Altar. Dia terlihat begitu cantik. Gaun putih panjang yang begitu panjang menyapu bersih seisi ruangan. Wajahnya yang kemilau seakan cahaya terpancar darinya. Aku begitu beruntung. Hari ini juga, aku akan menikahinya. Wanita yang selama ini aku cintai. Wanita yang selama ini merelakan separuh hidupnya untukku. Wanita yang selama ini mengidolakanku. Wanita yang selama ini adalah directioner sejatiku, kini akan menjadi pendamping hidupku.
Aku masih ingat green tea frappucino starbucks kala itu. Aku masih ingat konser pertamaku di Jakarta. Aku masih ingat bagaimana caraku memandangnya. Aku pun masih ingat senyuman manis itu. Masih sama dan tak ada yang berubah. Aku tak ingin merubahnya. Aku hanya ingin dia seperti ini. Selalu seperti ini. Tetap menjadi pengagum beratku, dan calon ibu dari anak-anakku.
Kau tau, seorang Harry Styles adalah seorang yang sangat lihai dalam merayu, membuat kata-kata manis dan terkadang menjijikan, tingkah lakunya seperti playboy, bahkan banyak wanita kesal kepadaku. Tapi kali ini benar nyatanya, aku berkata manis bukan ingin memikat siapapun, bukan ingin menjadi seorang playboy, tapi aku hanya ingin mengungkapkan kebahagiaanku bersamanya. Wanitaku. Pujaan hatiku. Frisca soon to be Mrs. Styles.
"Sini biar aku yang memegangi." Jelasku seraya menggenggam jemari tangannya. Dengan senyuman yang merekah itulah aku yakin bahwa pilihanku tak pernah salah. Aku mencintainya dengan seluruh dunia sebagai saksinya.
"I, Harry Edward Styles, take you, Frisca Autumn Flare, to be my lawfully wedded wife, to have and to hold, from this day forward, for better, for worse, for richer, for poorer, in sickness and in health, until death do us part." Jelasku dengan satu tarikan nafas.
"I, Frisca Autumn Flare, take you, Harry Edward Styles, to be my lawfully wedded husband, to have and to hold, from this day forward, for better, for worse, for richer, for poorer, in sickness and in health, until death do us part." Katanya seraya tersenyum dan mengelus lembut kedua tanganku.
"Throughout this ceremony, bride and groom have vowed, in our presence, to be loyal and loving towards each other. They have formalized the existence of the bond between them with words spoken and with the giving and receiving of rings. Therefore, it is my pleasure to now pronounce them husband and wife. You may now kiss the bride."
Ya, kalimat itulah yang membuat senyumanku semakin merekah. Di hari yang suci ini. Didalam ikatan pernikahan ini, aku telah meresmikan sebuah hubungan yang sudah terjalin selama 5 tahun lamanya. Dan sekarang, dia ada disampingku untuk selamanya, Frisca Styles. My lawfully wife.
Aku pun mencium bibirnya yang lembut. Riuh tepuk tangan dari keluarga kami dan para sahabat kami tak henti-hentinya berbunyi. Zayn, Liam, Louis, dan Niall pun semakin menggila. Mereka tersenyum penuh kebahagiaan, aku sangat beruntung memiliki keempat sahabat bodoh yang sangat aku cintai.
"I love you, Mrs. Styles." Jelasku sekali lagi.
"I love you too, husband." Katanya seraya tertawa.
Kebahagiaan kami tak berhenti sampai disitu saja. Para sahabat kami memberikan kata-kata terbaik mereka didepan para tamu undangan, sampai-sampai Niall menangis karena tak kuasa melepaskan masa lajangku.
"We are going to miss you my curly buddy." Katanya seraya menghapus air matanya.
Aku pun beranjak dari kursi dan memeluk hangat Niall. "Cepat cari pacar atau kau akan menjoblo terus seumur hidupmu. Aku tak ingin ketika anakku dewasa, mereka memiliki paman yang belum menikah dan sudah tua."
"Kau gila Styles. Kau tau ini. Bahkan sampai sekarang aku masih bingung kenapa Frisca bisa tertarik denganmu. Apa karena rambut keritingmu itu? Apa aku harus dikeriting juga agar para wanita suka denganku? Atau aku-"
"Seriously, Niall. Kau harus meminum obat gilamu." Kataku sambil meninju pelan bahunya.
Kami pun tertawa dalam kebahagiaan.
Seseorang menepuk pundakku dengan pelan, membuatku membalikkan wajahku menatapnya. Seorang, Brooklyn Beckham tersenyum dan memberikanku brother's hug andalannya.
"Congratulation Harry. Jagalah Frisca. Kau tau, jika kau menyakitinya sedikitpun, kau mati ditanganku."
Smooth Beckham, smooth.
Frisca pun datang menghampiri kami berdua. Aku merangkulkan tanganku di pinggangnya, ia pun tersenyum menatapku dan mengecup cepat bibirku.
"Brooky! Aw, thankyou for coming. Sungguh, aku tak menyangka kau akan datang, aku tau betapa sibuknya dirimu."
"Aku sengaja meluangkan waktuku untuk sahabat baikku ini. Selamat Fris, you deserve someone better. I know Harry will treat you better."
"He will." Jelas Frisca membuatku tersenyum.
"Cross my heart." Perjelasku lagi.
Hari semakin malam. Kebahagiaan ini rasanya tak ingin cepat-cepat berakhir. Aku akan membawa Frisca ke pulau pribadiku di daerah Inggris selatan. Aku akan menghabiskan waktu berdua hanya bersamanya. Tak ada yang mengganggu dan hanya kami berdua.
Kembang api mulai menyala, riuh para tamu undangan semakin menggila. One Direction menutup malam ini dengan lagu Night Changes yang fenomenal. Aku sangat bahagia malam ini dan aku akan terus bahagia bersamanya.
"Aku mencintaimu." Kataku seraya tersenyum dan mencium bibirnya dengan penuh rasa cinta.
And welcome on my next journey.
THE END.
Copyright reserved © 2016, horanstarbux.
*****
Aw thankyou so much for your supports this far. This is the last chapter!!! I'm going to make BOOK 2! Who's excited?
Jangan lupa untuk vote, share, and leave any comments below gimana perasaan kalian setelah BOOK 1 tamat? :)
Love,
Horanstarbux
![](https://img.wattpad.com/cover/25661903-288-k547882.jpg)
YOU ARE READING
Directioner Book 1 [COMPLETE]
Fiksi PenggemarIni bukan tentang aku dan kamu. Ini bukan tentang kita. Ini tentang Directioners dan One Direction. Ini tentang fans dan idolanya. Ini bukan tentang cinta tak terbalaskan. Ini tentang penantian. Ini tentang dedikasi. Ini tentang kesetiaan. Bagaimana...