29. The beginning of my nightmare

387 60 20
                                    

"Hyung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hyung."

"Kenapa."

Jungkook tak menjawab selain menelusup masuk kedalam pelukan dan diam di sana. Taehyung dalam posisi berdiri dengan ponselnya melihat ini Jungkook tak menyiapkan kesempatan untuk mendekap tubuh lelaki ini dengan leluasa. Ada bau harum khas yang menusuk pada indera penciumannya saat ia mengusalkan ujung hidung pada permukaan dada. Meski bukan serangan parfum mahal yang biasa Neilson pakai, bau ini juga tak kalah memabukkannya.

"Ada banyak hal yang terjadi pada rumah tangga kita dan aku tak mengerti penyebab dan alasan hal yang tidak mengenakkan selama pekan terakhir terjadi pada kita itu apa. Aku juga tak mau terlalu angkuh dengan menyimpulkan ini salahmu, atau ini salahku atau ini salah orang eksternal yang membuat keadaan rumah ini menjadi runyam. Setiap kali aku membuka mata di pagi hari, aku berharap bahwa hari ini akan terlewati lebih baik dibanding hari kemarin atau saat-saat aku merasa bebas untuk bersikap padamu tanpa perlu mengkhawatirkan apakau akan merasa senang, apakau akan merasa terganggu, atau apakah kau akan merasa marah kalau aku melakukan sesuatu dan kau merasa engan akan hal itu."

Taehyung mematikan ponselnya dan tetap menggenggamnya dengan satu tangan. Dia ini sedang bicara apa pikirnya. "Aku tak mengerti yang kau bicarakan tujuannya ingin ke mana."

"Kau tidak perlu mengerti sekarang pun tak apa hyung. Ini memang cara bicaraku saja yang terlalu rumit. Tapi satu hal yang ingin aku sampaikan padamu ialah, ayo untuk kita saling terbuka dan memahami apa yang menjadi keinginan pasangan. Barangkali hyung jenuh, atau hyung menginginkan sesuatu kau bisa katakan padaku agar aku tahu dan aku paham apa yang harus aku lakukan."

"Ya mungkin nanti jika keinginan itu memang ada akan segera aku katakan."

Jungkook mengangguk membiarkan lelakinya memikir panjang kedepan apa yang betul-betul dia inginkan untuk sedikit saja memberi kontribusi baik pada perkembangan hubungan mereka yang merenggang dan tak sedekat biasanya meski mereka serumah, mereka seranjang, dalam satu hunian. Rasanya tetap terasa jauh. Entah hati mereka yang jauh atau perasaan kosong yang pekat tak tahu harus diisi dengan apa.

"Hyung bisa ikut aku keluar sekarang. Ada sesuatu yang ingin aku hyung ketahui. Aku banyak berharap bahwa kita akan menyambut ini dengan penuh antusias dan rasa senang. Tapi kupikir harapan itu belum sepenuhnya pupus sampai hyung tahu langsung dan lihat."

"Pergi ke mana?" tanya Taehyung datar. Dia memang tidak ada kegiatan apapun hari ini dan full di rumah mengawasi Jungkook yang barangkali ada kepentingan pergi diluar bersama temannya. Iya, bersama temannya.

"Akan kuberitahu saat di jalan. Hyung tak usah banyak bersiap, begini saja sudah cukup. Kita akan pergi berdua dan hyung yang menyetir. Oke?"

Angguk Taehyung tak merasa keberatan. "Ya bukan masalah."

"Kalau begitu ayo, aku sudah siapkan semuanya." Jungkook lalu menarik satu tangan lelaki itu untuk pergi keluar dari pintu kamar. Hal yang seharusnya ia beritahukan lama, tapi keadaan-keadaan rumah ini yang terlihat tak baik-baik saja membuat ia menahannya sedikit lebih lama. Sampai hari ini, sampai di mana ia ingin mengutarakannya cara bicara lelaki ini masih saja terasa dingin.

[C]LOSER; If We Never Fall in Love Mr. Henderson [TAEKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang