ANANTA

4.4K 357 96
                                    

Dua belas orang lelaki tampan terlihat sedang menunggu seseorang di taman dekat cafe EDR croof. Di lihat wajah mereka yang begitu terlihat dingin dan datar. Angin terus berhembus membuat rambut rambut para lelaki tampan itu tertiup angin hingga ketampanan mereka semakin terlihat jelas.

Keadaan taman kini sangat sepi. Mereka sengaja memilih tempat yang begitu sepi agar lebih mudah mengalihkan perhatian mangsa. Terlalu lama mereka menunggu. Memangnya selama apa para gadis itu ber-make up? Kenapa lama sekali!

Arthur menghela nafas panjang. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru taman. Di lihat, ada seorang anak perempuan kecil yang sangat putih, manis dan lucu. Menghilangkan bosan menunggu seseorang, Arthur pergi menghampiri anak kecil itu tanpa sepengetahuan saudara saudaranya.

Arthur berjalan mendekati perempuan mungil itu. Arthur memekukkan lututnya, menyamakan tingginya dengan perempuan mungil itu.

"Hey baby, siapa nama kamu?" Tanya Arthur lembut.

Si mungil hanya mengedipkan matanya beberapa kali hingga membuat Arthur gemas sendiri. Arthur menggendong si mungil dan membawanya ke balik pohon.

Sedangkan keberadaan saudara saudaranya itu, masih setia menunggu perempuan perempuan yang benar benar hampir membuatnya kesal. Kyle mengecek saudaranya satu persatu takut jika ada yang hilang. Benar saja, Arthur menghilang.

"Dimana Arthur?" Tanya Kyle.

Yang lain hanya saling melirik satu sama lain.

"Mungkin lagi ke toilet" jawab Jun.

"Lagian itu cewek lama banget dah kayak keong aja. Ini kita udah hampir satu jam lebih nunggu!" Kesal Gavin.

"Sabar, Gav" ucap David menenangkan Gavin.

Sementara itu dengan Arthur...





















































"HAHAHAHAHA"

"Uhhh, masih suci ya dek. Semoga masuk surga~ HAHAHAHAHA" Arthur tertawa lepas sangat kencang dengan baju yang sudah berlumuran darah.

Arthur mencabut pisau yang menancap di perut bagian kiri si mungil lalu membawanya pergi agar tidak ada yang mengetahui sidik jari atau apapun itu bahwa ialah yang telah membunuh si mungil itu.

Sementara dari arah jauh di dekat ayunan terlihat 2 orang polisi dan 1 ibu yang di duga adalah ibu dari perempuan mungil tadi. Polisi itu mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru taman, sontak pandangannya tertuju pada seorang pria yang terlihat sedang melihat keadaan sekitar. Polisi sedikit curiga. Namun saat polisi mengalihkan pandangannya ke arah lain, sedetik saat kembali ke arah semak semak, remaja tadi hilang. Sontak polisi celingukan mencarinya. Sang ibu terlihat menangis terisak karena anaknya menghilang.

Perasaan curiga polisi tidak sampai disitu. Polisi langsung menghampiri tempat di mana si pemuda tadi berada. Semak semak. Polisi terkejut saat tiba di semak semak, begitu pula dengan sang ibu tadi yang langsung menjerit dan menangis histeris saat melihat anaknya sudah tak bernyawa dengan luka tusukan di perutnya serta darah yang berlumuran di mana mana. Taman yang tadinya sepi kini menjadi ramai di datangi orang orang, keluarga korban juga semuanya datang dan menangis histeris terutama sang ibu tadi.

Arthur ini telah kembali. Saudaranya menatap terkejut pada baju Arthur yang sudah berlumuran darah. Kevin melotot dengan apa yang ia lihat. Arthur memegang pisau!

"Apa apaan Lo, Thur!" Bentak Daniel.

"Haha, lagian lama si kak. Tangan gue udah gatel, pengen bunuh orang. Yaudah deh, mangsa gue yang tadi bocil umur 5 tahun" jawabnya santai di iringi kekehan menyeramkan.

SALAH DENDAM [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang