Dini hari, tepatnya di infirmary sekolah. Para murid spesialis medis tengah sibuk melakukan operasi darurat pada seorang siswi. Tidak ada seorangpun yang diperbolehkan masuk hingga operasi tersebut selesai.
"Anastesi." (Bius)
"Baik..."
"Forceps." (Gunting Tang)
"Ini..."
"Screw." (Skrup)
"Ini dia..."
"Brain." (Otak)
"Tidak ada."
"Needle." (jarum)
"Ini..."
"Wire." (Kawat)
"Segera datang..."
"Bandage."
"Maaf, kita kehabisan stock perban. Bagaimana jika menggunakan lakban saja?" Usul salah satu murid.
Gadis yang tengah mengoperasi pasiennya langsung mengernyit. Dirobeknya sedikit lilitan kain yang menutupi tubuhnya untuk dijadikan perban.
"Beres." Ucapnya dengan bangga, setelah melilitkan kain itu pada leher sang pasien.
Ada untungnya juga dia seorang mumi. Jadi tidak perlu repot membeli perban lagi.
"Aktifkan defibrillator 1.000 Volt." Titah mumi cantik itu.
"Siap."
Saat alat itu menyalurkan kejutan listrik pada tubuhnya, sang pasien pun tersadar dari tidurnya.
"Uahh!!! Hah! Hhah..! Aku bermimpi buruk, kepala ku tidak dapat disambungkan kembali!" Curhatnya setelah siuman.
"Tenang saja, Kepala mu telah kembali seperti semula. Lihat." Ucap mumi itu, menunjukan cermin padanya.
"Woahh gomawo Mina sunbaee!" Sang pasien langsung memeluk erat tubuh Mina.
"Aku tidak tau harus bagaimana untuk berterima kasih!"
"Ehm... Sebenarnya semua telah kembali semula, kecuali otak mu. Kami tidak dapat menemukannya."
"Ah kalau otak ku sedang dalam perbaikan profesor karena sering konslet hehe..."
"Begitu rupanya. Baiklah, karena kau sudah pulih. Aku akan memeriksa kondisi teman mu." Ucap Mina.
"Ah maja! Apa dia belum sadar juga!?" Seru Chaeyoung.
"Sepertinya belum."
"Hah... Apa dia begitu shock karena melihat wajahku yang buruk rupa??"
"Menurut ku, wajah mu imut." Puji Mina membuat Chaeyoung mengeluarkan asap dari kepalanya.
"C-chaeyoung-ssi!? Kau baik-baik saja?" Panik Mina.
"Kurasa kepala ku kembali mengalami kerusakan." Jawab Chaeyoung dengan percikan listrik di kepalanya.
"Omo! Chaeyoung-ssi!!" Pekik Mina.
****
Dahyun pov
Tamatlah riwayat ku jika terus berlama di tempat ini. Kenapa aku begitu bodoh sampai tidak menyadari jika sekolah ini diperuntukkan untuk para monster.
Pantas saja seluruh aturan dan kegiatan pada malam hari terasa sangat janggal bagi ku.
Jika saja kacamata ku tidak rusak. Mungkin aku tidak akan terjebak di sekolah bersama dengan monster yang ingin memakan ku ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monster Academy
FanfictionDahyun seorang siswi manusia, tidak sadar telah memasuki sekolah khusus untuk para monster dikarenakan kebodohannya. Mampukah ia bertahan hidup hingga kelulusan?