakangan ini. kini badannya mulai lemas dan lelah, Dia bahkan sudah cukup lelah hanya untuk sekedar berdiam diri di tempat ini, karena itu Ia berencana ingin meninggalkan gedung utama dan sejenak membaringkan dirinya di atas ranjang miliknya. Dirinya pun segera bangkit dari duduknya sambil menahan sakit yang terasa perih dibagian Holenya.
“Aww..... “Teriak New pelan.
“Mau kemana? “tanya Tay sambil membersihkan sisa air matanya.
“Mau kembali ke kamar, aku lelah” jawab New sambil mulai melangkahkan kakinya namun gagal. Ia hampir saja terjatuh karna kakinya terasa sangat perih untuk berjalan.
“Sini” perintah Tay yang sudah berdiri dan mulai mengalungkan tangan New ke lehernya begitupun juga tangan Tay yang megalung dileher belakang New. Ia akan membantu memapah New untuk berjalan menuju paviliunnya.
Namun baru beberapa langkah mereka berjalan, tiba- tiba sebuah suara mengagetkan mereka.
“Mau kemana? “ tanya Sasin dengan nada dingin dan sinis.
“Kembali ke paviliun” jawab Tay tak kalah dingin.
“Biar aku saja yang mengantarkan kakak ipar.” balas Sasin sambil melepaskan tangan Tay dengan sedikit kasar, ia pun mengambil alih tugas Tay dan ia memaksa tangan New untuk mengalungkan tangannya ke leher Sasin.
“Ya sudah” jawab Tay santai sambil melepaskan rangkulannya dan berjalan dengan santainya meninggalkan New dan Sasin.
New hanya menatap interaksi antara kakak beradik itu dengan tatapan bingung dan penuh tanda tanya, dia merasakan adanya kecanggungan diantara kakak beradik itu. Tidak ingin terlalu lama terpatok dengan kebingungannya, New pun memilih mengikuti permainan yang sedang di jalankan oleh kakak beradik itu.
Akhirnya dirinya dan Sasin berjalan perlahan lahan menuju paviliun New. Selama perjalanan beberapa kali Sasin mencoba memulai obrolan namun New terlihat tidak menarik dengan obrolannya.
"P' darimana saja semalam? Aku dan P'Tay mencari ke seluruh tempat festival namun tidak menemukan P'. Lalu bagaimana cara kalian bertemu?" Tanya Sasin dengan rentetan pertanyaan yang terdengar seperti seorang wartawan kepo.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIVYENDU Part 1 =END=
FanfictionMengisahkan mengenai perjalanan antar universe yang dialami seorang wanita tua bernama Wirasuda yang merupakan ibu dari TayTawan. Disaat matahari, bulan dan bumi berada di satu garis yang sama, mae Wira tiba- tiba saja merasakan adanya cahaya yang s...