"Rik?" Junghwan melirik pintu gubuk yang tiba-tiba terbuka.
"Bang Yedam ..." nafas Junghwan tercekat saat melihat Yedam yang masuk dengan wajah penuh darah.
"Hallo, Hwan." sapa Yedam tersenyum manis.
Yedam semakin masuk ke dalam gubuk dengan seseorang yang di seret dengan keadaan yang begitu mengenaskan.
"R-riki," Junghwan tampak terbata-bata saat menyebutkan nama Riki.
Dan dengan tidak berperasaan nya, Yedam melemparkan begitu saja Riki kehadapan Junghwan.
Junghwan menyeret dirinya sendiri agar lebih dekat dengan Riki. Ia merasa wajah sang sahabat yang penuh akan darah.
"Rik, bangun ..."
"Ki ..."
"Riki," Junghwan mengguncang pelan tubuh Riki dengan air mata yang perlahan-lahan berjatuhan.
"Riki, bangun. Riki!" seru Junghwan dengan tangis yang akhirnya pecah.
Ia menangis tersedu-sedu sebari memeluk tubuh tak bernyawa sahabatnya itu. Dan seketika kejadian mengenaskan saat Junkyu di bunuh juga terlintas di pikiran Junghwan.
"Ngga! Ngga! Lo gak boleh pergi, Ki. Lo gak boleh ninggalin gue!" isaknya semakin mengguncang tubuh Riki.
"Riki, bangun!"
Saat Junghwan sedang menangis karena kepergian Riki. Disisi lain ada Yedam yang terlihat memperhatikan dengan tenang.
Ia sesekali melirik keluar gubuk untuk memastikan tidak ada siapapun di luar. Dan saat Yedam akan kembali memperhatikan Junghwan.
Nampak dia yang mencoba bangkit dengan wajah yang sembab. "Lo ngebunuh Riki?"
"Iyah, kenapa?" tanya balik Yedam santai.
"Bajingan lo, Bang." desis Junghwan menatap penuh kekecewaan dan dendam.
"Kenapa lo bunuh dia? KENAPA LO BUNUH SAHABAT GUE!" pekiknya dengan nafas yang memburu karena menahan amarah.
"Entahlah, tapi dia salah satu tumbal gue. Jadi gue harus nyingkirin dia," balasnya dengan santai.
"Dan sekarang, giliran lo." sambung Yedam dengan ekspresi wajah menyeramkan.
"Sebelum itu, dimana kerisnya?" Yedam memajukan langkah nya mendekati dengan Junghwan yang memundurkan dirinya.
"Keris apa? Ngga ada keris disini!" jawab Junghwan tegas dan mencoba untuk tidak takut.
"Oh, yah?" Yedam tampak menyeringai dengan Junghwan yang sudah terpojok.
Dan secara tiba-tiba, Yedam mencekik kuat leher Junghwan. "Jangan coba bohong sama gue, Hwan."
"Gue udah tau karena temen lo sendiri yang bilang," tunjuk Yedam pada mayat Riki yang di biarkan tergeletak begitu saja.
Junghwan tampak memberontak dan mencoba melepaskan cekikan Yedam pada dirinya. "L-lepas ..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Holiday
Horror[SUDAH TERBIT] _______________________ "Gue mau balik. Gue mau balik," "AAAAAAA BOTAK!" "BANG JAY TURU WOI!" "ITU PINGSAN, GOBLOK!" "SERET!" Liburan yang seharusnya menyenangkan bagi mereka malah justru terasa layaknya sebuah kutukan, gangguan dari...