Mereka saling menguatkan pegangan tangan. Saling menggenggam saat pria bernama Bara itu mendekat ke arah mereka. Lagi dan lagi Jun menendang kaki Bara lalu mereka berlarian ke bawah dan menuju ruang tengah kembali.
DOR!
"AKHH!"
Lari mereka terhenti. Mereka menoleh, mendapati Jayden yang sudah terduduk sambil memegangi dadanya yang tertembak barusan. Jun melotot. Ia ingin menghampiri Jayden, namun gelengan Jayden membuatnya membeku. Jayden tersenyum.
"J-jag-a ad-ek.."
Bruk!
Tubuh Jayden terjatuh dan tergeletak tak berdaya tepat di hadapan mereka. Jun lagi dan lagi menangis. Apa yang harus ia lakukan? Perlahan saudara saudaranya menjadi korban tembakan tua Bangka itu. Jun menjatuhkan lututnya. Ia menangis terisak.
"Paman, a-aku bakal kasih berkas itu. T-tapi tolong paman" lirih Jun di iringi isakan menyakitkan.
Bara menurunkan pistol nya.
"Bagus. Cepet mana?"
Jun bergegas pergi ke ruang kerja Daniel, ia mencari berkas itu di beberapa laci Daniel. Jun menemukan sebuah berkas palsu. Iya, Jun coba saja berikan berkas palsu itu.
DOR!
DOR!
Deg.
Jun mematung. Suara tembakan lagi? Tidak! Jun berlari kencang ke arah ruang tengah.
Deg.
Jun melotot tak percaya. Gavin dan Kyle sudah tertembak. Bahkan mereka sudah tergeletak tak bernyawa.
"KENAPA PAMAN LAKUIN INI?!" Teriak Jun.
Bara justru tertawa senang. Ia mengambil paksa berkas di tangan Jun. Jun yang melihat itu langsung menarik Travis, Justin dan John untuk lari.
DOR!
"JOJO!!"
Travis kembali berteriak histeris. Travis takut darah. Dan sekarang? Di rumah mereka banyak darah. Apa tidak ada yang bisa menolong mereka? Apa tidak ada warga yang mendengar suara tembakan itu sama sekali? Apa tidak ada?
Justin memeluk erat Travis. Ia juga terisak melihat adik bungsunya yang sudah berlumuran darah. Jun sontak langsung menarik keduanya untuk bersembunyi di kamar Daniel dan mengunci pintunya rapat rapat. Jun memasukan Justin dan Travis ke dalam kolong kasur. Jun menatap nanar kedua adiknya yang tersisa.
"Denger kakak sayang, denger kakak"
Jun berusaha menormalkan suaranya.
"Adek percaya sama kakak kan? Kalian harus selamat ya? Kalian harus bisa selamat oke? Kakak yakin kalian bisa selamat" tutur Jun.
Justin menggeleng ribut. Ia sudah terisak sejak tadi. Justin dan Travis tidak mampu berkata kata lagi.
"Sayang, hey sayang denger kakak" Jun ikut menangis melihat keadaan kacau kedua adiknya.
"Maafin kakak ya? Maafin kakak. Kakak yakin kalian bisa selamat sayang. Kakak yakin." Tutur Jun lagi.
Justin semakin terisak.
"Adek, Adek denger kakak sayang" Jun menangkup kedua pipi Justin. Ia menatap dalam mata anak itu yang sudah bengkak. Sama dengan Travis yang keadaannya benar benar kacau.
"Adek jaga Travis ya sayang? Adek harus bisa jadi kakak yang baik buat Travis. Kakak percaya sama adek. Adek harus bisa selamat oke?"
Justin menggeleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
SALAH DENDAM [END]
Mystery / Thriller"Lanjutin hidup kalian berdua ya?" Kisah seorang 12 bersaudara yang memiliki dendam abadi terhadap seseorang yang telah membunuh kedua orang tuanya. Namun akibat sebuah dendam tersebut, membuat beberapa dari mereka kehilangan nyawa nya. Bagaimana k...