Author pov
"Jangan lupa tugas mu." Peringat Tzuyu mendorong Dahyun ke arah Sana setelah sidang telah berakhir.
"Dahyun-ah!!!" Sana berlari menghampiri gadis manusia itu.
"Kau baik-baik saja!? Apa ada yang terluka? Anggota tubuh mu masih utuh bukan?! Katakan padaku jika dia melakukan sesuatu yang buruk padamu!" Seru Sana seraya mengecek tiap jengkal anggota tubuh Dahyun.
Tzuyu yang tidak ingin melihat momen mereka berdua, langsung menghilang detik itu juga.
"Eonhi afa yang hau lahuhan?" Tanya Dahyun tidak jelas karena Sana tengah mengecek rongga mulutnya serta menghitung jumlah gigi gadis itu.
"Aku harus memastikan kau dikembalikan dalam kondisi utuh tanpa luka sedikitpun."
"Tapi aku baik-baik saja." Ucap Dahyun.
"Lalu apa ini?" Tanya Sana setelah menemukan memar pada sikut Dahyun.
"Ini hanya luka kecil akibat kecerobohan ku sendiri." Jawab gadis itu tapi Sana tidak mempercayainya.
"Kembalilah ke dorm duluan." Titah Vampire itu.
Dahyun yang menyadari keinginan Sana untuk melabrak Tzuyu segera menahannya.
"Eonni! Sudahlah. Kau baru saja menerima peringatan dari para dewan. Aku tidak ingin ada masalah lagi."
Sana terkejut bukan karena ucapan Dahyun, melainkan karena gadis itu tiba-tiba merangkul erat lengannya.
"Eonni seharusnya lebih mengkhawatirkan diri sendiri, bagaimana jika sekolah sampai mengeluarkan mu?"
Sebenarnya itu tidak mungkin terjadi. Terlebih ini adalah sekolah untuk mendidik para monster.
Sebuah masalah sudah sering terjadi di kalangan para murid dan mengeluarkan monster dari sekolah hanya akan memperburuk sikap mereka.
"Kita kembali saja eoh?" Mohon Dahyun dengan wajah memelas.
Sana pun tersenyum tipis melihat kekhawatiran Dahyun. Lucu sekali pikirnya.
Akhirnya Vampire itu membiarkan sang gadis manusia menuntunnya kembali menuju jalan yang benar.
Entah kenapa, jika berada di sisi manusia itu sang vampire mendadak berubah 180° menjadi lemah lembut dan penurut.
Ingat hanya pada Manusia, dia akan kembali berubah menjadi ganas saat berhadapan dengan monster.
"Mi... Nato.. Zaki... SanaAAAA..."
"Omo museowo!!!" Pekik Dahyun melihat sosok zombie bangkit dari kuburan, berjalan terseok menghampiri mereka.
Sana menepuk kepala Dahyun pelan. "Gwenchana itu hanya ketua OSIS."
"Mwo!??" Kaget Dahyun, segera mengenakan kacamatanya.
Ternyata benar apa yang dikatakan Sana. Sosok itu bukanlah zombie, hanya Jihyo yang berlumuran lumpur dan tanah.
"Beraninya melakukan ini padaku!!!" Amuk Jihyo penuh kemarahan.
"Akan ku buat kalian semua yang terlibat mendapatkan hukuman berat!!"serunya berjalan semakin dekat.
"A-aku juga???" Panik Dahyun.
Belum sempat Jihyo menggunakan kemampuannya untuk memerintah, Sana langsung menempelkan gulungan kertas peringatan dewan pada dahi Jihyo.
"Fufu~ sepertinya kau sedikit terlambat. Aku sudah mendapatkan hukuman atas perbuatan ku yang lain." Kekeh Sana meremehkan penyihir itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monster Academy
FanfictionDahyun seorang siswi manusia, tidak sadar telah memasuki sekolah khusus untuk para monster dikarenakan kebodohannya. Mampukah ia bertahan hidup hingga kelulusan?