Bagian 4

3.7K 304 28
                                    

•••••••
Happy reading
•°•°•°•°•°•°•











Flashback

Grabiel menatap nanar punggung sempit Sabiel yang berjalan keluar pintu rumah. Dia menyesal karena sudah membentak Sabiel, di tambah dia dapat melihat tatapan kecewa dari kakaknya yang membuat Grabiel lebih menyesal karna membuat kakaknya itu hampir menangis.

Bukan tanpa alasan dia ingin menghentikan Sabiel untuk pergi ke sekolah. Ini sudah malam, banyak penjahat yang berkeliaran di luar sana. Itu akan sangat berbahaya untuk Sabiel.

Grabiel bisa aja sih nemenin Sabiel ke sekolah tanpa perlu adu mulut dengan kakaknya itu. Tapi dia khawatir, dia takut kalau ada penjahat yang mencegat mereka berdua di tengah jalan. Mending kalo satu sampe tiga orang, kalo segerombolan gimana. Dia pasti akan sedikit kesulitan untuk melindungi Sabiel nantinya, dia tidak ingin kakak manisnya itu terluka. Cukup dia saja yang di hajar habis-habisan oleh para penjahat itu, tapi jika Sabiel yang kena juga dia tidak akan terima dan menganggap dirinya gagal dalam menjaga Sabiel.

Ya walaupun dia ini sering kali tsundere. Iya, dia ngaku dia ini tsundere.
Tapi dia sangatlah menyayangi Sabiel walaupun cara sayangnya tidak sering kali terlihat karna sikapnya yang sok cuek dan dingin.

Grabiel menghela nafasnya, ketika overthinking nya memenuhi isi otaknya.

"Huh,,, semoga dia baik baik aja di jalan."

"Jangan sampe ada yang berani nyentuh dia dijalan." Ucap Grabiel penuh kekhawatiran.

Dia melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul 21: 55 malam.

Kakaknya keluar malam hari begini, sendirian lagi. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana ketakutan Sabiel ketika pergi ke sekolahnya. Sabiel tidak pernah pergi sendiri jika mau kemana-mana, Grabiel akan selalu menemani Sabiel dan menjadi tameng kakaknya itu. Tapi sekarang, dia tidak menemani kakak manisnya itu dan malah berdiam diri di rumah. Kekhawatirannya semakin bertambah besar, dia tidak ingin diam saja.

"Gua ikutin aja deh..."

"Gue harus cepet-cepet nyusul dia, sebelum jauh." Ucap Ni-ki yakin

Dia bangun dari sofa dan langsung lari kekamarnya mengambil jaket dan dompet. Setelah itu, ia turun kebawah lalu berhenti di depan nakas ruang tamu untuk mengambil kunci rumah.

"Ketemu." Kata Grabiel saat menemukan kunci itu yang sulit di cari.

Segera, dia berjalan dengan tergesa-gesa ke luar rumah dan menguncinya. Dia melihat sekelilingnya yang terlihat sepi dan gelap. Gawat, Sabiel pasti ketakutan sekarang.

Bak kesetanan, Grabiel berlari sekuat tenaga untuk mengejar Sabiel yang sudah tidak terlihat batang hidungnya. Matanya menoleh kesegala arah dengan kaki yang masih berlari dengan kecepat. Masa bodo dengan suara ketukan sepatunya yang terdengar nyaring di sekitar komplek itu, bagi Grabiel yang terpenting adalah keselamatan Sabiel.

Setidaknya, kejadian di masa lalu tidak akan terulang kan?

Halte komplek sudah terlihat di depan sana. sontak saja, Grabiel menghentikan larinya dan melihat kesana. Deru nafasnya begitu berat dan rasanya sesak sekali. Bayangkan saja, jarak antara rumahnya dan halte lumayan sangat jauh. Jadi dia ngos-ngosan deh.

My Brother Tsundere Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang