2. 𝐈𝐧 𝐭𝐡𝐞 𝐧𝐚𝐦𝐞 𝐨𝐟 𝐥𝐨𝐯𝐞⇣

414 41 14
                                        

-Elss-












"Dari mana saja, tumben bolos" kata-kata itu keluar begitu saja dari mulut rowan takala mendapati emma yang baru muncul bersama sekuntum bunga mawar merah muda di tangannya. Setelah menghilang entah kemana sejak pagi tadi.

Secara, gadis ini tidak pernah bolos pelajaran sebelumnya. Sekalipun di pelajaran yang tidak ia sukai. Rowan menatap emma dari atas sampai bawah dengan sinis, sudah dipastikan anak laki-laki ini sudah berpikir negatif, di tambah lagi emma tidak mengenakan seragam sekolah. Hannya dress putih motif bunga yang sudah lusuh.

"Aku baru saja selesai meneliti penemuan baru ku dan eugene di rumah kaca" ucap emma dengan mimik wajah penuh semangat sembari menutup pintu pelan. Emma berkata jujur pada rowan, agar rowan tidak berpikir aneh-aneh tentangnya.

"Oh, bersama eugene" dengus rowan menutup buku yang sedari tadi ia baca, sambil membetulkan posisi yang tadinya berbaring setengah tengkurap dengan badan disanggakan kedua lengannya. Sekarang duduk di tengah ranjang, tanpa kacamata, mengenakan celana panjang hitam dan kemeja putih seragam nevermore, bagi emma dia terlihat lebih lucu jika seperti itu.

"Euhm yaa, sekarang ceritakan, apa yang aku lewatkan pagi ini" emma kemudian mengganti bunga layu di vas dengan bunga baru yang ia bawa.

"Terjadi pertarungan sengit antara wednesday dan bianca tadi di kelas anggar" ucap rowan sambil memandangi emma yang sibuk merapihkan bunga di atas lemari pendek dekat pintu kamar.

"Lalu, apa yang terjadi" sahut emma.

Tiba-tiba terlintas kembali di benak rowan tentang ungkapan emma yang bolos bersama eugene pagi tadi dan kebetulan sekarang emma memintanya untuk bercerita, lalu disana muncul ide konyol rowan.

"Kau tau?, Si anak baru, wednesday. Dia membela ku tadi pagi, dia bahkan rela keningnya terluka demi tidak ingin melihat ku dikucilkan oleh bianca" ucap rowan sengaja melebih lebih kan yang terjadi, agar sang kekasih hatinya cemburu.

"Wah baik sekali, aku sudah salah menilainya, ternyata" ucap emma serius masih sibuk memperhatikan bunganya.

"Kau tidak cemburu??!" Rowan sembari merengut tidak terima dengan jawaban emma, dia berharap emma cemburu tapi nyatanya tidak, karna emma selalu percaya jika rowan tidak akan berhianat padanya.

Bukankah sebuah hubungan antara dua insan yang kuat ialah dimana keduanya saling percaya. Maka dari itu emma selalu percaya pada rowan.

"Tidak" jawab emma, singkat padat dan jelas. Sungguh anak yang jujur :v, setelah dirasa sudah selesai dengan bunganya, dia langsung berbalik badan.

"Tadaa!!, Sudah selesai, apakah bagus??" emma mempersembahkan bunga dengan vasnya di atas lemari pendek itu.

"Cantik"

"seperti emma" sambung rowan diikuti seringai tipis di wajah nya sehingga membuat matanya sedikit tenggelam dengan pipinya.

Emma terkekeh kemudian berjalan mendekat ke arah rowan yang duduk manis disisi ranjang kayu nya.

"Ku pastikan di rave'n dance kali ini aku terlihat sempurna untuk rowan, agar rowan kesayangannya enggan mengalihkan pandangannya dari emma" ucap emma mengambil kedua tangan rowan, seolah mengerti alur rowan pun berdiri dari duduknya sehingga membuat gadis itu tampak menciut sebahunya.

"seperti ini saja aku sudah segan mengalihkan pandangan ku dari kekasih tercantikku" Rowan menatap emma dengan penuh arti yang tidak dapat emma jelaskan.

"Aku tidak akan mengalihkan pandanganku jika mataku masih bisa melihatmu, emma" rowan lalu menarik pinggang emma sehingga jarak keduanya lebih dekat, emma bahkan bisa merasakan hembusan nafas rowan yang lebih teratur, tidak seperti biasanya, emma tak berkutik, hannya diam saja, sebetulnya tidak tau harus apa.

Nevermore academyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang