Chapter 14

940 100 6
                                    

He promised me. Harry sudah berjanji padaku untuk kembali. Awalnya aku sempat tidak ingin mempercayainya. Like- every man is same. Menebar janji, tapi tak ada satu pun yang bisa ditepati. Terlebih lagi kenyataan yang selalu berputar-putar di otakku, mengingatkanku bahwa, kau hanya seorang fans Fris, tak lebih, sadari itu, kau dan dia sangat jauh berbeda. Tapi malam itu, semua perkataan Harry mampu membuatku luluh, mampu membuatku memiliki semangat hidup, he lightened my mood, he gave me the electricity, the way he kissed me, dan bagaimana cara dia meyakinkanku.

Seakan waktu berhenti berputar. He freezed the time. He made me weak at the momment. Dia meyakinkanku bahwa tak ada yang tak mungkin di dunia ini. He love me. Harry Styles love me. Im not just a lucky Directioner. Im the most- top- world- lucky woman on the planet.

The stained coffee cup-

Tiba-tiba saja cellphone ku berbunyi, aku sempat tersenyum manis karena melihat nama Harry ada di layar cellphone ku.

"Hi gorgeous."

Suara serak dan berat beserta aksen British yang sangat ku kenal menggema seketika di telingaku. Aku pun tersenyum mendengarnya. Sepertinya ia baru bangun tidur.

"Hi Harry."

"Sleep well? Apa yang sedang kau lakukan babe?"

"Very well. Aku sedang mengangkat teleponmu diatas tempat tidur. Aku baru saja bangun tidur. And you?"

"Very very well. Did you miss me on your bedroom babe?" Aku yakin smirk andalan Harry Styles terlukis jelas di wajahnya.

"How about- no?"

"Ouch thats hurt babe. By the way, bersiaplah aku akan menjemputmu 15 menit lagi."

"Wait- What? Memangnya kita mau pergi kemana?"

"Breakfast. Lalu, kau harus temani aku jalan-jalan sebelum aku kembali ke London malam ini. I want to spend the whole day today just with you babe. And wear something warm. Bye babe."

Belum sempat aku merespond perkataannya, Harry sudah memutuskan sambungan telepon. Dasar si keriting pemaksa, untungnya aku menyayanginya.

Aku pun segera beranjak dari tempat tidur untuk mandi dan segera mengganti pakaian yang lebih hangat. Actually, im kind of confused. Why in the world Harry menyuruhku untuk mengenakan pakaian hangat? Kau tau, udara di Jakarta like hell. Ya, walaupun tidak sepanas like the real hell, tapi sama saja.

Harry menepati janjinya. 15 menit kemudian suara klakson mobil yang tak asing bagiku terdengar hingga ke lantai 2. Aku sedikit mengintip ke arah jendela dan menemukan Harry yang sangat tampan menggunakan black suit dan syal tergantung di lehernya. Aku tersenyum tipis menatapnya dan segera berjalan cepat menghampirinya.

"Hey babe. Ready to go?"

"Memangnya kita ingin pergi kemana?"

"Like i said before. I wanna spend my whole day today with you."

Aku hanya tersenyum menatapnya seraya mengangguk. Lalu, Harry membukakan pintu mobil untukku, what a gentleman.

Sejujurnya, aku tak pernah membayangkan semua ini akan terjadi. Seakan semua berlalu begitu cepat. Kau tau, dulu aku sama seperti kalian. Reading fanfictions like a crazy shit over wattpad. Singing One Direction's songs more like One Direction's full album like a weirdo. Fangirling with your ownself from midnight till dawn. Crying like a baby bc the timezones are killing me deep. You adored them like your god even its just posters and your mom be like oh my god its not even god, its just freaking posters, and my daughter is going crazy. Actually your mom and my mom also, they have no control, just saying. Aku tak pernah menyangka bisa mengenal apalagi bisa hangout bersama ke lima member One Direction sekaligus. Untukku, bertemu, taking selfie together, memeluk mereka, atau bahkan hanya meminta tanda tangan mereka saja lebih dari cukup. Dan ini melebihi ekspektasiku. Like all my dreams come true in one click.

Directioner Book 1 [COMPLETE]Where stories live. Discover now