Gery menatap ruangan rumah sakit itu yang tampak sangat sepi, Arika dan venus barusaja pulang kerumah karena ini sudah larut malam tidak baik untuk ibu hamil bergadang. Sedangkan Justin sedang membeli makanan diluar, inilah hal yang paling Gery benci adalah kesepian yang selalu ada dihidup nya. Menunggu sang ayah yang hanya sibuk dengan urusan pekerjaan dan mengurusi istri barunya, mama? Gery bahkan sudah tidak berharap kedatangan sang mama di hidup nya lagi setelah sebelas tahun meninggalkan Gery dan membiarkan Gery dengan sang ayah yang selalu memaksa Gery untuk menjadi sempurna.
Ceklek
Justin datang dengan membawa dua kantong plastik kresek yang berisikan nasi bungkus, Justin mendekati meja yang berada disamping ranjang Gery kemudian menaruh semua belanjaannya diatas meja. Justin menatap Gery yang juga menatap nya, kecewa itu yang Justin rasakan sekarang ini.
"Sejak kapan lo dapet penyakit ini?".tanya Justin kepada Gery.
"Sejak gue kelas satu sma" Jawab Gery.
Justin langsung duduk dikursi yang disediakan disana, menatap Gery kecewa.
"Lo anggap gue apasih Gery, bukannya lo itu sepupu gue dan kenapa lo-".
"Bokap gue kapan datang?" Potong Gery menatap Justin.
Justin mengusap wajahnya, "kata om Hery dia sibuk, besok paling dia datang kesini".
Gery terkekeh miris. "Lo nggak ucapin?, baru Arika dan Venus lo".
"Happy birthday Gery, semoga lo bisa sembuh dan ceria kayak dulu lagi" Ucap Justin. Sumpah Justin sebenarnya ingin menangis tetapi dirinya mencoba menahan dengan membuat senyuman palsu diwajahnya.
"Lo berharap gue sembuh jas?".
Justin mengangguk.
"Gue nggak bakal sembuh, gue aja nggak berharap gue bakal sembuh. Buat apa gue ada di dunia ini kalau gue nggak pernah bahagia?".
"Karena lo Ger, gue sekarang ngerti bahwa lo itu seorang iblis yang berhati malaikat". Ucap Justin menatap Gery.
"Gue tau kok Gery. lo suka sama Arika dan lo cinta sama dia, tapi lo selalu ngalah Gery".sambung Justin.
"Dia nggak pantas buat gue yang seorang penghianat, dia cuman pantas sama Venus cowok yang selalu menjaga wanita nya". Ucap Gery menatap langit-langit rumah sakit.
"Gue mau nanya sama lo".
"Kenapa lo sembunyikan penyakit lo dari gue?".tanya Justin kepada Gery.
"Gue nggak mau nyusahin lo jas, cukup itu aja gue nyusahin lo" Jawab Gery.
Justin terkekeh. "Selama ini lo anggap gue apa?, lo selalu bertindak sendiri aja Gery padahal lo butuh bantuan orang lain, tetapi ketika orang lain butuh bantuan lo selalu ada buat mereka.
Pikir Gery, lo itu juga pantas bahagia bukan cuman mereka aja. Lo berhak bahagia Ger-".
"GUE MAU BAHAGIA BAGAIMANA JAS, PAPA DAN MAMA GUE AJA NGGAK PERDULI DENGAN HARI ULANG TAHUN GUE, ITU LO BILANG GUE PANTAS BAHAGIA!" jerit Gery yang kini air matanya menitik.
"Lo salah".
"Nyokap lo itu sayang sama lo, bahkan dia selalu mengingat hari ulang tahun lo Ger. Dia juga kasih ucapan selamat sama lo melalui pesan whatsapp dan itu lo bilang tante gue nggak perduli sama lo". Ucap Justin dan menyodorkan ponsel kepada Gery.
Gery mengambil ponsel itu dan membaca pesan itu, dirinya tersenyum tak menyangka bahwa mamanya mengingat hari ulang tahun nya.
Happy birthday anak mama, maaf mama nggak bisa kasih selamat secara langsung ke kamu. Sehat selalu ya Gery anak ganteng nya mama.. Happy reading Gery.
KAMU SEDANG MEMBACA
VENUSIO:this is a story about us |REVISI|
Novela JuvenilS E L E S A I... (SEBELUM BACA WAJIB FOLLOW) Benar apa kata orang, penyesalan selalu datang di akhir cerita. Kepastian palsu selalu di beri untuk Venus, harapan palsu selalu di beri untuk Venus.. Dan itu hanya kepalsuan belaka. Orang mana yang ti...