ALCLA || 06

100 51 48
                                    

Tidak membutuhkan waktu lama untuk keluarga tersebut selesai makan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak membutuhkan waktu lama untuk keluarga tersebut selesai makan. Sekarang, mereka sedang berada di ruang keluarga untuk membahas perihal perjodohan.

"Clara. Perjodohan kamu sama Alvaro itu benar. Bunda, ayah, dan keluarga Alvaro, sudah sepakat untuk menjodohkan kalian berdua."

"Kamu ingat ga? Kamu dulu pernah merengek ga mau pindah dari rumah lama karena sahabat cowo kamu itu?"

"Dan, kamu ingat ga? kalau nama sahabat cowo kamu itu, Alvaro? Yang dulu kamu sering manggil dia Alo?"

"Orang yang mau bunda dan ayah jodohkan itu sahabat kecil kamu. Alvaro."

Clara terdiam. Ia tidak bisa berkata apa-apa. Dan matanya sekarang tiba-tiba berkaca-kaca.

"Alvaro yang dulu sering main berdua sama kamu. Alvaro yang suka main kejar-kejaran sama kamu."

"Kamu harusnya senang dong. Karena, dulu kamu pernah bilang sama bunda, kalau kamu ga mau jauh-jauh dari Varo. Mau main kejar-kejaran terus sama dia. Iya, kan?"

"Sekarang, bunda dan ayah sudah turutin permintaan kamu. Walaupun telat, tapi gapapa, kan? Kamu tetap senang, kan ketemu dia? Kamu mau, kan sayang. Kalau bunda dan ayah jodohkan kalian berdua?"

Sungguh. Clara tidak bisa berkata apa-apa. Kenapa ia baru ketemu Alvaro sahabat kecilnya saat SMA? Mana cowok itu sangat menyebalkan lagi.

Ia tidak percaya, bahwa sahabat kecilnya yang selalu main bersamanya dulu adalah Alvaro. Orang yang menyebalkan itu?

Pantes sekali, Clara seperti tidak asing dengannya. Ternyata? Ternyata Alvaro sahabat kecilnya? Ah, Clara sama sekali tidak menyangka dengan ini semua.

"Mungkin untuk sekarang kamu belum bisa jawab. Kamu masih tidak menyangka kalau Alo itu adalah Alvaro, teman SMA kamu sekarang. Tapi mamah dan papah mohon sama kamu untuk jawab secepat mungkin, ya? Kasih jawaban terbaik untuk kami."

"Alvaro itu anak baik. Mamah yakin kalau dia itu orang yang tepat untuk kamu. Apa lagi kalian bersahabat sejak kecil, kan? Bunda juga ga main jodoh-jodohkan kamu ke sembarang orang."

"Tapi kenapa harus dijodohkan sekarang? Aku masih sekolah nda. Aku masih mau lanjut sekolah. Aku masih mau gapai cita-cita aku. Dan aku, mau ngabisin masa remajaku." Perlahan air mata Clara turun membasahi pipinya.

Dengan cepat, Kathaleen mengusapnya. "Iya mamah ngerti. Kamu masih tetap bisa sekolah sayang. Kamu masih bisa gapai cita-cita kamu. Dan kamu bisa ngabisin masa remaja kamu sama Varo."

"Sekarang kamu ganti baju gih. Kan, mau ketemuan sama sahabat kamu." Dallen ikut nimbrung dan menaik turunkan alisnya. Berniat untuk meledekan putri satu-satunya tersebut.

"Apaan si ayah."

Dallen dan Kathaleen tertawa saat melihat tingkah putri mereka yang seolah-olah sedang menahan salting.

ALCLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang