Pagi hari di SMA Permana, anak-anak di sana sudah tidak mengerumuni Alvaro dan Clara yang sedang berjalan berdua lagi. Hanya bisa saling berbisik satu sama lain dengan sangat pelan.
Soal rumor berpacaran tersebut? Sepertinya semuanya sudah beres diselesaikan oleh lima babunya Alvaro. Mereka sudah menemukan orang yang membuat trending tersebut. Orang yang membuatnya pun sudah meminta maaf.
Sekarang, Alvaro beserta babunya, alias kawan-kawannya yang setia menemaninya — Nathan, Tino, Liam, Dafa dan Okta sedang berada di rooftop.
Ya, mereka berenam sedang berada di rooftop untuk menghindari ocehan dari Pak Rudi yang menjelaskan materi tidak ada hentinya. Apakah guru tersebut tidak capek menjelaskan materi tanpa jeda sekalipun? Jujurly, mereka berenam atau mungkin satu sekolah saja capek melihatnya, dan pusing mendengarnya. Maka dari itu, mereka berenam ke rooftop untuk menghindari penjelasan materi dari Pak Rudi. Atau bisa dikatakan bolos?
"Gila ya, bisa-bisanya Pak Rudi ga capek jelasin materi. Gue yang liatnya aja capek." Tino berdecak dan menggeleng heran.
"Tau. Ngomongnya kaya di bandara. Secepat gue melupakan dia," balas Nathan.
"Prot, prot, anjing terberak-berak. Pacaran belum ada sehari aja udah putus. Terus gamon berbulan-bulan. Apakah itu bisa dikatakan cepat miskah?" Tanya Tino bertanya-tanya.
"Kamu nanyeaa? Kata siapa gue gamon berbulan-bulan?" Nathan menaikkan sebelah alisnya.
"Kata bapak lo. Ya kata lo lah dongo. Orang tiap hari aja lo curhat ke gue." Tino memutar bola matanya malas, membuat Nathan menatapnya sinis. Kenapa manusia setengah jadi tersebut tidak bisa menjaga rahasianya?
Eh, wait. Apa katanya?
Rahasia?
Yang lain sudah tahu ia katakan rahasia?
Ck. Lawak sekali manusia setengah jadi satu ini.
Padahal, ia sendiri yang curhat ke mereka hampir setiap harinya.
Yang lain terkekeh geli. Dan di sisi lain, Alvaro sedang melamuni nasibnya. Entahlah, sepertinya ia sekarang sedang cosplay jadi Dafa. Yaitu, menjadi sad boy sejati number one.
Okta yang menyadari perubahan dari Alvaro langsung merangkul bahunya dan menepuknya. "Kalo ada masalah itu cerita. Bukan menyendiri kayak gini."
Alvaro mendongak, menatap ke arah yang bersuara. Ia menghela napas gusar, tersenyum tipis dan menggeleng sebagai jawaban bahwa ia baik-baik saja.
Okta ikut menghela napas gusar dan menepuk bahu Alvaro lagi.
Sorry ta, gue belum bisa cerita sekarang, batinnya.
᯽❀᯽
Jam istirahat sudah tiba. Clara yang malas sekali ke luar kelas dipaksa dan diseret oleh Ceysa. Memang ya, cewek satu ini tidak ada lembut-lembutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALCLA
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Berawal dari perdebatan kecil antar dua remaja SMA. Sampai pada suatu saat, orang tua mereka ternyata sudah berteman sejak lama. Dan sebelumnya, orang tua mereka sudah merencanakan perjodohan untuk kedua remaja tersebut. Dua...