"Okay! Harry truth or dare?"
"Dare bruh." Jawabku mantap.
"I dare you to kiss Frisca right now!"
"Ow ow ow." Kata Zayn berteriak menghancurkan suasana.
Cmon Niall its not funny.
"Im so sorry Fris. I dont have any choices."
"Its okay Haz. Just do it."
Aku tak tau apa yang harus ku lakukan sekarang. Aku takut jika Frisca akan membenciku jika aku menciumnya hanya karena permainan bodoh ini. Kau tau, aku meman mencintainya, namun aku tidak ingin mengambil langkah terlalu cepat. Raut wajah Frisca juga semakin tegang, aku tau banyak sekali yang ia pikirkan sekarang, oh shit im sorry Fris.
"Okay, close your eyes."
Aku pun menutup mataku,
Cup!
Aku pun mendaratkan ciumanku tepat di puncak kepala Frisca. Aku memang sangat ingin mencium bibirnya, namun aku tak ingin mengambil langkah terlalu cepat seperti ini, smooth tapi pasti.
Frisca pun membuka matanya, menatapku heran lalu tersenyum dengan manis. Ia pun membisikkan kata thankyou di kupingku, yang cukup membuatku merinding.
"Huh no fun. Kenapa kau mencium puncak kepalanya?" Tanya Niall dengan wajah yang cukup kesal.
"What? Kau tadi menyuruhku hanya menciumnya and i just did it. Apa yang salah?"
"Uh- uh whatever Styles."
Tiba-tiba saja handphoneku berbunyi dan nama Paul Higgins muncul di layar handphoneku.
"Hallo... Yes Paul its Harry.... We are at Frisca's... Why? Oh my god..... Yes i'm forget.... We will be there in half hour.... Bye." Kataku seraya menutup sambungan telepon.
"Ada apa Haz?" Tanya Frisca.
"Boys, sepertinya kita harus kembali ke basecamp. Apa kalian lupa? Kita akan launching You and I fragrance. And oh yeah babe, you should come with us too."
"What no no no."
"Why not?" Tanya Liam dengan heran.
"I am just a fan. You know, semua directioners tak akan suka jika aku disana. Terlebih lagi, semua berita tentang aku bersama kalian sudah menyebar ke seluruh dunia. Aku tak mau ambil resiko."
"You may be just a directioner. But, for us you fill our day with happiness while we are in Jakarta. Kau membuat kami seperti berada di rumah. Kau tau, we missed this time a lot. And you fill my heart too Fris." Kataku seraya memegang kedua pundaknya.
"So? Bagaimana? Ayolah for me? For us?" Lanjutku.
"Okay- okay- aku menyerah. Baiklah aku akan datang." Katanya menyerah.
"Alright. Kau harus berpakaian yang sangat cantik, kalau perlu nanti sore aku jemput, aku akan bawa kau ke butik terbaik yang ada di Jakarta. Aku ingin wanita yang telah mengisi hatiku hadir diacara itu, dilihat dunia, dan pada akhirnya dunia tau bahwa wanita anggun yang bersamaku ini adalah milikku. Tunggu aku nanti sore pukul 5. Sekarang kami harus pergi, see you soon babe." Kataku seraya mengecup cepat puncak kepala Frisca.
Bisa ku pastikan wajah Frisca memerah sekarang. Aku pun memeluknya dengan erat. Frisca pun membalas pelukanku dan berbisik,
"I will."
Aku pun tersenyum, lalu aku dan the boys beranjak meninggalkan rumah Frisca menuju basecamp untuk melakukan latihan.
***
YOU ARE READING
Directioner Book 1 [COMPLETE]
FanfictionIni bukan tentang aku dan kamu. Ini bukan tentang kita. Ini tentang Directioners dan One Direction. Ini tentang fans dan idolanya. Ini bukan tentang cinta tak terbalaskan. Ini tentang penantian. Ini tentang dedikasi. Ini tentang kesetiaan. Bagaimana...