"GRABIELLL!!"
"KEKAMAR KAKAK BENTARRR!!"
Sabiel mengernyit saat tak mendapat jawaban.
"GRABIEL!!!"
"WOY ABIEL?!"
"GRABIEL... AKU YAKIN KAMU GAK BUDEK YAA!! CEPETAN KEMARI!!"
Grabiel yang sedang bersantai di ruang tamu sambil rebahan di sofa langsung menatap keatas, dimana di sana adalah lantai dua yang terdapat kamar Grabiel dan juga Sabiel.
Grabiel berdecak malas, bahkan teriakkan kakaknya itu bisa terdengar sampai ke bawah dan juga mungkin bisa di dengar oleh tetangganya.
"GRABIEL!! JANGAN SAMPE AKU YAA, YANG TURUN KE BAWAH."
lagi-lagi teriakkan Sabiel terdengar nyaring hingga membuat gendang telinga Grabiel berdenyut ngilu. Padahal rumah mereka lumayan luas, tapi kok bisa kakaknya se-toa itu.
"Napa lagi sih tuh bocah!" Dumel Grabiel.
Dengan terpaksa, dia bangun dari sofa dan mulai melangkah menaiki tangga menuju kamar Sabiel.
Ketika sudah sampai di kamar Sabiel, Grabiel dengan cepat membuka kamar itu dan menemukan sang kakak yang sedang berkutat dengan box besar kiriman kurir paket tadi sore yang Grabiel yakini adalah alat make up yang Sabiel pesan beberapa hari lalu.
"Kenapa sih kak?" Tanya Grabiel di depan pintu
Sabiel menoleh sambil tersenyum, "sini masuk!" Ucapnya
Baru beberapa langkah, Grabiel sontak berhenti.
Jangan-jangan Sabiel mau...... Huh, jangan sampai itu terjadi lagi. Dia udah nething banget sama Sabiel yang mendadak manggil dia ke atas, apalagi kakaknya itu sedang asik dengan make up-nya.
"Kok berhenti? Sini masuk? Duduk di sini." Ucap Sabiel tersenyum sambil menepuk-nepuk kursi riasnya yang berhadapan dengan kaca besar di depannya.
"Mau ngapain?"
"Cobain Skrincare kakak yang baru di beli nih di impor dari luar negeri, produknya bagus banget loh. tapi Aku khawatir banget takut ngga cocok sama kulit aku yang sensitif. Bantuin kakak ya!."
Nah kan, apa yang dipikirkannya beneran terjadi. Sabiel pasti akan menggunakan Grabiel untuk jadi bahan percobaan Skrincare nya, seperti kejadian seminggu lalu waktu Sabiel beli masker wajah dan meminta Grabiel mencobanya, tentu saja dengan alasan yang sama 'takut gak cocok' jadi Grabiel hanya pasrah saja waktu itu. Namun, endingnya bikin miris ketika membersihkan masker wajah itu dari mukanya, ya karna harus di tarik dulu supaya lepas. Mana muka sama bibirnya Grabiel juga ikutan ketarik lagi, sakit banget. gak mau lagi deh dia udah kapok.
"Ogah! Lo aja coba sendiri." Tolak Grabiel mentah-mentah.
Sabiel cemberut dan langsung menghampiri Grabiel dengan wajah yang ditekuk.
"Grabiel, plis bantuin aku ya."
"Nggak."
"Ayolah, aku beliin pop ice deh satu."
"Gue bilang nggak ya nggak."
"ABIEL~~"
Sabiel memelaskan wajahnya seraya memeluk lengan Grabiel sambil bergelayut manja, bibirnya pun kini mempout lucu juga tatapan nya berkaca-kaca. Ini jurus andalannya supaya Grabiel gampang luluh.
"Abiel~~ mau ya -heum~~"
Oh, sialan.
"Kok gemoy anjim. Eh, tapi gak boleh goyah nic." Cerca Grabiel dalam hati
![](https://img.wattpad.com/cover/324415198-288-k34899.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother Tsundere
Acak(Nikhooon) Gimana sih rasanya punya adik tsundere tapi rasa pacar sendiri. "Grabiel tuh gimana sih orangnya? Pasti dia anaknya baik banget ya? Sayang banget kan pastinya sama lo?" Sabiel memutar bola matanya malas. Jelas saja temannya salah mengira...