Chapter 21

769 88 6
                                    

[IMAGINE IN MULTIMEDIA IS YOU WITH HARRY]

St. Mary Hospital. He sleep there peacefully. Aku tersenyum menatapnya, menggenggam kedua tangannya, mencium punggung tangannya secara bergantian, mengelus kedua pipinya dengan lembut, berharap ia akan membuka kedua matanya dan tersenyum menatapku. Tak terasa, air mataku mulai turun mengalir di pipiku. Shawn masih disini semenjak kemarin. Dia masih menemaniku hingga Harry terbangun. Gemma dan Lux kembali ke Holmes Chapel. Suara mesin detak jantung masih berbunyi nyaring di telingaku. Membuatku sedikit bergidik karenanya. Fikiranku masih terus berputar akan memori mengerikan yang pernah terjadi saat itu. Saat dimana Harry merintih merasakan sakit yang luar biasa. Bodohnya aku saat itu tidak bisa memberikan bantuan untuk Harry. Terlebih, kenyataan bahwa berita Harry mengalami kecelakaan saat di kolam renang menyebar cepat di twitter, membuatku semakin terpojok oleh hujatan para Directioners yang menyalahkanku jika aku lah penyebab ini semua. Kau tau betapa hancurnya perasaanku mendengar itu semua.

Tak terasa air mataku mengalir cukup deras melintasi pipiku. Seketika sebuah tangan mengadah tepat dibawah daguku, membiarkan air mataku membasahi telapak tangannya. Membuatku terpaku dan membalikkan tubuhku. Terlihat Shawn tengah tersenyum menatapku dengan tangannya masih mengadah tepat dibawah daguku.

"Shawn, apa yang kau lakukan?" Tanyaku masih dengan wajah yang berlinang air mata.

Shawn mengambil salah satu kursi dan menariknya untuk duduk persis di sampingku.

"Menemanimu." Jawabnya enteng.

Aku terpaku mendengar jawabannya. Entah apa yang terlintas di benakku. Seakan aku tak bisa mencerna kata-kata bahkan huruf demi huruf yang ia ucapkan.

"Kau harus makan Fris." Lanjutnya lagi seraya memegang pundakku.

"A- aku tak bisa meninggalkannya disini sendirian Shawn. Aku tidak ingin melewatkan sedetik pun bersamanya saat ini. Aku- aku hanya merasa bersalah Shawn."

Tangisanku semakin pecah. Shawn merengkuh tubuhku, membawaku kedalam pelukannya.

"Hey, listen to me. Aku tau apa yang kau rasakan Fris. Aku hanya tidak ingin kau sakit, kau ingat, kau harus menjaga Harry setiap harinya. Bagaimana jika kau sakit hanya karena kau tidak ingin makan? Siapa yang akan menjaganya? Kau tak ingin tertinggal satu detik pun bersamanya bukan? Kau harus makan Fris, aku rasa ia akan marah padamu disaat ia membuka matanya kau terbujur lemas di tempat tidur karena kau sakit. Kau harus percaya atas kuasa tuhan Frisca. Tidak ada yang tidak mungkin terjadi. Trust me, Harry akan segera bangun dari tidurnya."

Aku terdiam sejenak. Mencerna kata demi kata yang ia ucapkan. Ia benar. Aku tak harusnya lemah seperti ini, aku wanita kuat. Aku mampu menjalani ujian yang tuhan berikan. Aku harus kuat disaat Harry membuka matanya. Aku yakin aku bisa.

Aku tersenyum menatap Shawn. Menatap bentuk wajahnya lekat. Mengelus lembut pipinya.

"Thankyou Shawn."

"For everything." Lanjutku.

"Tidak masalah. Kalau begitu, aku akan membelikanmu makanan, kau ingin apa?"

"Anything."

"Baiklah, kalau terjadi apa-apa segera menghubungiku. Jaga dirimu baik-baik." Katanya seraya mengelus lembut kepalaku dan beranjak keluar dari kamar.

Aku masih disini, menggenggam kedua tangan Harry, berharap dia membuka matanya. Secara tiba-tiba pintu kamar rumah sakit terbuka lebar, terlihat wanita paruh baya dengan kekhawatiran yang menyelimuti wajahnya.

Air mata mengalir deras di pipinya, ia memelukku dengan erat, bertanya-tanya mengapa semua ini bisa terjadi, seketika suara mesin detak jantung yang terpasang di tubuhnya mengeluarkan bunyi yang berulang-ulang dan bergerak cepat jika dilihat dari monitor. Kepanikan menyelimuti fikiranku, aku pun berlari dan mencari suster.

Directioner Book 1 [COMPLETE]Where stories live. Discover now