•~•~•~•~
Happy reading
°•°•°•°•°•Kendaraan beroda dua berjalan dengan tenang menelusuri kota di pagi hari yang sangat cerah, udara yang sejuk disertai hembusan angin membuat bulu kuduk berdiri. Tangan yang tadinya berpegangan di bahu si pengendara, ia masukkan ke saku almamater untuk mengurangi rasa dinginnya.
Jam menunjukkan pukul 06:45 yang menandakan bahwa jam masuk sekolah hanya tinggal beberapa menit lagi.
Seorang pemuda yang duduk di belakang jok motor lantas menepuk punggung saudaranya yang fokus mengendarai motor, "Grabiel, cepetan dikit dong! Aku kedinginan ini."
Keluhan dari bibir pemuda itu membuat saudaranya menoleh ke kaca spion yang langsung menampikan sosok manis kakaknya yang sedang mempout lucu.
"Salah siapa? Tadi kan udah bilangin, 'pake jaket kak' lu mah dasar aja gak mau nurut!" Jawabnya spontan yang mana langsung mendapatkan decakan sebal dari sang empu.
Jangan heran ya, mereka ini kadang-kadang suka pake aku-kamu, tapi tak jarang juga pake gue-lo. Buat yang itu sih pas lagi mode gelut aja, wkwkw.
"Ck, ini sebenarnya yang adek itu aku apa kamu sih? Kok aku dimarahin mulu" Si pengendara didepannya hanya merotasi mata.
"Aku ingetin ke seribu-ribu kali nya, Aku ini kakak kamu Grabiel Nicky Adinata?" Tekan Sabiel sambil cemberut tak terima, lantaran dia yang selalu diperlakukan seperti adik oleh adiknya sendiri. Padahal dia yang kakaknya.
Grabiel yang mendengar celotehan dari mulut Sabiel hanya memutar bola matanya malas.
"Gak ada yang marahin kak, aku cuma ngingetin doang kok! Kakak sendiri 'kan tau bakal pergi bareng aku ke sekolah naik motor. Udah di suruh pake jaket tapi malah gak mau, salah siapa coba?"
"Ya gimana? Aku kan kalo kesekolah belum pernah pake jaket selain almamater doang!"
"Biasain mulai dari sekarang."
Di persimpangan jalan, Grabiel berhenti dengan pelan dan menepikan motornya di bahu jalan.
"Kenapa berhenti?" Pertanyaannya tidak digubris oleh si adik.
Sabiel hanya menatap bingung pada Grabiel yang secara tiba-tiba menepikan motornya dan langsung berdiri sambil melepas jaket yang dikenakannya.
"Loh? ngapain?" Tanya Sabiel penasaran.
"Jawab kek! Batu bener."
Grabiel tetap diam dan tak menjawab, ia malah memberikan jaket yang dikenakannya barusan pada Sabiel.
"Nih pake, biar gak kedinginan?" Katanya dengan raut wajah yang datar.
"Nggak suka jaket kulit." Helaan nafas terdengar di bibir Grabiel ketika mendapat tolakan dari Sabiel.
"Kamu aja yang pake? Ngapain di kasih ke aku?" Tambah Sabiel sambil buang muka.
Untuk sekian kalinya Grabiel berdecak malas, lagi. Kenapa kakaknya ini susah sekali untuk menurut.
"Tadi lo bilang kedinginan! Ya ini gue kasih jaket supaya gak dingin lagi? Tinggal pake doang gak usah banyak bacot!" Tanpa sadar, Grabiel sedikit meninggikan suaranya hingga membuat sang kakak menunduk takut.
"Gra... biel"
Mata Sabiel berkaca-kaca seperti hendak menangis. Cukup terkejut karna adiknya yang berbicara dengan nada yang menggertak. Jujur, dia itu tidak suka di bentak, jadi kalo di bentak dikit aja langsung nangis deh.
"J-jangan marah... "
Grabiel terdiam lalu membuang nafasnya pelan, harusnya ia tidak terbawa emosi tadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother Tsundere
Acak(Nikhoon) Gimana sih rasanya punya adik tsundere tapi rasa pacar sendiri. "Grabiel tuh gimana sih orangnya? Pasti dia anaknya baik banget ya? Sayang banget kan pastinya sama lo?" Sabiel memutar bola matanya malas. Jelas saja temannya salah mengira...