WAKTU YANG SAMA

3.1K 265 70
                                    

Malam hari Jayden terbangun karena haus. Ia berjalan perlahan menuruni tangga untuk menuju dapur. Jayden mengambil segelas air lalu meminumnya hanya dengan sekali tegukan. Setelahnya, Jayden berniat ingin kembali ke kamar. Namun atensinya teralih pada ruangan dengan pintu terbuka dan lampu menyala. Sudah biasa, malam malam seperti ini, sang kakak>> Daniel pasti akan bekerja di ruang kerjanya. Jadi tidak heran si.

Lantas Jayden langsung berjalan agak cepat agar Daniel tidak marah. Jika Daniel tau, Daniel akan memarahinya karena jam segini masih keluyuran. Jam menunjukkan pukul 2 malam. Jayden baru ingin membuka pintu kamarnya, namun sebuah suara membuatnya terhenti. Jayden mendengar sedikit suara tangisan dari arah kamar Daniel. Siapa yang menangis? Mana mungkin ada hantu. Yang benar saja. Jayden sontak langsung berhenti melamun dan berniat mengecek. Namun saat sudah tiba di depan pintu kamar Daniel. Seseorang menepuk pundaknya sehingga membuat dirinya terkejut.

"AAAA ANJING!-- mmppphhh!!"

Daniel langsung membekam mulut Jayden karena anak itu berteriak.

"Kak ih! Ngagetin gue aja Lo" kesalnya.

"Ngapain jam segini? Tidur sana." Titah Daniel dengan suara yang agak tegas.

"Ya, orang gua haus juga. Yakali orang haus kagak boleh minum"

"Oh"

Daniel berjalan kembali menuruni tangga, namun sesaat tangannya keburu di cekal oleh Jayden.

"Apa?"

Jayden menggigit bibir bawahnya.

"Anu kak. Di kamar kakak ada siapa? Ada suara nangis. Masa ada hantu?" Tanya nya dengan agak sedikit ragu, takut Daniel marah. Lebih tepatnya, tidak percaya.

"Nangis?"

Jayden mengangguk. Daniel sedikit mengernyit. Sontak ia langsung membuka pintu kamarnya perlahan di ikuti Jayden dari belakang sambil memilin milin baju Daniel. Daniel menyalakan lampu kamarnya. Benar saja, Jun. Jun tidur tampak gelisah. Dengan cepat Daniel menghampiri Jun.

"Dek, Adek!" Panggil Daniel sambil mengusap usap kening Jun yang penuh keringat.

"Kak, kak Jun. Kak Jun bangun kak, ini Jay sama kak Niell" ucap Jayden.

Daniel mengambil termometer lalu memasukkannya ke mulut Jun agar anak itu mengemutnya.

"Dek, ambil kompresan di dapur laci paling atas. Atau pake air dingin sama ambil kainnya juga" titah Daniel.

Jayden mengangguk dan langsung bergegas pergi ke dapur. Beberapa menit, Daniel melepas termometernya.

"Ya tuhan dek, kok tinggi demam kamu" ujar Daniel agak sedikit khawatir sambil membenarkan posisi tidur Jun.

Di dapur, Jayden tengah menyiapkan air dingin dan kain untuk mengompres Jun kakak keduanya. Namun aktifitasnya terhenti saat ponselnya berbunyi. Dengan berat hati Jayden mengangkat nya dulu.

"Halo, kak Jay lagi apa? "

"Kamu nanyak?"

"Anjing yang bener dong. Tolong ke sini dong, Sam demam tinggi nih tadi ngigo"

Jayden melamun sejenak. Kok? Kok sama seperti Jun?

"Kak? Halo kak? Isss!"

"Adek emang di rumah sendiri? David kemana?"

"Kak David keluar kak, katanya ada perlu. Ini juga udah tengah malem banget ga berani keluar Gavin kak. Demam Sam mencapai 39° Gavin panik nih"

"Masalahnya, Kak Jun juga demam tinggi dek"

SALAH DENDAM [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang