29.hoodie hitam

10 0 0
                                    

Happy reading
----------------------------

Hari yang di tunggu-tunggu venus adalah haru natal kelahiran Mesias, tepat tanggal dua puluh lima dimana Arika dan Venus harus ke gereja dan sepulang dari gereja mereka harus ke Jogja untuk berlibur dirumah eyang Venus. Melupakan kejadian beberapa hari yang lalu dimana teror pria Berhoodie hitam di geng motor Dark prince, kini mereka semua tengah berlibur dengan keluarga mereka semua..

Mereka tiba di jogja, disambut ramah oleh eyang Venus yang sangat cantik dan ramah serta sopan..

Venus memeluk eyang dengan erat, sungguh kangen diri nya. Lima tahun tak pernah berkunjung disini, terakhir dirinya datang ditempat ini adalah kelas satu SMP dimana dirinya masih culun.

Arika menatap rumah eyang Venus yang tak kalah mewah dari rumah Venus dan mami, Arika terpukau dengan kecantikan eyang Venus yang walaupun sudah tua tetapi kecantikan nya tidak menghilang dari wajahnya.

"Yaudah, masuk yuk daripada kalian diluar sini".ucap eyang Venus kepada kedua pasutri ini.

Arika dan venus mengangguk, kemudian melangkah masuk dengan menarik koper masing-masing menuju kamar mereka.

"Venuss!" Pekik seorang wanita yang tampak seusia dengan Venus yang sedang berlari kearah venus dengan merentangkan tangannya untuk memeluk Venus.

Wanita itu bernama Marsia, dia adalah sepupu Venus yang tinggal dijogja karena menjaga eyang. Venus memeluk Erika erat membuat Arika yang disebelah nya mendengus kesal.

Venus melepaskan pelukan Marsia, dan melirik Arika yang menunjukkan wajah cemburunya.

"Marsia Gunawan" Ucap Marsia yang ingin berselaman dengan Arika.

"Arika" Arika membalas jabatan tangan Marsia.

Marsia tersenyum hangat,

"Emmm, venus gue bakal antarin lo berdua kekamar kalian" Ucap Marsia sembari tersenyum.

Venus dan Arika mengangguk, Marsia pun tersenyum kemudian melangkah mengantarkan Venus kekamar. Venus dan Arika mengikuti langkah Marsia yang mengantarkan mereka kekamar.

Kini ketiganya berada dikamar Venus, Arika begitu bahagia ketika dirinya menatap foto masa kecil Venus yang terpajang di sana. Foto masa kecil memang lah buruk tetapi senyum di foto itu tak menyimpan sebuah masalah.

"Gue keluar dulu ya, nggak bagus liat suami istri lagi mau ehm".ucap Marsia kemudian pergi keluar meninggalkan venusio serta arika.

"Kau dulu sangat lucu" Ucap Arika mengambil sebuah foto bingkai yang dimana terlihat Venus yang tengah tersenyum lebar.

Venus yang melihat itu pun seketika menjadi malu, dirinya sangat malu saat Arika melihat semua foto masa kecilnya.

"Ini apa".arika mengambil sebuah buku usang dan membukanya.

Hai aku venusio hiskisa Aldebaran, aku memiliki papi dan mami yang hebat. Mereka selalu menjaga venus dengan baik, terimakasih Tuhan telah memberikan Venus kebahagiaan yang luar biasa.

Venus menutup malu wajahnya saat Arika membaca buku diary milik nya sewaktu SD, arika menoleh menatap Venus kemudian tersenyum geli.

"Ternyata kau dulu sungguh Alay".ucap Arika kemudian menoelhidung Venus.

"Ayolah Arika jangan membaca semuanya, aku nanti jadi malu". Mohon Venus.

Arika terkekeh, "bodoamat, aku nggak peduli".

Venus langsung menjitak dahi Arika.

"Awas sakit Venus".ringis Arika mengusap dahinya.

"Tutup buku itu, atau aku banting kau".ancam Venus kepada Arika.

"Berarti lo banci kalau melakukan kdrt sama istri".balas Arika kemudian melangkah menuju ranjang.

Arika duduk ditepi ranjang dengan mengusap perutnya yang mulai nampak, dirinya memandangi setiap sudut kamar Venus yang terlihat penuh sekali hiasan seperti figuran spiderman dll.

"Kau memang, ternyata cuman preman kalau diluar di dalam kaya baby boy".ujar Arika menatap Venus yang sedang memerhatikan mobil-mobilan nya.

"Ini rahasia kita, jangan kau bongkar rahasia ini kelainnya bisa-bisanya gue di ejek bocil kebelet dewasa".ucap Venus.

"Okey, tapi harus ada satu syarat".

"Hm".

Arika tersenyum miring. "Kau seharian mengikuti apa kata aku".

"Hm"

---

Arika menatap Venus yang tengah memijit kakinya, sesekali Arika tersenyum gemas melihat wajah Venus yang masam. Kini matahari tergantikan oleh bulan, sebenarnya Arika tak tega melihat venus yang memijat kakinya dengan tidak ikhlas.

"Dah".

Venus langsung menatap Arika, "aku ke toilet dulu, ingin cuci tangan".

Arika mengangguk, Venus pun turun dari ranjang dan melangkah menuju kamar mandi. Saat Arika sendiri didalam kamar, Tiba-tiba ponselnya berbunyi pesan masuk.

Arika membuka ponsel dan melihat pesan masuk dari nomor tak dirinya kenal.

|Aku berada diteras rumah, coba kau mengintip dari balik jendela|

Arika yang membaca pesan itu seketika menjadi takut, namun dirinya turun dari ranjang dan mendekati gorden lalu mengintip keluar jendela. Bener diluar ada seorang memakai hoodie hitam dengan masker dirinya menatap tajam Arika sehingga Arika menjadi ketakutan.

"Sayang".venus yang baru keluar kamar mandi melihat Arika yang berdiri di situ dengan ketakutan.

Arika membalikkan badannya menatap Venus dengan raut wajah ketakutan. "Aku takut" Lirih Arika lalu mendekati venus dan memeluknya erat.

Venus tahu jika Arika sudah kenak teror dari orang misterius itu, entah mengapa Dark prince selalu mendapatkan teror itu.

"Dia tak akan bisa menyentuhmu, ada aku jangan takut." Bisik Venus mengusap lembut punggung Arika.

Arika mempererat pelukan nya, "dia ada diluar".

Venus melepaskan pelukan Arika, menatap arika lekat. "Jangan takut ada aku".

Arika mengangguk.

"D-dia pernah mengancam aku bakal mengambil kamu dan dede bayu dari aku".ucap Arika kepada Venus.

Venus menyeka air mata Arika. "Udah, masa udah gede masih cengeng sih".

Arika langsung meninju bidang dada Venus. "Ih nyebelin" .

Venus terkekeh. "Yaudah, ayo bobo kan capek seharian dipesawat".

Arika dan venus pun melangkah menuju ranjang dan naik keatas ranjang, Arika memperat pelukan nya kepada Venus.

Venus mengelus pipi Arika agar sang istri bisa tertidur, tak menunggu berapa lama Arika sudah terlelap didalam dekapan Venus.

Venus penasaran dengan pesan masuk yang selalu meneror istrinya, Venus langsung mengambil ponsel Arika dan mengeceknya.

Ada banyak pesan masuk dengan penuh ancaman dan tekanan, beberapa kali ada telpon masuk dari nomor itu. Venus mengirim nomor itu ponsel nya.

"Sebentar lagi kau akan terbongkar"gumam Venus kemudian meletakkan ponsel Arika dan mulai menyusul Arika tidur.

---

Gery terbangun dari tidurnya ketika tak sengaja ia mendengar suara shower rumah sakit, gery bingung apakah Justin belum juga pulang. Gery menatap jam dinding kamar rumah sakit yang ternyata sudah pukul sebelas malam, tidak mungkin seseorang mandi pada malam hari bukan?.

Gery turun dari ranjang namun tiba-tiba..

Hendrik pamannya Gery keluar dari kamar mandi dengan celana pendek dengan rambut basah. Gery seketika bernapas lega dia pikir siapa yang berada di dalam kamar mandi.

"Kapan paman datang kemari?".tanya Gery.

Hendrik langsung duduk disofa rumah sakit, "sejak tadi".

-----

Vote and coment jgn lpa

Tbc..

VENUSIO:this is a story about us |REVISI|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang