14. 𝐍𝐨 𝐨𝐧𝐞'𝐬 𝐫𝐞𝐚𝐥↻

120 14 1
                                    

-Elss-





















Belajarlah bahwa semua yang dinginkan tidak akan selamanya bisa didapatkan.
































"Jauhi diri dari pada peziarah?, mengapa?, apa hubungannya dengan ku?." Emma berjalan memasuki hutan seorang diri sambil mengomel gara gara ucapan agnes leek si hantu nenek tua di rumah itu tadi. "Oh-god. Apaa aku zavierra?. Tidak, tidak mungkin, aku mirip dengan ibuku."

Emma jadi berpikir siapa tau ada petunjuk dipohon tua yang berada di hutan coobham yang pernah ia datangi sebelumnya, emma terus berjalan tanpa merasa ada hal aneh sedikitpun. Suana tidak berawan, agak terik menyinari hutan ini tapi anehnya suhunya dingin, emma agak khawatir tapi emma tetap melanjutkan berjalan tanpa alas kaki seperti biasa.

Setelah beberapa menit berjalan, emma kemudian tiba di hadapan pohon besar yang bernama mila loora itu, emma berjongkok sambil memperhatikan setiap sisi pohon itu dengan teliti, tapi tidak menemukan apapun, tidak ada guratan atau tanda tanda mencurigakan. Beberapa hari yang lalu emma kesurupan seperti orang gila disini. Entah apa yang akan terjadi hari ini.

Tubuh emma merinding setelah hawa dingin meyerang bulu-bulu halus tubuhnya. Emma menegak salivanya ; semakin terdiam dan suasana seolah ikut sepi dan mencekam takala emma mendengar seorang laki-laki menangis dengan suara yang sangat serak dan familiar dibalik tubuhnya sehingga membuat hati ikut sesak karena kesedihan yang mendalam itu. Emma berdiri sambil perlahan menoleh kebelakang, jantung emma berdegup kencang lalu mendapati seorang hantu bercahaya warna biru sedang menangis sesugukan dibelakangnya."R-rowan?.."

"Iya, ini aku..." rowan mencoba menghentikan air matanya yang  mengalir dipipinya. rowan menyeka air mata dengan tangan kanannya dengan nada berbicara lembut pada emma, "aku minta maaf karena menyakiti hatimu, sayang."

"Kau biru." Ucap emma, air mata emma ikut mengalir terlepas dipipi manisnya, rowan berandai jika saja dia bisa menyentuh emma saat ini. Tapi dengan melihat emma saja sudah cukup mengobati rindu, meskipun rowan dalam bentuk hantu itu masih membuatnya masih merindukan emma. "Kematianmu sangat menyiksaku." Ucap emma dengan suara terpecah, emma terlihat sangat buruk dan berantakan sekarang. Emma lebih mendekat ke arah rowan tapi rowan menghindarinya.

"Tidak emma. Kau tidak boleh menyentuhku. Kau akan mati." Ucap rowan mundur sambil mengelak setiap gerakan emma. Jujur saja rowan sangat ingin menyentuh emma tapi itu akan membuat emma mati.

"Itu bagus. Aku tidak perlu hidup dan aku bisa bersamamu selamanya." Ucap emma masih berusaha menyentuh rowan tanpa menyerah.

"Tidak. Mengertilah, aku disini ingin mengatakan sesuatu." Rowan menatap emma dalam-dalam dengan ucapan yang sangat-sangat serius.

"Apa?." Emma menggeleng kecil lalu melanjutkan, "jangan bilang ini hal terahir yang ingin kau katakan padaku?." Emma menutup telinga dengan kedua tangannya, "tidak, aku tidak ingin mendengarnya."

"Emma!, Kau harus mendengarkan aku. Ini satu-satunya cara untuk menyelamatkan nevermore dan nyawamu."

"Aku?, Tidak. Kau tidak boleh mengatakannya, kau akan lenyap dan tidak menjadi hantu lagi." Emma menangis lagi kali ini lebih menyedihkan dan menyesakkan.

"Aku mencintaimu, emma. Satu-satunya cara untuk menyelamatkan nevermore dan menyelamatkan nyawamu adalah berhenti mempelajari sihir dan temukan kitab bayangan lalu musnahkan."

"Tidak." Tangisannya benar-benar pecah ketika melihat rowan berubah menjadi butiran-butiran kecil dan perlahan menghilang. Emma berteriak dengan kencang lalu berlari secepat mungkin kembali ke nevermore. Dada emma benar-benar sesak seolah digenggam dengan erat. Dia merasa seperti berada di ujung dirinya. Emma tidak memperhatikan langkah sampai-sampai menabrak orang dihalaman belakang nevermore.

Nevermore academyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang