Bagian 11

2.9K 224 38
                                    


Happy reading
Abaikan typo


And... Jgn lupa follow & vote🙂🙏
_____________________








"SAMLEEEEKOOOMMNM!!"

"BUNDA... AYDEN PULANG!!"

Terdengar dari arah dapur sebuah suara yang berteriak, "Iya sayang!"

"BUNDA... AYDEN BAWA SABIEL KERUMAH NIH? GAK MAU SAPA ANAKNYA DULU?!"

"Wah, ada Sabiel ya? Selamat datang sayang!" Berjalan keluar dapur dan menghampiri Sabiel yang berdiri di ruang tamu bersama anak semata wayangnya.

Sabiel membungkuk hormat saya sambil tersenyum, "makasih bunda, senang bertemu kembali."

"Canggung banget ih," serunya sambil tertawa kemudian ia membuka tangannya lebar-lebar, "sini peluk bunda dulu...."

Lelaki itu menurut dan memeluknya dengan senang hati.

"Bunda! Aku nya gak di peluk juga?" Ayden berseru dengan nada cemburu.

Bunda terkekeh geli, lalu mengisyaratkan Ayden untuk ikut bergabung. Jadilah mereka berpelukan seperti Teletubbies.

"Bunda sedang memasak, kalian pergi ke kamar dulu sana, nanti Bunda panggil buat makan malem." Suruh Bunda setelah menyelesaikan acara pelukan tadi.

"Siap bunda, Yuk By... " Ajak Ayden sambil menarik tangan Sabiel untuk mengikutinya.

Setelah sampai di kamar, Ayden melepaskan tas ranselnya dan menjatuhkan tubuhnya di karpet berbulu dekat kasurnya. Sangat lembut dan halus, Ayden suka.

Sabiel mendudukkan bokongnya di kursi belajar Ayden, dia menatap si pemilik kamar sedang menguling-gulingkan tubuhnya di karpet bulu seperti anak kecil yang sedang merajuk.

"Lu ngapain sih ay? Gemes banget kaya kambing guling," celetuknya di sertai kekehan.

"mata lo kambing guling," ia menatap julid kearah Sabiel, yang hanya tertawa menanggapi.

"Lu ada cas-an gak? Hp gue lowbat nih."

Ayden menunjukkan nakas yang ada didekat Sabiel, "ada di laci nakas."

Sabiel mengangguk mengerti dan langsung mencari benda itu sendiri. Masalah kesopanan, itu sudah diperbolehkan oleh si pemilik kamar agar menanggap seperti kamarnya sendiri. Jadi, Sabiel mah oke oke aja.

"Gue mandi dulu ya, gerah nih." Ayden bangun dari rebahannya dan mengambil handuk beruang nya (Mesa and the bear) yang menggantung di samping dinding kamar mandi.

"Iya sana, gue tunggu." Balas Sabiel setelah ia sudah selesai mengisi baterai ponselnya di samping nakas tadi.

"Oke, kalo bosen ambil laptop gue aja buat nonton Netflix." Tawar Ayden seraya masuk ke kamar mandi lalu menutup pintunya. Iyalah ditutup, masa mandinya diliatin readrs sih.

Sabiel diam menatap sekeliling kamar Ayden yang luasnya hampir sama dengan kamar miliknya, ia berjalan ke rak buku yang berbaris rapi di rak kaca Ayden.

"Banyak banget buku tentang cinta-cintaan, si Ayden bucin juga ternyata." Gumamnya setelah melihat semua isi rak buku itu, beda banget sama dia yang hampir semua pelajaran di perpus mini rumahnya.

Setelah mengambil salah satu buku yang berjudul 'love countdown' lantas Sabiel langsung mendudukkan dirinya di karpet lantai berbulu sambil bersandar pada pinggiran kasur dengan nyaman.

Lemar demi lembar ia baca dengan seksama, tanpa bosan. jujur, ia sedikit tidak suka dengan cerita yang berbau percintaan tapi akan sangat berbohong jika ia juga tidak penasaran dengan arti cinta yang sesungguhnya.

My Brother Tsundere Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang