Alvaro sudah masuk kedalam rumah yang mama nya sherlock. Dan benar sekali. Rumah tersebut adalah rumah bang Carly. Rumah yang pernah ia kunjungi sebelumnya.
"Bentar ya, saya panggil kan dulu anak saya," ucap wanita paruh baya.
Ia berjalan menaiki satu persatu anak tangga, dan menuju kamar anaknya. Saat ia sudah di depan kamar anaknya, ia mendengar kegaduhan di dalam. Terdengar musik yang anaknya setel keras sekali, hingga terdengar sampai luar kamarnya.
Wanita paruh baya tersebut menggelengkan kepalanya. Dan ia langsung main masuk saja tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Sampai anak perempuannya di dalam sana terkejut.
"Kamcagiya! Ish Nda, main buka pintu aja. Ga ketuk pintu dulu"
"Ya maaf... lagi kamu ngapain sih yaAllah" wanita paruh baya itu menggelengkan kepalanya lagi. Anaknya itupun hanya cengengesan saja. Wanita paruh baya tersebut melihat kamar anaknya yang sangat berantakan, bak kapal pecah.
Selimut yang sudah acak adul, banyak sisa-sisa makanan yang berserakan dilantai, lampu siang hari bolong dinyalakan sama nya, gorden juga ditutup olehnya. Dan ia tadi sedang dalam posisi lompat-lompat sambil nyanyi, remote televisi dijadikan mic olehnya, terus televisinya menyala untuk melihat lirik lagu. Dan tidak lupa dengan speaker kecil untuk mendengarkan lagu dari televisinya.
"Ngomong-ngomong bunda mau ngapain?" Tanya anaknya langsung to the point.
"Oh itu. Kamu kebawah sekarang, ada teman bunda soalnya. Terus itu, ganti baju sana," bundanya itu melihat anaknya dari atas sampai bawah dan menggelengkan kepalanya saat melihat baju anaknya.
Anaknya nyengir kuda, ber-oh ria dan mengiyakannya.
Tidak butuh waktu lama ia sudah mengganti baju yang lebih sopan dan ia turun kebawah. Ia tidak tahu kenapa ia disuruh kebawah. Fikir nya, ia akan disuruh buat beres-beres rumah nanti.
"LO?" Mata gadis itu melebar saat melihat Alvaro lagi-lagi ada dirumahnya.
"Dunia luas banget loh. Tapi kenapa gue ketemu lo terus sih?!"
"Lo yang terus-terusan ngikutin gue kali," balas Alvaro dengan wajah datar.
"Dih, dih, pede banget lo. Udah jelas-jelas ini rumah gue ck!"
"Raa," panggil bunda nya sambil menepuk-nepuk pelan bahu anaknya dan ngarahin dagunya ke mamah nya Alvaro.
"Eh, m-maaf tante." Ia menoleh ke mamahnya Alvaro sambil senyum terus nunduk. Mamah nya Alvaro cuma bisa menggelengkan kepalanya dan senyum.
Setelah meminta maaf, gadis tersebut duduk berhadapan dengan Alvaro. Sejujurnya ia malas sekali, tapi ya mau bagaimana lagi.
Selama mereka berhadapan, mereka tidak melihat satu sama lain. Sekali nya saling lihat, mereka sama-sama memandang sinis.
"Mah, sebenernya Clara di sini ngapain?" Bisik gadis tadi yaitu Clara kepada mamah nya.
"Sssttt, udah diem dulu," balas mamah nya sambil saling bisik juga.
"Jeng kita pamit dulu ya. Soal perjodohan nanti malam kita bahas bareng-bareng," ucap mamahnya Alvaro. Dan bundanya Clara mengangguk.
"HAH, PERJODOHAN?!!" ucap Varo dan Clara kompak. Mereka sama-sama melebarkan bola matanya, saling tatap-tatapan, dan setelah mendengar satu kata 'perjodohan', mereka refleks berdiri bareng.
Ibu mereka pun mengangguk berbarengan. Alvaro dan Clara tidak henti-hentinya melebarkan bola mata mereka.
᯽❀᯽
Alvaro dan mamah nya sudah pulang. Clara masih bad mood dan mengurung dirinya dikamar sambil mengunci pintu kamarnya. Dan ia sedang menggerutu kesal sendiri dikamar sambil membereskan kamar yang di berantakan olehnya sendiri.
Belum juga kamarnya bersih, ia sudah merebahkan dirinya dikamar dan masih menggerutu.
"Bisa-bisanya gitu mamah jodohin gue sama tuh anak," monolog nya masih mengomel sendiri sambil tiduran di kasur.
Tok tok tok
Suara ketukan dari pintu kamar Clara terdengar. Clara berdiri dari ranjangnya dan jalan kearah suara ketukan pintu berada. Ia mendapatkan sosok mamahnya dari depan pintu kamarnya.
"Makan dulu," ucap wanita paruh baya, yang tidak lain dan tidak bukan adalah bunda Clara. Clara mengangguk terus mengikuti bundanya ke meja makan.
"Varo tadi ke sini bun?" Tanya bang Carly, kakaknya Clara tiba-tiba. Saat mereka sudah berada dimeja makan, dan sudah memakan makanan bikinan mamah mereka.
Clara yang sedang menyendokkan nasi yang ingin masuk ke dalam mulut, berhenti saat mendengar kakaknya bertanya. Ia menatap kakaknya dengan menyipitkan matanya.
Bagaimana kakaknya bisa tahu, kalau Alvaro datang ke rumahnya? Dan, dimana kedua manusia Adam tersebut saling kenal?
"Iya," Balas Kathaleen — ibunda Clara.
••••
"Bun, yah"
"Iya, kenapa sayang?" Balas Kathaleen lembut.
"Soal perjodohan aku sama Varo, emang bener? Bunda sama ayah mau jodohin aku sama dia?"
Deg
Kathaleen terdiam dan menatap Dallen sang suami.
"Nanti setelah makan, kita bicarakan ya Ara," Dallen tersenyum dan mengusap rambut anaknya lembut. Clara mengangguk menyetujui.
Jangan lupa pencet vote and komen yah♡
Dan rekomendasikan cerita ALCLA ke temen atau sosmed kalian!<3
KAMU SEDANG MEMBACA
ALCLA
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Berawal dari perdebatan kecil antar dua remaja SMA. Sampai pada suatu saat, orang tua mereka ternyata sudah berteman sejak lama. Dan sebelumnya, orang tua mereka sudah merencanakan perjodohan untuk kedua remaja tersebut. Dua...