(Nikhoon) Gimana sih rasanya punya adik tsundere tapi rasa pacar sendiri.
"Grabiel tuh gimana sih orangnya? Pasti dia anaknya baik banget ya? Sayang banget kan pastinya sama lo?"
Sabiel memutar bola matanya malas. Jelas saja temannya salah mengira...
"Bunda, Sabiel pamit ya." Ujarnya sambil memeluk ibu dari sahabatnya.
"Iya, hati-hati ya sayang. Maaf juga tadi udah salah paham." Ucap Bunda Rosa tersenyum
"Ah, gapapa Bunda."
Benar, tadi Bunda Rosa mengira bahwa Grabiel yang menjemput Sabiel kesini adalah pacarnya. Ia bahkan sudah kehebohan sendiri. Jadi, Sabiel sedikit memberi kejelasan kalau pemuda jangkung yang berada di depan gerbang rumah Ayden itu adalah adik kandungnya agar beliau tidak salah paham lagi dengan hubungan keduanya.
Hal itu membuat Bunga Rosa merasa tidak enak dan langsung meminta maaf.
Sabiel menggeleng, "Gak usah deh, mau dibalikin aja hehe, makasih ya. Dadah..." Ia melambaikan tangannya pada ibu dan anak itu, lalu menghampiri Grabiel yang berdiri di luar depan gerbang rumah Ayden.
"Udah!" Ujar si pemuda jangkung.
Sabiel dengan senyum termanisnya mengangguk lucu. Tanpa aba-aba, dia menubruk tubuh Grabiel dan memeluknya erat hingga membuat empunya terkejut dengan tindakan Sabiel yang tiba-tiba.
"Kak apaan sihh, merinding banget lo tiba-tiba meluk gue kayak gini"
Bukannya dilepaskan, Sabiel justru semakin mengeratkan pelukannya dan mengusak kepalanya sendiri ke dada bidang adiknya yang sekarang sudah sangat bidang. "Gak tau, tiba-tiba jadi kangen kamu."
"Kak geli sumpah, jangan di usek-usek muka lo di dada gue."
"Kakak pengen peluk kamu bentar! Bolehin ya?" Kepalanya ia timbulkan di tengah-tengah dada bidangnya Grabiel, menyampul seperti bayi kucing yang minta dielus.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Grabiel yang melihatnya pun menahan nafas sejenak. Tidak kuat dengan wajah mengemaskan kakaknya yang terpampang jelas di bawah mukanya. Dengan linglung, dia hanya mengangguk singkat dan membiarkan yang lebih tua untuk masuk lebih dalam kepelukannya.
"Apa yang buat lu jadi aneh kayak gini?" Gumam Grabiel, tangannya mengusap lembut punggung Sabiel.
"Nggak ada. Aku gak boleh kangenin kamu?"
"Kita ketemu tiap hari kak!"
"Ih beneran... Kakak tuh lagi kangen kangen kangen kangen banget pokoknya." Ujarnya kekeuh, kali ini disertai dengan rengekan.
"Iya iya percaya. Jadi... mau sampe kapan gue nya di peluk terus?"
"Sampe aku puas."
Kalimat tersebut sepertinya berhasil membuat Grabiel bungkam dan pasrah, bila yang lebih tua menginginkannya ia tidak bisa menolak. Tapi.... Oh, ayolah. Saat ini mereka sedang berada di depan gerbang rumah orang, kalo orang-orang sekitar tau mereka sedang berpelukan di tempat umum dan terbuka seperti ini bagaimana?