06: Seutas takdir.

3.9K 653 86
                                    

Jangan cuma baca!

Tapi nge vote juga dong 😞

⚠️Sedikit Konten Dewasa di Bab ini.

...

Sesuai harapan, setelah menempuh waktu kurang lebih setengah jam dan beberapa kali hampir tidak bisa lolos dari para petugas hutan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesuai harapan, setelah menempuh waktu kurang lebih setengah jam dan beberapa kali hampir tidak bisa lolos dari para petugas hutan. Pada akhirnya Jaemin berhasil membawa Jisung sampai di halte tanpa harus melewati parkiran lalu bertemu dengan antek-antek Tiffany Jung di sana.

"Ibu, sungai kecilnya membeku."

"Jisung, jangan terlalu ke pinggir bermain di sananya, ya?"

"Eung,"

Jaemin memperhatikan keberadaan Jisung yang sedang berjongkok di sisi drainase sedangkan wanita itu duduk di kursi halte sambil memeriksa ponsel.

Seharusnya saat ini mobil Minhee sudah lebih dulu tiba di tempat itu. Jarak tempuh yang Jaemin lalui untuk bisa sampai ke bawah kemungkinan lebih jauh. Tapi beberapa kali Jaemin mengarahkan pandangannya pada unjung jalan sebelah timur, satu mobilpun tidak terlihat muncul dari sana.

"Tadi dia bilang sudah di parkiran." Jaemin melihat ponsel yang sudah sekarat di tangannya. "Kenapa belum juga datang?"

Wanita itu kembali memperhatikan anaknya yang sekarang semakin anteng mengamati hal menyenangkan di dalam drainase itu. Maklum, tempat seperti itu tidak Jisung dapatkan di sekitar perumahan mereka lantaran pembuangan air disana sudah di tutup oleh jaring-jaring besi dan anak itu selalu takut jika bermain di tempat seperti itu, apalagi saat hujan.

Katanya, dia di beritahu seseorang bahwa ada badut jahat yang suka bersembunyi di dalam lubang pembuangan air dan sewaktu-waktu bisa meng-hap anak kecil kapan saja.

Namun ada hal yang lebih Jaemin khawatirkan ketimbang cerita fiktif yang di sebar luaskan untuk menakuti anak-anak.

Yaitu,

Dia dan Jisung berada di tempat itu sampai malam.

"Jisung," Jaemin ikut berjongkok di sisi anaknya. "Bagaimana kalau kita berjalan sedikit lagi sampai ke perempatan yang ada di ujung sana. Sepertinya ada masalah dengan mobil bibi Minhee."

"Tidak mau ah," Jisung menggeleng." Jisung ingin disini, banyak ikan. Lihat itu, mereka bisa tidur di dalam air yang membeku, Ibu."

"Nanti kita lihat lagi ikannya kalau sudah bertemu bibi, yuk?" Jaemin membujuk sekali lagi.

"Kalau nanti pasti ikannya sudah tidak ada."

"Kenapa tidak ada? Rumah ikannya kan di sini."

"Karena nanti kita pulang ke rumah jadi ikannya tidak ada atau boleh Jisung bawa pulang satu?" Jisung meminta izin dia sudah hendak melepaskan sepatu tapi Ibunya segera mencegah.

The HeirsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang