33. Kill me, Heal me

575 74 38
                                    

"Di mana?" tanya Hyerim menanti-nanti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Di mana?" tanya Hyerim menanti-nanti. Tak ada tanda-tanda kemunculan si manis yang ikut mengekori Taehyung dibelakang.

"Sedang bersiap," jawab Taehyung singkat. Mungkin akan memerlukan waktu sedikit lama untuk menutupi bekas memar yang mulai pudar dan yang baru ia daratkan semalam. Tangannya selalu panas saat melihat dia sedikit saja mulai berangsur pulih. Jungkook harus terluka, Jungkook harus menjadi buruk agar tak ada orang yang menyukainya. Sisi cantik dari wajah itu harus dihilangkan pikirnya. Jadi Jungkook hanya akan di sini, dan menjadi miliknya saja selamanya.

"Eomma, appa. Senang kalian datang kemari. Bagaimana kabar kalian? Kalian baik-baik saja kan. Lama rasanya aku tak berkunjung lagi setelah biasa mengantar Zoe pulang sekolah," seruan itu terdengar riang.

Hyerim dan suaminya kompak menarik ujung bibir ke atas lalu sejenak kembali turun melihat Jungkook yang terlihat banyak menunjukkan perubahan sekarang. Dia lebih kurus dari dugaan. Kulitnya pucat, meski terasa hangat saat telapak tangannya menggenggam telapak tangan. Dengan baju tebal dari bahan rajut berwarna putih dan berkerah dia menutupi tubuhnya. Di cuaca yang cenderung panas, apa Jungkook tak merasa gerah dengan pakaian seperti itu batinnya.

"Kami baik sayang. Kau terlihat semakin gempal dan menggemaskan saja eomma melihatnya. Bagaimana kabarmu akhir-akhir ini." Hyerim memaksakan diri tetap mempertahankan senyum, mencubit gemas pipinya yang dibalas dengan kernyitan bibir menahan ringisan. Dia sepertinya tak suka disentuh atau sedang menahan sakit. Hyerim menebak.

"Aku baik," Jungkook terdengar riang.

"Kau memang selalu menebar hangat dan kebahagiaan pada keluarga kita. Tak hanya untuk eomma dan appamu, tapi juga kerabat yang lain. Dan sekarang mendengar kalian diberi keluarga mungil sendiri kami turut senang."

Jungkook membulatkan mata menatap bergantian antara dua mertuanya yang duduk di antara kanan dan kirinya. Taehyung sudah memberitahu mereka. "Kalian sudah tahu? Jadi tidak kejutan ya."

"Dia yang memberitahu kami lewat telpon. Kau pasti berkunjung ke rumah ibumu dulu baru memberitahu kami kan. Kami yang tak sabar malah langsung berkunjung ke rumah."

"Harusnya aku yang pergi menemui kalian. Kapan-kapan aku akan berkunjung ke rumah lagi untuk bermain dan menghabiskan waktu bersama di rumah eomma lagi sebagai permintaan maaf dan ganti kunjungan kalian sekarang."

"Kau baik-baik saja?" tanya ayahnya Taehyung tiba-tiba. Dia bertanya tiba-tiba.

"Aku selalu baik appa. Hyung menjaga dan mencukupiku dengan sangat baik di sini. Aku tak merasa kekurangan sedikit pun."

"Syukur jika memang begitu." timpal ibunya. "Hubungi kami jika kau butuh sesuatu dan bantuan apapun itu. Kau keluarga kami, dan bagian dari kami. Jangan sungkan."

"Tentu saja aku akan."

"Sayang bisa kau buatkan ibumu ini minuman dingin. Cuaca panas sekali diluar dan membuat tenggorokan kering." Hyerim meminta. Mereka memang sudah disediakan Taehyung air dan macamnya yang biasa disajikan untuk tamu. Tapi mungkin keadaan panas dan banyak berbincang dengan sang anak membuat mereka keharusan lagi.

[C]LOSER; If We Never Fall in Love Mr. Henderson [TAEKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang