"Sumpah ya gue pengen nabok lo pas di kelas tadi."
"Kenapa?"
"Cringe banget sampe mau muntah rasanya."
Hyunjin mengerti dengan inti ucapan Eric tapi mau bagaimana lagi? Jika hanya itu satu-satunya cara untuk mendekati Seungmin tentu saja harus dijalani.
"Ric, Seungmin tuh baik banget ya. Dia bahkan ga pelit bagi nomor hp padahal kita baru kenal."
"Pftt emang lo pikir lo doang yang tau nomor hpnya? Gue kasih tau nih, Seungmin itu banyak yang naksir. Lo harus pinter-pinter atur strategi supaya bisa lancar pdktnya."
"Menurut lo bakal berhasil ga?"
"Tergantung usaha lo, Hyunjin. Yaaah paling 50:50."
"60:40 dong."
"40 berhasil, 60 gagal."
"Ck males gue sama lo."
Dan setelah itu Hyunjin kembali menyantap makan siangnya di restoran cepat saji dekat kampus bersama Eric.
...
"Darimana lo belajar typing kaya gini?""Hah? Oh... Dari mantan-mantan gue," ucap Hyunjin santai sambil mengunyah cemilan.
"Astaga..." Eric mengembalikan handphone Hyunjin setelah membaca chat antara Hyunjin dan Seungmin semalam. "Lo sampe ganti foto profil segala."
"Demi Seungmin."
Eric hanya bisa menghembuskan napas. Di satu sisi ia senang karena akhirnya Hyunjin bisa menyukai seseorang setelah sebelumnya sempat sakit hati, di sisi lain ia juga prihatin.
"Sekarang lo mau ngapain?"
"Nungguin Seungmin selesai kelas."
"Terus?"
"Ngobrol sama Seungmin."
Sepertinya sekarang dunia Hyunjin akan diisi oleh Kim Seungmin seorang.
Sesuai yang direncanakan, akhirnya Hyunjin bisa bertemu dengan Seungmin. Tapi saat melihat Seungmin keluar dari gedung fakultas dengan seseorang, niatnya untuk menghampiri Seungmin pun menghilang. Seungmin merangkul seorang pemuda dengan penuh kasih sayang. Mereka terlihat buru-buru tapi Hyunjin tak bisa berdiam diri. Setidaknya Hyunjin harus melakukan sesuatu agar penantiannya hari ini tidak sia-sia.
"Hai Seungmin!" sapa Hyunjin dengan ramah tak lupa tersenyum.
"Oh, Hyunjin? Lo ngapain di sini?"
"Eee kebetulan lewat aja trus liat kamu."
"Seung..."
Perhatian Seungmin pun kembali ke pemuda di sampingnya itu. "Hyunjin, gue harus pergi sekarang. Temen gue lagi sakit jadi gue mau anterin dia pulang."
"Temen kamu sakit? Yaudah kalo gitu hati-hati ya," ucap Hyunjin tak lupa menunjukkan ekspresi khawatir.
Disaat Seungmin terus melangkah menuntun temannya, Hyunjin kembali ke dirinya sendiri sambil tersenyum lega karena ternyata pemuda itu hanya teman bagi Seungmin. Dengan begini nanti malam Hyunjin jadi punya alasan untuk menelpon Seungmin. Siapa tau obrolan mereka bisa terus berlanjut dan setidaknya Seungmin semakin memperhatikannya.
...
Seungmin baru saja selesai mandi, masih dengan handuk yang menggelantung di pundaknya. Saat itu handphonenya berdering menampakkan nama Hyunjin di layar. Ia pun menerima panggilan tersebut dan menyapa Hyunjin dengan lembut.
"Halo Hyunjin?"
"A-aku ganggu ya?"
"Ngga kok. Ada apa?" tanya Seungmin sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.
"Temen kamu gimana?"
"Jisung? Hmm udah mendingan sih. Dia cuma kecapean aja."
"Syukurlah..." Hyunjin menjeda ucapannya, "Kamu udah makan?"
"Udah tadi, lo gimana?"
"Aku belum."
Seungmin pun melirik jam di dinding kamarnya, "Tapi ini udah lewat jam makan malam, Hyunjin."
Pemuda bermarga Hwang itu malah terkekeh, "Jadi aku harus apa?"
"Makan dong, tapi besok ga boleh lewat jam lagi."
"Kalo aku ga laper gimana?" Ayolah percakapan ini semata-mata hanya untuk terus mengobrol dengan Seungmin.
"Kalo ga laper berarti lo udah makan."
Tiba-tiba terdengar suara pintu kamar Seungmin yang diketuk. Seungmin sudah tau itu siapa dan akhirnya ia memutuskan untuk mengakhiri obrolan mereka karena harus membuka pintu.
"Hyunjin udah dulu ya. Adik gue minta diajarin buat PR."
"Kakak telfonan sama siapa?"
Seungmin tersenyum kemudian meletakkan kembali handphonenya.
"Temen kampus."
"Kak, malem ini aku boleh tidur sama kakak?"
"Kirain mau bikin PR. Boleh kok." Seungmin menepuk ranjangnya, "Sini."
Adik Seungmin yang bernama Kim Sunoo pun masuk ke kamar tersebut dan langsung naik ke ranjang. Dia terlihat senang karena bisa tidur dengan kakaknya malam ini.
"Kak."
"Hm?"
"Kalo papa sama mama beneran cerai, kita tinggal di mana?"
Seungmin terdiam mendengar pertanyaan sang adik. Bukan karena tidak bisa menjawab tapi lebih ke khawatir jika hal itulah yang membuat Sunoo kepikiran sehingga ingin tidur bersamanya.
"Sekarang kamu tidur aja. Jangan pikirin soal itu ya."
"Tapi aku mau tinggal sama kakak."
"Iya, kamu boleh ikut kakak."
Mendengar ucapan Seungmin akhirnya bisa membuat Sunoo tertidur. Baginya tidak ada yang lebih penting di dunia ini selain senyum dari sang adik. Sejak kecil Sunoo memang sering sakit, karena itu Seungmin selalu memberi perhatian lebih padanya.
"Tidur yang nyenyak, Sunoo."
Bersambung
seme x seme hmmm 🤔
KAMU SEDANG MEMBACA
what do you even know? | SeungJin
FanfictionHyunjin yang harus pura-pura jadi uke demi bisa pdkt sama Seungmin. 17-12-22 s/d ?? © 2022 by hwangsoul