Heathrow. Aku membatalkan rencanaku untuk kembali ke Indonesia. Harus ku akui, aku memang masih mencintai Harry. Sampai kapanpun juga tak ada yang bisa merubah itu semua. His sweetest speech really made me feel like flying into the seventh heaven. Dia bisa melakukan apapun yang ia inginkan. Like what I said, he is Harry Styles. Harry freaking goddess Styles.
"Babe."
Well, I kinda like the sound he called me. Suara Harry benar-benar memecahkan lamunanku kali ini. Ia tersenyum manisnya sambil merangkul pinggangku, mendekapkan tubuhku kedalam kehangatan tubuhnya.
"Hmm?" Jawabku memangdangnya.
Tatapan mata itu tak akan pernah mengecewakanku. Kau tau, aku tak pernah membayangkan jika kisah cinta kami akan berakhir seperti ini. Harry membuatku tersadar bahwa Love is an eternity. Cinta tidak pernah memandang sebelah mata. Sama seperti cinta Harry kepadaku. I used to be a Directioner back then. Aku hanya seorang fans biasa yang mepunyai rasa kagum luar biasa kepada idolanya.
One Direction. Enam tahun lalu, mereka masuk ke dalam kehidupanku. Membawaku ke dalam dunia imajinasi yang sangat luar biasa. Ketampanan mereka. Wibawa mereka. Keindahan suara mereka. Mampu mengguncang seluruh belahan dunia. Aku tak pernah bisa membayangkan jika aku akan mengenal mereka secara spesial. Enam tahun yang lalu, wajah mereka masih terpampang jelas disudut kamarku. Di poster biasa yang selalu aku beli atau aku dapatkan dari majalah-majalah yang mengupas tentang One Direction. Enam tahun lalu, aku masih berusaha keras untuk mengumpulkan semua barang-barang yang menyangkut One Direction. Like t-shirts, wristbands or even posters. Dedikasi itu masih memburu di jiwaku. Bahkan sampai sekarang. Enam tahun lalu, aku masih menciumi kelima personel One Direction melalui poster. Enam tahun lalu, aku masih giat menghadiri acara gathering One Direction hanya untuk bersenang-senang dan fangirling bersama Directioners lainnya.
Namun semua berubah. Setelah lima tahun penantianku dan penantian Directioners Indonesia, akhirnya One Direction memutuskan untuk mengadakan konser di Indonesia. Kau tau, it was the best time of my life. Perjuangan kami mungkin perlu dimasukkan kedalam rekor dunia. Mulai dari perjuangan agar mereka membalas mention dari twitter kami, membalas direct message kami, atau bahkan mengetahui project-project yang kami buat demi mereka. Perjuangan membeli tiket konser bahkan perjuangan menunggu waktu konser itu berlangsung, menurutku itu perlu dimasukkan kedalam rekor dunia.
Kalian tau persis bukan, Directioners are better than FBI. We are always up to date. Sejak kemunculan wattpad, sejak saat itu pula aku tau tentang fanfiction. Cerita-cerita yang disuguhkan, tak pernah mengecewakanku. Aku selalu melayang dibuatnya. Saat itu juga, aku mulai menulis kisah cinta imajinasiku. Imajinasiku untuk menjadi seorang Directioner yang beruntung dan akan menikahi seorang Harry Styles.
Konser On The Road Again Tour sungguh merubah hidupku. Semua imajinasiku mulai menjadi nyata satu per satu. I feel very grateful. I can't thank enough atas apa yang telah terjadi satu tahun belakangan ini. Those cheeky bastard, Harry Edward Styles. Dia yang mampu membuat lelucon yang terkadang lelucon itu tak masuk akal, he is the on who always tease me over and over again, dia yang mampu mengeluarkan kata-kata semanis cotton candy, dia yang mampu membuat ribuan bahkan jutaan gadis jatuh cinta pada dirinya. Itulah sebabnya aku mencintai Harry. I can be the weird one, tanpa harus memikirkan dia seorang artis ternama. I can be myself. The one he love.
Kau ingat saat aku tak mampu mengontrol jiwa fangirl milikku? Aku rasa itulah saat dimana hidupku benar-benar diuji. Kau tau betapa senangnya diriku saat dia memanggilku dengan kata-kata yang begitu sederhana, like beautiful, pretty or sweetheart. Itu adalah kata-kata terindah yang pernah aku dengar di hidupku. Aku bahkan tak kuasa menahan diriku untuk berteriak, melompat kesana kemari, bahkan berguling-guling tak menyangka dengan apa yang terjadi.
"Apakah kau masih ingat janjiku?" Tanyanya.
"Janji?" Tanyaku dengan penasaran.
"Aku berhutang satu starbucks padamu. Kau ingat saat kau membayarkan minumanku without hesitant, disaat kau bersama Sandra, dan disaat itu juga aku memohon padamu untuk meneleponku. Ingat?"
Oh Tuhan. Bagaimana mungkin aku bisa melupakan semua kejadia manis itu. Aku tersenyum simpul dan mengangguk. Harry kembali merengkuh tubuhku kedalam pelukannya.
"Aku akan membayar hutangku itu."
"Tak perlu Haz. Kau tau, apa yang kau lakukan padaku satu tahun belakangan ini sudah lebih dari cukup untuk membayar hutangmu itu."
"Oh oh! Babe, sejak kapan kau bisa berbicara semanis itu? Kau membuatku sunggu tersentuh. Itu sebabnya aku mencintaimu, soon Mrs. Styles to be." Jelasnya dengan ekspresi sungguh dramatis.
"Oh Harry stop it! You are the one who being cheesy. But, I love you. I love the way you are."
Seketika Harry berhenti, memaksaku untuk menghadapnya. Ia memegang kedua tanganku, mengelusnya dengan lembut. "Aku tak salah memilih calon istri."
Sebuah kalimat se-sederhana itu mampu membuatku luluh dan terbang ke langit ke tujuh. Kau tahu, kisah cinta kami tak semulus yang kalian bayangkan. Mungkin kalian fikir aku hanya seorang Directioner beruntung yang mampu menggandeng seorang Harry Styles. Aku sadar dan paham betul posisiku. Aku hanya seorang fans yang mengagumi idolanya. Namun Harry terus mengingatkanku bahwa ia jatuh cinta padaku dengan apa adanya diriku.
"Lets go, i can't wait to go home. I miss you, you know. Aku tak sabar ingin memelukmu dan mendekapmu." Katanya dengan senyuman terindah yang pernah aku lihat.
I miss you too, Harry.
Copyright ©2016, All Rights Reserved.
Hello everyone! Thankyou so much for your support. Its really took a long time to finish this story. But I promise to working hard. Don't forget to leave any comments and vote!
Looking forward to BOOK 2! Yay or Nay?
Love,
Horanstarbux
YOU ARE READING
Directioner Book 1 [COMPLETE]
FanfictionIni bukan tentang aku dan kamu. Ini bukan tentang kita. Ini tentang Directioners dan One Direction. Ini tentang fans dan idolanya. Ini bukan tentang cinta tak terbalaskan. Ini tentang penantian. Ini tentang dedikasi. Ini tentang kesetiaan. Bagaimana...