8

832 110 14
                                    

Hyunjin berdiri di depan rumah ketua BEM yang bernama Lee Minho itu sambil meminum iced americano kesukaannya. Ia tidak ikut masuk karena tidak ingin terlalu ikut campur urusan pribadi orang lain. Syukurlah matahari tidak terik jadi Hyunjin masih baik-baik saja.

Sementara itu Seungmin sedang menunggu si ketua BEM selesai mandi. Tidak ada siapapun di rumah itu, selain Minho dan seorang pelayan.

15 menit menunggu membuat Seungmin gelisah. Bukan karena apa, hanya saja ia tidak enak membuat Hyunjin berdiri di luar menunggunya. Tak lama kemudian perhatian Seungmin teralihkan oleh kedatangan Minho dengan rambut basah dan handuk yang mengalung di pundaknya.

"Tumben," celetuk Minho sambil menuruni anak tangga.

"Siang kak."

"Ada apa?"

Seungmin tidak langsung menjawab. Ia masih menunggu Minho agar duduk di sofa, baru setelah itu ia akan lanjut bicara.

Minho akhirnya duduk lalu menaikkan satu alisnya karena Seungmin tak kunjung bicara.

"Ini soal Jisung."

"Kenapa dia?"

"Kayaknya putus bukan pilihan terbaik buat Jisung kak. Gue ga tega lihat Jisung sering nangisin lo."

"Yang ngajak putus kan dia. Lo sekarang mau ikut nyalahin gue?"

"Bukan gitu, posisinya sekarang kakak ketua BEM. Gue tau pasti sulit ngatur waktu dan Jisung ngerasa kakak banyak berubah sejak ada kesibukan. Makanya dia minta putus."

"Ye terus gue harus ngajak balikan gitu?"

Cara bicara Minho benar-benar menguji kesabaran Seungmin. Untungnya ia masih bisa menahan emosi.

"Ngga gitu, minimal kakak bersikap baik ke Jisung. Contoh kecil kayak bales chatnya atau senyumin dia waktu ga sengaja papasan."

Minho terlihat sedang berpikir. Sebenarnya ia tidak terlalu peduli pada Jisung apalagi pada ucapan Seungmin. Tiba-tiba ia tersenyum miring membuat Seungmin heran sekaligus bingung.

"Daripada jadi penasehat percintaan Jisung, kenapa lo ga coba sendiri pacaran sama gue?"

"Hah?" Seungmin mengepal kedua telapak tangannya.

"Pinggang lo terlalu ramping buat jadi seme. Kayaknya sekali gue tarik lo bakal langsung jatuh ke pangkuan gue."

Tiba-tiba Seungmin mencengkram kerah baju Minho cukup kuat dan bersiap ingin melayangkan tinju. Matanya menatap Minho tajam dan eskpresinya dingin, benar-benar seperti orang lain saja.

"Kalo aja lo bukan mantan Jisung yang masih dia sayang, gue pasti udah mukul lo sekarang."

Minho tidak mengatakan apapun. Ia masih tidak menyangka jika pemuda yang ia pikir lemah bisa memberi tatapan setajam itu.

"Harusnya lo mengundurkan diri jadi ketua BEM sebelum lo bikin jelek nama kampus."

Setelah mengatakan itu Seungmin pun melepas cengkraman tangannya dan melangkah menuju pintu untuk segera keluar dari rumah tersebut. Hebatnya Seungmin bisa langsung mengubah ekspresi dinginnya menjadi hangat kembali saat melihat Hyunjin bersandar di pagar sambil memegang minuman.

"Maaf gue lama."

"Hm? Udah selesai?"

"Udah kok."

"Jadi temen kamu sekarang gimana?"

Seungmin mengangkat kedua bahunya, "Lihat nanti aja. Lagian gue udah usaha bantuin."

Hyunjin hanya mengangguk dengan sedotan yang masih menempel di antara bibirnya.

what do you even know? | SeungJinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang