໑▸ 21

4.6K 1K 601
                                    

"Secara garis besar, hotel ini di bangun di atas tanah sengketa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Secara garis besar, hotel ini di bangun di atas tanah sengketa."

"Dulu sekali, terjadi perselisihan antara warga desa dengan pengusaha kaya yang membangun di tanah ini."

"Mereka berseteru dan tidak ingin mengalah. Para warga menolak pembangunan hotel ini karena menurut mereka ini tanah milik nenek moyang mereka terdahulu dan tidak memperbolehkan hotel ini di bangun."

"Tetapi pengusaha kaya itu tetap keras kepala. Dia tetap ingin membangun hotel di tanah ini."

"Dan entah apa yang dia lakukan, tapi warga berpikir jika pengusa itu melakukan perjanjian dengan iblis dan membuat sebagian warga yang tinggal di tanah itu jatuh sakit dan berujung meninggal,"

"Setelah itu, dia benar-benar membangun hotel nya. Tapi tidak sampai situ, karena nyatanya iblis itu tetap meminta tumbal dan berakhir setiap tahun nya pasti ada saja tumbal."

"Dan hal gila kembali dia lakukan, dia membakar seluruh warga desa hidup-hidup dan menutup kasus nya menggunakan uang."

Asahi berjalan sendirian di lorong hotel. Setiap kata yang di ucapkan kakek Dongil terus teringang dalam pikiran nya.

Kejam sekali pikir Asahi. Dia sudah gila dan tidak pantas disebut manusia.

"Tapi kenapa harus gue dan temen-temen gue yang jadi tumbal selanjutnya?" gumam Asahi akhirnya menghentikan langkah nya dan diam berjongkok di lorong.

Dia yang sedang diam memikirkan ucapan kakek Dongil di buat terkejut saat tembok-tembok hotel terlihat penuh retakan dan lumut yang menempeli.

Seperti kejadian di rumah sakit, hotel indah yang mereka tempati mulai berubah menjadi bangunan tak terpakai yang menyeramkan.

"Shit," Asahi segera berlari ke arah kamar nya untuk menemui yang lain.

▪︎
▪︎
▪︎

"Mau pipis," bisik Heeseung pada Jaehyuk yang ada di sebelahnya.

Jaehyuk mengernyitkan dahinya bingung. "Yah, terus? Apa perlu gue pelototin lo yang pipis?"

"Kagak gitu, goblok. Anterin gue maksudnya." pinta Heeseung masih dengan suara kecil karena takut di dengar yang lain.

"Ck, males harus keluar." decak Jaehyuk karena kamar mandi nya dengan Asahi sedikit bermasalah.

"Heh, Jae. Parah banget sih lo sama temen sendiri ngga mau nganterin,"

"Bodoamat, sana lo pergi sendiri. Udah gede juga," usir Jaehyuk acuh.

Heeseung tampak mendumel dan mengumpati nya dalam hati. "Oke, fine Jae. Awas lo ngajak gue balap lodres ngadu sama si Angela butut lo."

Sweet HolidayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang