PART 18

3 0 0
                                    

Beberapa hari berikutnya, telah tiba waktunya untuk melakukan ujian pertama. Banyak siswa dan siswi yang sedang menunggu jam untuk masuk mengerjakan mata pelajaran dihari pertama ujian. Beberapa siswa sedang mengobrol dan bersantai seperti cuek pada soal-soal yang akan mereka kerjakan, ada juga sedang sambil membaca buku mata pelajaran atau membaca sosmed diponsel mereka masing-masing.

"Yana.." Panggilan Vania membuat Riana mencari-cari sumber suara tersebut, Riana memang sedang mencari Vania ditengah keramaian para siswa-siswi yang sedang menunggu untuk masuk ke ruang ujian.

Riana pun berjalan menghampiri Vania yang sedang berdiri di samping salah satu kelas di SMA mereka bersama Zaky dan Fajar.

"Hai semuanya" sapa Riana dengan tersenyum kepada Zaky, Vania, dan Fajar. Tanpa sadar ternyata ada Arbi yang sedang duduk tertutup oleh Fajar dibelakangnya. Arbi pun menampakan dirinya dan tersenyum kepada Riana. Riana cukup heran dengan senyuman Arbi, ingin rasanya Riana membalas senyuman Arbi, namun ia seperti tertahan cukup lama hingga Riana tersenyum tapi Arbi tidak melihat itu.

"Ehemm" Zaky berdehem sambil melirik Riana yang berdiri disamping Vania. Riana hanya mengangkat salah satu alisnya karena terheran dengan Zaky, ia tidak tau maksudnya.

"Gimana yan, Lo belajar?" Tanya Fajar

"Ya pastinya belajar dong" jawab Riana

"Gue pusing dah belajar terus, mangkannya nih gue heran sama si Arbi yang belajar terus emang tuh kepala nggak meledak apa ya" ucap Zaky sambil memegang kepalanya dengan kedua tangannya.

Fajar, Vania dan Riana hanya tertawa mendengar ucapan Zaky. Arbi beranjak dari tempat duduknya dan kemudian berdiri disamping Fajar. Mereka berempat menatap Arbi.

"Kenapa kalian ngeliatin gue? Ada yang aneh?" Tanya Arbi dengan muka polosnya

"Udah belajarnya?" Tanya Zaky

"Alhamdulillah udah, seperti yang kalian lihat"

"Oke fix ini mah mending kita nih jar nyontek aja sama si Arbi yang dipastikan nilainya tuh bagus" Zaky sambil menepuk-nepuk bahu Fajar dengan mengernyitkan dahi

"Nah Good idea" Fajar mengedipkan matanya berkali-kali kepada Arbi sambil tersenyum

"Jangan nyerah dulu sebelum berjuang, percaya aja sama diri sendiri kalau kalian tuh bisa, jangan psimis buat dapet hasil yang baik, jangan pernah berpikiran untuk nyontek atau minta jawaban ke yang lainnya" jawab Arbi yang berusaha menyemangati teman-temannya

"Lagian yakk gue mah pusing banget buat belajar" jawab Fajar sambil mengelus-elus kepalanya sendiri dan memanyunkan bibirnya

"Udah ah jangan ngeluh, kita kan pernah belajar bareng, kalian nggak seburuk itu kok." jawab Arbi

Riana dan Vania hanya menyimak, sesekali mereka berdua tersenyum mendengar percakapan ketiga cowok yang sedang berkumpul bersama-sama. Merasa hanya sekedar menyimak, Riana dan Vania pun pamit kepada Arbi, Fajar dan Zaky untuk menuju ke ruang Ujian

"Gue sama Yana pergi dulu ya, mau masuk ke kelas"

"Iya ati-ati ya Van" jawab Zaky melambaikan tangannya kepada Vania. Kemudian mereka berdua berjalan dan semakin menjauh dari perkumpulan ketiga cowok tersebut.

"Eh bi, Lo nggak dadah-dadah sama Yana?" Fajar mencoba meledek Arbi, tangan Fajar pun menutupi senyuman dimulutnya. Arbi hanya menggelengkan kepalanya dengan menepuk bahu Fajar.

"Yaudah yuk kita ke kelas, bentar lagi mau masuk nih" Ajak Arbi. Mereka bertiga pun berjalan bersama.

∆∆∆

Selama beberapa menit para siswa SMA mengerjakan soal-soal ujian dihari pertama. Para siswa pun beranjak keluar dari ruang ujian.

"Alhamdulillah lancar..." Vania menghela napasnya panjang dengan berdiri di samping Riana, mereka baru keluar dan sekarang berada di depan ruang ujian

"Alhamdulillah..." Riana bersyukur bisa menyelesaikan ujian dihari pertama

"Lo laper nggak? Gue laper banget, kita jangan pulang dulu yuk, mampir dulu gitu" ajak Vania kepada Riana

"Emm.. Sorry gue nggak bisa Van, gue harus pulang, pusing habis ngerjain tugas, gue juga udah nelpon Pak Udin buat ngejemput gue, sorry ya"

"Lah Lo mah gitu, justru kalau pusing kita makan makanan yang super pedes bakal ilang tuh pedes" Vania memanyunkan bibirnya karena sedikit kesal ajakannya ditolak

"Gue pulang dulu ya, Gue udah dijemput soalnya, bye" Riana melambaikan tangannya kepada Vania sambil berjalan menuju ke depan sekolah. Vania pun ikut melambaikan tangannya dengan hanya diam dan tersenyum kepada Riana.

"Yaudah deh gue mah mending pergi sama Zaky aja" Ucap dalam hati Vania, matanya mencari-cari keberadaan Zaky sambil berjalan pelan, dan pada akhirnya bertemu dengan Zaky yang pastinya sedang bersama Arbi dan Fajar

"Jaky..." Teriak Vania sambil melambaikan tangannya ke arah Zaky yang sedang berjalan menuju ke arah lobi sekolah, Vania pun berlari menghampiri Zaky dan kawan-kawannya

"Kenapa Van?" Tanya Zaky

"Kita mampir dulu yuk cari makan, perut gue laper habis ngerjain soal." ajak Vania

"Oke hayuk aja aku mah."

"Lo ikut nggak jar?" Ajak Zaky

"Ah nggak ah males entar gue dicuekin." jawab Fajar sambil mengernyitkan alisnya

"Kalau Lo bi? Ikut nggak?" Ajak Zaky kepada Arbi

"Maaf, nggak deh makasih."

"Ya udah kita berdua aja ya Van"

"Emang gue ngajaknya Lo doang jaky, ngapain. Ngajakin Fajar sama Arbi juga" Vania berbicara dengan bibirnya yang sedikit manyun.

Lebih Baik (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang