Bagian 4.

4.8K 297 4
                                    

"Apa sudah ada hasil?"
"Belum opa"

Mereka berkumpul di ruang keluarga ,tidak ada yang melakukan aktivitasnya karena ingin kembali fokus mencari Elvio

"Andai dulu aku tidak bodoh mungkin El masih sama kita "ucap Darren
"Bukan cuma kamu yang salah tapi kita semua salah "ucap oma
"Sekarang tugas kita terus berusaha untuk mencari dimana El berada"tegas Opa

Sedangkan disisi lain El sedang dalam perjalanan nya menuju sekolah, kakinya sudah sembuh meskipun akan sedikit sakit jika berjalan

El pun memarkirkan motornya di parkiran dan menghampiri teman teman nya yang sudah menunggunya di parkiran

"Gimana kaki lu dah sembuh belum?" Tanya Naresh
"Udah ko ,cuma agak sakit dikit doang"
"Yaudah ke kelas bentar lagi bel masuk"ucap Jovan datar
"Dasar kulkas berjalan"gumam Helmi

Mereka pun berjalan menuju kelas mereka ,dalam perjalanan banyak sekali bisik bisik dari siswa yang memuji mereka tapi tetap mereka hiraukan kecuali Helmi ,dia sibuk membalas para siswi dengan kedipan mata

"Gua sumpahin mata lu sakit "ucap El
"Geli bat gua anjing"ucap Naresh
"Sirik aja lu"

Jovan hanya memutar matanya malas kenapa cuma dia yang waras disini

Bel masuk pun berbunyi dan pembelajaran pun di mulai ,walaupun mereka nakal dan Petakilan ,mereka tidak pernah membolos dan selalu mendengarkan apa yang guru katakan ,apalagi El dia sadar diri dia hanya anak beasiswa jika dia tidak memanfaatkan ini sebaik mungkin dia bisa di keluarkan dari sekolah

"Oke anak anak kerjakan soal dari halaman 54 sampai 55 ,minggu depan kumpulan"
"Baik pak"ucap mereka serempak

Mereka pun keluar untuk pergi ke kantin sekedar mengisi perut mereka

//Kantin
"Eh El nanti kata bang Gio ada yang nantangin balapan" ucap Naresh
"Siapa?"
"Gak tau ,mau lu ambil gak kalo ngga bakal di kasih orang"
"Oke deh duit gua juga udah mau abis ,lumayan buat bayar kos"
"Oke jam 10 katanya"
"Sip"

Mereka pun melanjutkan makan siang mereka di iringi dengan adu mulut Helmi dan El

"Udah ngapa sih berisik" ucap Naresh berusaha melerai sumpah telinga nya serasa mau pecah
"Lu diem"ucap El dan Helmi serentak
"Anj-"
"Berisik" ucap Jovan
"Eheh iya maaf bang sumpah deh"ucap El
"Lu sih"
"Lah ko gua"protes Helmi ,enak aja dia yang di salahin
"Heh"Jovan menatap mereka datar

Bel masuk pun berbunyi kembali ,mereka segera menghabiskan makanan mereka dan memasuki kelas

Skip

Saat dalam perjalanan pulang El tidak sengaja melihat seorang kakek yang terlihat kesusahan untuk menyebrang ,kenapa juga orang orang tidak membantu pikirnya tapi saat dia melihat ada remaja yang ingin membantu , dia melihat kakek itu memarahi remaja itu ,ah dia mengerti sekarang bukan orang orang tidak mau membantu tapi kakek itu sendiri yang keras kepala

Dia pun meminggirkan motornya dan berjalan mendekat ,setelah dia berada di dekat kakek itu dia berpura pura memainkan ponselnya lalu berjalan di samping kakek itu tanpa disadari kakek bahwa El sedang membantu dia menyebrang

Tanpa di sadari El seseorang memperhatikan nya ,dia terus menatap intens kepada Elvio
"Siapa dia? Kenapa terasa tidak asing"gumam nya

Dia pun memotret Elvio untuk menyelidiki lebih lanjut ,lampu merah pun sudah berubah ,dia kembali melanjutkan perjalanan nya
Begitupun dengan Elvio dia kembali melanjukan motornya dengan kecepatan tinggi ,karena dia harus pergi bekerja

.
.
.
.
Saat ini El sedang beristirahat di ruangan khusus karyawan , dia sengaja datang lebih awal karena memang dia tidak pulang ke kosan nya tapi langsung ke tempat kerja

Karena jarak kosan dan tempat dia bekerja cukup jauh jadi dapat di simpulkan jika dia pulang terlebih dahulu ,dia akan terlambat

"Woy bocah ! Ganti baju sono terus makan dulu ,shif gua udah beres "
"Oke bang makasih"

El pun mengganti seragam nya dengan pakaian khusus karyawan

.
.
.
.
El bekerja dari pukul 16.00 sampai 09.00 tapi jika weekend dia bekerja sampai tengah malam

El bolak balik membawa pesanan para pelanggan karena entah kenapa hari ini cafe 🌙 sangat ramai ,
Dia lelah tentu saja tapi dia harus tetap bersyukur di luaran sana banyak orang yang lebih menderita dari pada dia

"El tolong anterin ini ke meja no 8 ya"
"Iya kak"

Hari sudah larut dan Cafe 🌙 masih ramai pengunjung cafe ini memang buka 24 jam jadi orang orang akan kesini jika Cafe Cafe yang lain sudah tutup

El pun berganti pakaian karena shif nya sudah selesai ,dia harus cepat pergi ke arena karena satu jam lagi balapan akan dimulai , walaupun kenyataa tubuhnya sangat lelah dan butuh istirahat tapi apalah daya dia sangat membutuhkan uang itu untuk melanjutkan hidupnya , keluraga nya sudah tidak peduli jadi siapa yang akan mengasihani nya jika bukan dia sendiri

"Bang El duluan ya"pamit El pada Tian yang sedang menjaga kasir
"Yo hati hati El jangan kebut kebutan dah malem"
"Iya bang , El berangkat ya "
"Yoo"

El pun mengendarai motor nya dengan kecepatan tinggi ,dia takut terlambat karena jika di ambil alih ,dia akan membayar uang kos dari mana ? Gajih nya pun masih lama dan dia harus segera membayar uang kos jika tidak dia akan di usir
.
.
.
.
.
Vote & komen
TBC.

Elvio Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang