Bagian 25.

2K 163 2
                                    

Happy reading 🎉




Siang ini Alvin dan Keluarganya dalam perjalanan menuju bandara, mereka sedikit terlambat karena Elvio yang lagi lagi mencari barang yang menurut mereka dapat di beli di negara asal mereka nanti, tapi karena Elvio kekeh ingin mencari barang itu, jadilah mereka terlambat menuju bandara

"Lain kali kalo kaya gitu lagi tak tendang itu boneka mu, abang buang kelaut sekalian" gerutu William

"Apa! Abang aja yang El buang kelaut" ucap El sewot, dia akan posesif jika menyangkut dengan barang kesayangan nya

"Dih heh ka-"

"Udah dong kenapa sih, telinga abang sakit nih denger kalian bacot terus, lama lama abang buang kalian berdua" ucap Novan jengah

"Novan bahasa kamu nak" tegur Tania

"Ya abisnya mereka tuh sehari aja gitu akur bun" keluh Novan

Tania dan Alvin hanya menggeleng kepala mereka, sudah biasa mereka melihat pertengkaran antara Elvio dan William juga keluhan Novan tentang kedua adiknya, semoga tuhan menyayangi mereka dengan cara menambahkan stok kesabaran mereka berdua

"Udah udah bentar lagi kita nyampe nih, kalian periksa lagi barang kalian jangan ada lagi yang ketinggalan awas, soalnya papah gak mau puter balik atau nganter kalian" ucap Alvin panjang lebar kepada ketiga anak nya

"Iya pah" jawab mereka bertiga

"Good boy" ucap Alvin tersenyum
.
.
.
.
.

Sedangkan dilain tempat

Keluarga Nalendra sedang menyiapkan kejutan kepulauan Elvio dan Alvin, Wanda sangat antusias setelah mendengar anaknya akan pulang, dia sangat merindukan anaknya

Sedangkan Bima sudah pulang kemarin malam, karena dia ingin ikut dalam penyambutan kepulangan cucu bungsu dan keluarga anak bungsunya, sudah lama rasanya dia tidak bertemu dengan mereka, tentu Bima merindukan Keluarga nya yang lengkap

"Kau tolong letakan ini di sebelah sana, dan hei kau, ini letakan ini di meja makan" Wanda sedari tadi tidak bisa diam, dia sudah menghias seluruh mansion hanya untuk menyambut kepulangan anak bungsunya, dia juga telah memasak banyak makanan

Kegiatan Wanda tak luput dari perhatian Elena, dia ikut senang karena Keluarga nya akan kembali utuh, semoga kebahagiaan mereka tidak terusik kembali, dia berharap menghabiskan masa tuanya bersama anak menantu juga ke empat cucu nya

Sedangkan Bima dan Yang lain nya berada di ruang keluarga, membicarakan tentang perkembangan bisnis mereka, sembari menunggu Alvin tiba, kenapa mereka tidak menjemputnya di bandara? Ya karena Alvin menolak untuk di jemput

Wanda dan Elena datang dengan membawa teh juga kopi dan beberapa cemilan untuk mereka, dan akhirnya bergabung di ruang keluarga, Wanda mendudukan dirinya di samping sang suami

"Mas ko El lama ya?" Tanya Wanda

"Mas juga gak tau, mungkin sebentar lagi" jawab Darren

"Tapi perasaanku, gak enak mas" ucap Wanda gelisah

Ya sedari tadi perasaan nya tidak karuan, dia gelisah, seperti akan terjadi sesuatu, Darren yang menyadari kegelisahan Wanda pun memegang tangan sang istri lantas dia  cium punggung tangan nya

Darren mendongak dan tersenyum mencoba membagikan ketenangan untuk Wanda

"Tenanglah El pasti baik baik saja"ucap nya

"Iya mommy, tenang aja, El pasti baik baik aja" tambah Dirga

Wanda pun mengangguk dan mencoba menenangkan hatinya walaupun tidak menutup kegelisahan nya, dia tidak tahu perasaan apa ini, apa perasaan karena sudah lama tidak bertemu anak bungsunya atau akan terjadi sesuatu pada mereka entahlah Wanda pusing memikirkan nya
.
.
.
.
.
.

Sedangkan di dalam pesawat Elvio tampak gelisah, seperti akan terjadi sesuatu pada nya, dia duduk di tengah antara Alvin dan Tania, mereka juga pesawat pada umumnya bukan jet pribadi karena itu permintaan Elvio

Tania menyadari kegelisahan El pun berbalik dan mengusap kepala sang anak "El kenapa sayang?"

"El gak tau mamah" gumam Elvio, dia menatap Alvin yang tertidur dengan nyenyak nya, dia menoleh ke belakang untuk melihat kondisi kedua abangnya, dan mereka sama tertidur, hanya dia dan Tania yang masih terjaga

"El sini liat mamah" pinta Tania dan El langsung melihat kearah Tania

"El ngomong  sama mamah, El kenapa?" Tanya Tania lagi

Elvio tidak menjawab, dia sangat gelisah, dia ingin sekali menangis, peluh sudah membasahi keningnya, akhirnya Elvio terisak dan langsung memeluk Tania dengan erat, sedangkan Tania mengernyit bingung dengan tingkah Elvio, dan karena ulah Elvio akhirnya Alvin terbangun dan menatap mereka berdua dengan tatapan heran, bagaimana tidak heran, dia bisa melihat Elvio memeluk istrinya dengan erat di sertai isakan

"El kenapa?" Tanya Alvin pada sang istri dan jawaban yang dia dapat hanya gelengan kepala tanda Tania juga tidak tahu apa yang terjadi dengan sang anak

Alvin pun menepuk pundak Elvio agar berbalik " hei, sini liat papah, adek kenapa"

Elvio pun berbalik dan memeluk Alvin dengan erat dan bergumam" El gak tahu papah, tapi El takut"

"El gak perlu takut, kan ada papah sama mamah, abang El juga ada, inget gak kan nanti malem kita tidur di rumah, kita pulang loh, El gak seneng?" Tanya Alvin dengan tetap mengusap kepala sang anak

Elvio pun terdiam tapi dia tetap memeluk Alvin dengan Erat

Tit~
Tit~
Tit~
Tit~

(Plis maaf author gatau suara alarm di dalam pesawat soalnya gak oernah naik:))

Suara itu sukses membuat kegaduhan di dalam pesawat yang Alvin dan keluarganya naiki, dan itu juga sukses membuat Alvin panik, dia tidak bodoh untuk tahu arti dari alarm tersebut

"Mas bagaimana ini" ucap Tania panik

"Tenang Tania tenang, kamu cepat pakai jaket pelampungnya" perintah Alvin langsung di turuti oleh Tania

Alvin langsung melihat kebelakang dimana kedua putranya berada, dia melihat mereka tertidur, alvin melepaskan sabuk pengaman nya dan berjalan dengan sempoyongan ke arah putranya karena guncangan dari pesawat

Alvin menatap mereka bergantian, mengusap kepala dan pipi mereka, Alvin jadi mengingat masa masa saat mereka kecil, saat dimana dia mengajari para putranya berjalan juga bicara, Alvin mencium kening mereka menyalurkan kasih sayang nya, dengan perlahan dia mengguncang pundak mereka bermaksud membangun kan

Perlahan mata mereka terbuka dan seketika membolakan matanya karena terkejut dengan guncangan yang di timbulkan pesawat, Novan menatap Alvin yang berada di depan mereka, begitupun dengan William dan lebih terkejut lagi saat Alvin memeluk mereka berdua

"Peluk satu sama lain, jangan pernah lepaskan genggaman tangan kalian oke, papah sama mamah sayang kalian, kalian berdua jagoan jagoan papah, papah bangga punya anak seperti kalian" ucap Alvin dan tanpa sadar air matanya menetes

"Maaf mamah kalian gak bisa meluk kalian, adik kalian butuh mamah, mau berbagi?" Tanya Alvin di sela sela kepanikannya

Novan dan william mengangguk
"Kita sayang sama papah, sama mamah juga" ucap Novan

"Kita juga sayang sama El" tambah William

Alvin menghapus air matanya dan menatap kedua putranya dengan serius " kalian pakai jaket pelampungnya , pegang erat tangan masing masing, peluk satu sama lain, dan ayah minta satu hal, bertahan oke" ucap Alvin di akhiri dengan suara yang lirih

Setelah mengatakan hal itu Alvin kembali kedepan dimana istri dan keponakan nya berada, mereka berdua sudah memakai jaket pelampung, sekarang giliran Alvin yang memakainya

Mereka semua saling berpelukan dan berpegangan, saling merapalkan do'a meminta kepada tuhan untuk keselamatan mereka

Yang ada dalam benak Elvio hanya bagaimana nasib orangtuanya kalau dirinya tidak ada, apa mereka akan bahagia atau sedih tapi bagaimanapun juga Elvio tetap sayang pada mereka berdua juga kakak pertama nya, hanya orang mereka yang ada dalam pikiran nya sebelum semuanya menjadi gelap
.
.
.
.
.
TBC

Elvio Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang