Chapter 15

868 113 25
                                    

Blue sky. Aku menatap keindahan langit biru. Pandanganku kosong ke arah jendela pesawat. Sejak tadi, aku bungkam seribu bahasa. Aku merindukannya. Sangat merindukannya. Walau baru enam jam kami berpisah, aku tak kuasa menahan kerinduan yang sangat teramat ini. Inilah cinta, once you find the one you love, kau tak akan bisa berpaling darinya. Memoriku terulang ketika kami menghabiskan waktu bersama untuk bermain ice skating. Her smile, her laugh, her touch, her hug, and even her kiss, i cant get over those things from my head.

"Earth to Haz."

Suara Liam memcahkan lamunanku. Aku menatapnya dengan pandangan kosong. Tak perlu aku beri tahu jika aku merindukan Frisca, Liam pasti sudah mengerti hal itu.

"Call her." Perintah Liam.

Aku terkekeh, menautkan alisku. What does he mean?

"Call her. Aku tau kau merindukannya. Do a facetime Haz. Its probably 6 am in Jakarta. Dia pasti sudah bangun."

Aku tersentak dengan perkataan Liam. Bagaimana mungkin aku lupa untuk menghubunginya. Ah ini pasti karena aku terlalu memikirkannya.

"Thankyou Li."

"Your welcome." Katanya seraya meninggalkanku.

Aku pun mengambil iPhone milikku, mencari contact Frisca didalam tumpukan ratusan contact yang ada di cellphoneku.

Got it.

Frisca❤

Call.

"Hello."

Suara terindah yang pernah ku dengar menggema seketika di telingaku. Aku terlalu sibuk mendengar suaranya walau aku tak sedikitpun membalas perkataanya.

"Harry are you there?"

Suaranya seketika memecahkan lamunanku. Aku tersenyum dan mulai angkat bicara.

"Yes sweetheart i'm here."

"Ada apa Haz? Bukannya kau masih di pesawat?"

"I miss you."

Tiga kata. Tiga kata yang membuat keadaan seketika sunyi. Tiga kata yang mampu membuat Frisca terdiam. Tak bersuara.

Ia pun menarik nafas panjang dan berkata,

"Bagaimana bisa aku tidak merindukanmu Haz."

Seketika, kata-kata itu membuatku tersenyum bahagia.

"Apa yang sedang kau lakukan?" Tanyaku.

"Bersiap untuk ke sekolah. Hari ini adalah hari pertama ujianku."

"Semoga kau berhasil babe. All my love for you."

"Thankyou so much Haz."

"Turn on your camera. So i can see your face."

"Baiklah. Hold on."

Seketika muncul sosok wanita yang teramat sangat aku rindukan. Dengan seragam sekolah khas Indonesia, membuatnya semakin nampak cantik. Senyumanku merekah dan terlukis jelas di wajahku.

"Kau sangat cantik."

Kupu-kupu itu lagi. Kupu-kupu itu seakan terbang didalam perutku. Berputar-putar, membuatku tak kuas menahannya. Wajahnya memerah, terlukis jelas keindahan diwajahnya.

"Aku memang cantik. Kalau aku tampan, berarti aku pria."

Bahkan disaat seperti ini, dia masih mampu membuatku tertawa karena kepolosannya.

"I love you. Jangan nakal nanti di sekolah. Kau tau, aku merindukanmu. Aku janji aku akan kembali. Tunggu aku."

"Baiklah aku menunggumu. See you soon Mr. Keriting. And i love you too."

Directioner Book 1 [COMPLETE]Where stories live. Discover now