Chapter 15

6 0 0
                                    

Happy reading

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Author POV.

Beberapa minggu setelah operasi, Lea diperbolehkan pulang ke mansion. Theo membantu adiknya berjalan masuk ke dalam mansion.

"Itu...," ujar Lea sedikit ragu menatap Theo.

"Kamu butuh sesuatu?" Tanya Theo menatap adiknya itu.

"Maaf kalo misalkan selama ini aku bikin masalah," cicit Lea merasa bersalah.

"Hah?" Beo Theo yang bingung.

"Mungkin aku enggak inget kakak siapa, tapi aku merasa harus minta maaf ke kakak karena ngelakuin sesuatu yang udah buat kakak marah," lanjut Lea membuat Theo paham.

"Lea, dengerin kakak," ujar Theo lembut dan berjongkok di hadapan Lea yang sedang duduk di sofa ruang keluarga.

"Meski kamu lupa ingatan atau enggak inget sama sekali, kakak bakal selalu maafin kamu. Entah itu masalah besar atau kecil, kakak tetep sayang kamu. Jelas?" jelasnya membuat Lea mengangguk dan tersenyum kecil.

Theo pun menghela napas lega dan mengusap lembut kepala adiknya, meski dirinya jarang berinteraksi dengan Lea tapi ia sangat tulus menyayangi adiknya itu. Bahkan saat ia mendengar Lea diserang oleh Kenzo karena masalah Umika, ia sempat marah dan menyuruh anak buahnya untuk mencari Lea.

Bersyukur saat Theo marah, Kaito datang dan mengajukan diri untuk pergi menyusul Lea. Akhirnya ia mengizinkan Kaito untuk menyusul sang adik.

"Ada hal penting yang harus kakak kasih tau, tapi mungkin sekarang bukan waktu yang pas," kata Theo yang berdiri dan menatap foto keluarganya.

Theo pun berjalan meninggalkan Lea sendirian di ruang keluarga. Lea yang kehilangan beberapa ingatannya dan penasaran pun berjalan ke arah bingkai-bingkai foto yang ada di meja. Di sana ada banyak fotonya dengan keluarganya, bahkan ada beberapa orang yang Lea tidak kenali karena amnesia.

"Lea," panggil seseorang membuat Lea menoleh.

Seorang gadis-- tidak, seorang wanita seumuran Lea datang. Lea mengernyitkan dahinya, ia heran kenapa wanita itu bisa sangat mirip dengannya. Bahkan hampir tidak ada bedanya, yang membedakan hanya bentuk mata dan senyum mereka.

"Lo siapa?" Tanya Lea bingung.

Wanita itu hanya tersenyum sendu, tak menyangka bahwa kembarannya akan melupakannya.

"Gue (y/n), kembaran lo," jawab (y/n) menatap Lea.

"Oh, maaf," cicit Lea menatap bingkai-bingkai foto.

(Y/n) berjalan mendekat ke arah Lea, ia ikut menatap bingkai-bingkai foto yang tertata rapi di atas meja khusus foto keluarga. Mulai dari keluarga Axelle hingga keluarga besar mereka.

"Asing?" Tanya (y/n) menatap Lea.

"Sedikit, ada beberapa yang gue inget. Selebihnya gue lupa," jawab Lea yang juga menatap (y/n).

BETWEEN US | Axelle Family |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang