Let Me Go!

961 180 43
                                    


"Bakar!"

"Pasung manusia itu!"

"Penggal kepalanya!!"

Raung kemurkaan para monster terdengar sangat mengerikan. Mereka mengikat dan menyeret tubuh seorang gadis ke tengah lapangan sekolah untuk dihakimi.

"Tolong lepaskan aku! Aku hanya ingin pulang!" Jerit gadis itu diiringi isak tangis.

"Tidak ada ampun! Beraninya manusia memasuki sekolah suci ini!"

"Maafkan aku! Aku tidak berniat sekolah dengan kalian para monster! Ini hanya kesalahpahaman!"

"GROAAR!! Dia bahkan menghina kaum kita!!"

Murka para murid, mulai melempari gadis manusia itu dengan batu kerikil. Mereka semakin marah karena ucapannya yang tidak dapat diterima.

"Akhh! Hentikan!"

Gadis itu terus memohon untuk berhenti melemparinya.

Tepat di tengah kerumunan itu, dia melihat seniornya berdiri di antara para monster lainnya dengan tatapan dingin tidak peduli.

"Sana eonnie..." Gumam gadis itu.

Bukannya menolong, senior itu memalingkan wajahnya lalu melangkah pergi meninggalkannya.

"Ku pikir kita bisa menjadi teman. Tapi teganya kau malah membohongi ku..." Ucap Chaeyoung diantara kerumunan itu.

"Tidak. Chaeyoung-ah! Biar aku jelaskan semuanya!"

"Aku tidak butuh penjelasan dari mu."

"Aku benci manusia." Jawab Chaeyoung penuh kekecewaan, gadis itu pun pergi membiarkan mereka memasung tubuh Dahyun di tengah lapangan.

"Ini adalah hukuman bagi manusia yang berani menginjakkan kaki di sekolah ini!"

Teriak Jihyo dengan lantang. Menciptakan api menggunakan sihirnya tanpa keraguan.

Dahyun menatap takut pada kobaran api yang begitu panas di bawah kakinya.

"Selamat tinggal."

*BLARR!!

"Arghhh!!!"

Dahyun pov

Aku terbangun dengan kondisi basah kuyup akibat keringat yang membasahi sekujur tubuhku. Jantung ku berdebar-debar sangat kencang. Untunglah yang tadi hanya mimpi buruk.

Ku lirik ke arah jendela. Ternyata ini sudah siang. Sebaiknya aku segera mencari cara untuk melarikan diri dari tempat ini. Sebelum para monster itu mengetahui identitas ku yang sebenarnya.

Aku tidak ingin mimpi buruk ku menjadi kenyataan.

Ku sibakkan selimut milik ku, merogoh ponsel untuk memeriksa apakah ada sinyal atau tidak ditempat ini.

Ternyata tidak.

Lalu bagaimana caranya Sana menelpon keluarganya semalam jika ditempat ini sama sekali tidak ada sinyal. Apa dia menggunakan semacam telepati?

Ku langkahi perlahan peti mati disamping ranjang ku agar tidak menimbulkan suara apapun.

Takut membangunkan vampir yang masih terlelap didalamnya.

Sekarang aku harus berfikir, bagaimana caranya keluar dari sini. Dengan kondisi seluruh akses pintu kamar terkunci!??

Haruskah aku berteriak meminta tolong?

Monster AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang