❃ Real Crush

212 46 15
                                    

Sanan mengetuk-ngetuk pintu kamar Samudra sambil menenteng makanan yang dititipkan ibunya, tapi sang pemilik kamar tak kunjung keluar.

Pesannya belum juga dibaca, teleponnya tak diangkat. Sanan diam sejenak.

“Kalau ditaro di sini aman gak ya?” gumamnya sambil melirik gagang pintu.

Sanan hendak kembali mengetuk saat pintu kamar sebelah tiba-tiba terbuka, Sanan refleks menoleh dan kedua matanya langsung melebar begitu mengenali sosok yang keluar dari balik pintu itu.

“Kak Pandu?”

“Lho, Sanan?”

Mereka berseru bersamaan.

“Kak Pandu ngekos di sini?”

“Iya. Kamu ngapain di situ?”

Sanan mengerjap, lalu menjelaskan maksud tujuan kedatangannya.

“Oh kamu sepupunya Sam?” Pandu menyerap informasi yang baru diterimanya. “Sam kayanya lagi ada tugas. Tadi dia berangkat pake seragam Menwa. Mau dititipin aja? Nanti aku kasih ke Sam kalau dia udah pulang.”

“Boleh Kak, maaf ngerepotin.” Sanan tersenyum lega sambil menyerahkan kotak makan kepada Pandu.

“Makasih Kak Pandu.” Pandu balas tersenyum. Dia letakkan kotak makan di atas meja lalu menutup pintu dan menguncinya. Dari gelagatnya sepertinya dia akan pergi ke luar.

“Mau pergi Kak?” Sanan bertanya basa basi ketika mereka berdua keluar bersama-sama.

“Iya, mau nugas sama Lumi. Oh ya, kamu udah ketemu Lumi? Dia juga kuliah di sini.” Walau mereka sempat bertemu beberapa waktu lalu bahkan sampai bertukar nomor ponsel, tapi Sanan maupun Pandu belum sempat saling menghubungi. Apalagi membahasa soal Anya.

“Udah Kak, kebetulan kita sejurusan.”

“Yang bener?” Pandu jelas terlihat terkejut.

“Iya, tapi kayanya Lumi nggak inget sama aku.”

Dahi Pandu mengernyit. “Masa?”

“Iya.”

“Coba nanti aku tanyain.”

“Gak usah Kak,” pekik Sanan panik. “Maksudnya nanti biar aku aja yang cerita ke Lumi. Jadi, aku boleh minta tolong gak Kak Pandu gak usah cerita apa-apa dulu ke Lumi?”

Pandu ngangguk-angguk mengiyakan. Setelah itu mereka berpisah. Pandu pergi menjemput Anya sedangkan Sanan kembali ke kos-kosannya.

Saat itu Sanan masih belum tahu kalau orang yang disukai Anya adalah Pandu.

❃❃❃

Sanan memasukkan kembali dompet ke dalam tasnya, hendak bergabung dengan Kemal di meja pojok kantin saat netranya menangkap sosok Anya sedang berjalan dari arah fakultas ekonomi.

Mulanya ia hanya diam memperhatikan, tapi begitu menyadari raut wajah Anya yang seperti kesakitan ia buru-buru menghampirinya.

“Kamu gapapa?” tanya Sanan. Setelah dilihat dari dekat ternyata wajah Anya sangat pucat.

Gadis itu mengerjap kaget atas kedatangan Sanan yang tiba-tiba, tapi kali ini tak menghindar. “Perutku sakit.”

“Perut?”

Anya mengangguk. “Biasa hari pertama.”

“Ooh.” Butuh waktu beberapa detik bagi Sanan untuk mengerti apa maksud perkataan Anya.

“Kamu mau pulang?”

Anya mengangguk lagi.

“Mau bareng? Kebetulan aku juga mau pulang.” tanya Sanan tak berharap lebih, tapi rupanya Anya justru menerima tawarannya.

Oritsuru [ᴇɴᴅ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang