Season 2: Chapter 9

5 2 3
                                    

Happy reading

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Gue natap mama dengan perasaan campur aduk, gak tau gimana cara deskripsiin rasanya. Om Nathan bilang mama lagi hamil, hal itu yang buat gue seneng. Tapi di sini lain, gue sedih karena udah sebulan mama belum sadar.

"Ma, Yuri harus gimana biar mama bangun?" Lirih gue yang menggenggam tangan mama.

Tokk tokk tokk

Pintu kamar mama diketuk, gue sontak noleh dan liat papa bawa nampan yang isinya bubur sama jus jeruk. Seketika gue gak mood makan karena menunya adalah makanan yang paling gak gue suka.

Sejak trauma gue kambuh, om Nathan nyaranin gue buat makan makanan yang gampang di cerna. Papa sering buatin gue bubur dan jus yang tiap hari buahnya macem-macem.

"Yuri, makan dulu," pinta papa sambil naroh nampan tadi di meja samping kasur mama.

"Enggak, pa. Yuri nggak laper," tolak gue halus.

"Nanti kamu sakit, sedikit aja ya," bujuk papa yang tetep gue gelengin.

Gue balik natap mama, tapi kemudian gue mengernyitkan dahi gue saat sadar sesuatu.

"P-- pa, om Nathan mana?" Tanya gue tanpa noleh ke papa.

"Ada di lu--"

"PA, TOLONG PANGGIL OM NATHAN!!"

Skip

"Hahaha!" Tawa Koutaro natap gue.

"Berisik!" Kesel gue.

"Makanya jadi cewek tuh nurut, akhirnya tunduk juga kan sama Naga," tawa bang Shunta buat gue semakin bad mood.

Gue yang disuapin Michinaga pun cuma bisa diem.

Setelah mama sadar beberapa jam yang lalu, papa nyerah buat bujuk gue makan. Tapi gak sampe situ doang, Michinaga dateng bareng keluarganya dan di saat itu papa ngadu ke Michinaga.

Iya, ngadunya ke Michinaga.

Kenapa?

Jawabannya karena sialnya cuma Michinaga sama Shoutaro yang bisa bikin gue tunduk selain mama. Ancaman mereka gak main-main, sekalinya ngancam pun gak segan-segan.

"Kusut ama tuh muka, kek gak pernah di setrika," jail kak Shunsuke.

"Udah, gue udah kenyang," tolak gue waktu Michinaga nyendok bubur ke mulut gue.

"Lo baru makan sepuluh suap, mana kenyang?" Tanya Yuumi yang bikin gue mendengus kesel.

"Kenyang," jawab gue singkat.

Gue pun berdiri dan berniat pergi dari ruang makan, tapi Michinaga nahan tangan gue.

"Kenapa lagi, Michinaga?" Tanya gue yang berusaha sabar.

"Jusnya lo minum dulu, lo gak mau kan bikin om Hayate sedih? Dia rela bikin ini disela-sela kesibukannya," jawab Michinaga yang kemudian pergi dari ruang makan.

BETWEEN US | Axelle Family |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang