ALCLA || 11

49 5 0
                                    

Di markas Adiridtaby, semua anggota sedang berada di sana dengan wajah yang biru-biru dan bibir terkupas akibat tawuran dengan geng sebelah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di markas Adiridtaby, semua anggota sedang berada di sana dengan wajah yang biru-biru dan bibir terkupas akibat tawuran dengan geng sebelah.

Tetapi, diwajah tampannya Okta, tidak ada bekas luka biru atau yang lainnya sedikitpun. Karena, ia adalah anggota Adiridtaby yang sangat pandai bela diri dari setiap tawuran, pasti tidak ada luka.

Alvaro dan Dafa-pun sama. Mereka setiap tawuran jarang mendapatkan luka diwajah. Tapi sekarang mungkin bukan hari beruntung bagi mereka, karena mendapatkan memar biasa.

"Cowok setengah cewek sialan! Muka ganteng gue biru, kampret." Tino meringis saat sedang mengobati wajahnya.

"Makin kesana, makin kesini tuh bocah edan," timpal Nathan yang mengobati wajahnya juga.

"Besok lo bisa, kan Ro?" Tanya Dafa serius.

Alvaro berpikir sejenak. Lusa ia sudah ingin menikah dengan Clara, bagaimana ia bisa ikut besok malam?

Ck. Pilihan yang sangat rumit. Ia harus salahkan ini semua kepada cowok setengah cewek sialan tersebut! Kenapa tidak malam Minggu saja?

Eh, tapi jangan deh. Bisa-bisa ia terkena ceramah Mendra dan Amanda.

"Gimana? Bisa, ga?" Tanya Dafa lagi.

Alvaro terdiam sejenak dan mengangguk bisa. Mau tidak mau, ia harus bisa. Soalnya, ini menyangkut nyawa para anggotanya.

Yang lain menghela napas lega.

"Woy, jangan dipencet, sialan!" Ketus Tino yang saat Nathan dengan sengajanya menekan luka diwajahnya. Dengan tidak merasa bersalah sedikitpun juga, cowok yang gamon dengan mantannya tersebut malah tertawa.

Sangat jahil.

••••

Seluruh anggota Adiridtaby sudah pulang kerumah masing-masing. Sekarang, hanya tertinggal intinya saja yang berada di markas.

Tadinya mereka ingin segera pulang. Tetapi, ditahan oleh Alvaro. Entahlah, sepertinya ketua Adiridtaby tersebut ingin membicarakan sesuatu yang penting kepada anggota inti, yang harus membubarkan anggota lainnya.

"Lusa gue nikah," ucapnya setelah sekian lama hanya terdiam. Ia sebenarnya dipaksa oleh Clara yang berkata— "Udahlah, undang mereka aja. Emangnya lo mau, menyembunyikan ini semua terus? Kalau gue sih enggak. Kalau temen lo marah, kan repot." Alvaro hanya bisa pasrah. Lagi pula, ucapan Clara ada benarnya, kan? Kalau teman-temannya marah, akan panjang juga urusannya nanti.

"WHAT?" Kompak mereka terkejut. Setelah membubarkan anggota lainnya dan termenung lama, ketua-nya tersebut berkata akan menikah lusa? Tidak salah dengar, kan?

"Nikah sama?" Tanya Okta dan Dafa.

"Gilaa, bos kita udah gede." Bangga Tino dan Nathan.

ALCLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang