Chapter 12

5 0 0
                                    

Happy reading

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Lea!" Pekik (y/n) yang lari ke arah gue dan langsung meluk gue erat, tapi dia tetep hati-hati sama luka gue.

Setelah pencabutan tuntutan selesai, gue dan yang lainnya langsung pergi keluar, kecuali papa sama om Keiji. Mereka berdua masih berhadapan sama hakim, gue gak tau apa urusan mereka karena yang penting papa udah percaya sama gue dan cabut tuntutannya.

"Akhirnya lo sadar, lo tau? Lagi-lagi kelas kita kek kelas mati selama gak ada lo, semuanya hampa dan kosong," kata (y/n) yang tersenyum lega ke arah gue.

Tapi percakapan gue sama (y/n) harus kepotong karena 2 orang remaja yang sempet dituntut hampirin kita berdua.

"Kalian--!!"

Gue tahan (y/n) yang emosinya hampir meledak, dia cuma natap gue kesel karena nahan dia buat ngomelin dua remaja itu.

"Ada perlu apa?" Tanya gue datar natap mereka.

"Lea-- gue bener-bener minta maaf ya. Gue bodoh banget cuma karena cinta, gue hampir nyelakain lo. Bahkan ngerundung lo sama yang lain," kata kak Umika yang nundukkin kepalanya, gak berani natap gue.

"Gue juga mau minta maaf karena emosi, gue hampir bunuh lo," lirih kak Kenzo natap gue.

Gue cuma terdiam, bayang-bayang waktu mereka nyiksa gue masih teringat jelas di otak gue. Bahkan, gue gak pernah nyangka ada yang bakal nyelakain gue cuma demi cinta.

Tangan gue gemeter, pikiran gue kalut dengan apa yang pernah mereka lakuin ke gue. Rasa cemas dan takut mulai nyelimutin hati gue, sampe badan gue mulai keringet dingin.

"Lea?!" Panik Kazuto yang emang ikut ke pengadilan.

"Lea, kamu gapapa?!" Panik kak Hayate yang juga hampirin gue.

"A-- aku gapapa--" napas gue memendek, kepala gue sakit, perasaan takut akan kejadian yang sama terulang lagi mulai muncul.

"Lea," suara lembut tapi tegas manggil gue, gue noleh ke belakang dan mendapati kak Theo yang berdiri sambil pegang pundak gue.

"Jangan takut, kita ada di sini," lanjut kak Nathan yang senyum ke arah gue.

"Iya, kak Lea nggak usah takut," timpal Felix yang juga senyum ke arah gue.

"Tata tuat!!" Pekik Alvaro yang buat gue semakin tenang.

"Kita tau kita salah, kita mau minta maaf ke lo secara langsung. Kalo lo nggak mau maafin juga gapapa, karena ini semua pure salah kita berdua sama papa," kata kak Kenzo buat gue natap dia.

BETWEEN US | Axelle Family |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang