"...Tidak ada yang salah untuk meminta maaf terlebih dulu..."
-Unknown-Para siswa dan siswi mulai berhamburan keluar dari kelas masing-masing karena inilah waktunya untuk pulang pada pukul 2 siang.
"Yana gue pulang dulu ya sama Zaky, hehe" Ucap Vania yang sedang menggandeng Zaky disebelahnya.
"Iya ati-ati ya Van"
Riana berpikir untuk tidak langsung pulang ke rumah, Dia ingin mampir ke salah satu tempat untuk sedikit menenangkan dirinya.
"Hemm.. mending gue mampir ke kafe kali ya, lagian mau pulang juga ribet males karena Teh Rini yang bikin gue pusing" Gumamnya dalam hati sambil berjalan keluar SMA dan menunggu angkot atau Taxi yang lewat untuk mengantarnya ke kafe. Tidak lama menunggu ada Taxi Yang lewat dan Riana langsung menyetop Taxi tersebut. Tiyo melihat Riana yang masuk ke dalam Taxi beetanya-tanya.
"Kok Yana nggak dijemput ya?" Dalam hatinya berbicara. Saat Taxi sudah melaju, seperti biasanya Pak Udin menjemput Riana, Pak Udin memarkirkan mobilnya dan mencari-cari keberadaan Riana yang tidak nampak.
"Eh eh Tiyo kan ya?" Tanya pak Udin mendekati Tiyo yang sedang berjalan menuju tempat parkir untuk mengambil motornya
"Iya pak kenapa?"
"Lihat Neng Yana nggak? Kok nggak kelihatan"
"Iya lihat, dia naik Taxi nggak tau deh mau kemana, maaf ya saya mau pulang dulu"
"Eh eh tunggu..."
Tiyo langsung pergi menaiki motornya tanpa memperdulikan Pak Udin lagi. Pak Udin merasa bingung dan sedikit resah.
"Aduh gimana nih, coba deh telpon neng Yana" Pak Udin langsung membuka ponselnya dan mencari kontak bernama Neng Yana.
"Neng Yana dimana?"
"Di Luar, Yana mampir dulu, maaf ya Yana nggak ngabarin pak Udin, entar Yana pulang sendiri kok"
"Tapi neng...." Belum selesai melanjutkan pembicaraannya, Riana langsung menutup telepon.
Riana sudah tiba di Kafe, dia langsung mencari tempat duduk yang kosong, matanya tertuju pada tempat duduk yang berada dipojokan. Dia memesan kopi Latte yang menjadi kesukaannya. Tidak lama kemudian pesanannya datang, ketika Riana sedang menikmati kopinya, dia melihat Tiyo masuk ke kafe tersebut sendirian tanpa teman-temannya. Tiyo melihat-lihat kiri kanan sekitar mencoba mencari Riana, dari kejauhan Riana terus memperhatikan Tiyo dengan wajah yang heran, Tiyo telah menemukan keberadaan Riana, Riana penasaran apakah Tiyo akan menghampiri dia karena Tiyo memberikan senyuman saat berjalan ke arah Riana"Ngapain dia disini?" Gumam Riana dalam hati. Tito semakin mendekat dan menyapa Riana
"Heyy Yana," sapa Tiyo dengan senyum sumringahnya, Riana hanya terdiam dengan wajah yang heran dan terus memperhatikan Tiyo.
"Lo ngikutin gue?" Tanya Riana
"Ya emang kenapa kalau gue ngikutin Lo? Nggak masalah dong kan kita itu teman bahkan kayak sahabat"
"Temen? Itu dulu sekarang nggak" cetus Riana
"Oke deh gue minta maaf" sambil menarik kursi disampingnya untuk duduk dihadapan Riana
"Maaf?"
"Ya karena semenjak Abah lo meninggal, lo kayak semakin menjauh dari kita-kita, gue sama yang lainnya kan jadi merasa gimana gitu"
Saat Riana dan Tiyo mengobrol, datanglah Jesika dan teman-temannya ke dalam kafe tersebut sambil tersenyum dan tertawa saat berjalan karena obrolannya yang begitu asik. Senyuman Jesika berubah menjadi wajah penasaran dengan mengernyitkan dahinya saat melihat Tiyo dan Riana dari kejauhan yang sedang duduk berhadapan dan terlihat mengobrol, Jesika dengan langkah yang cepat dan mengambil minuman di meja orang lain langsung mendekati tempat duduk Riana dan Tiyo yang sedang mengobrol, Jesika langsung menyiramkan minuman ke muka Riana hingga membuat Riana terkejut dan berdiri, minuman berupa jus mengotori wajah cantik dan baju seragam SMA milik Riana."Apaan Lo Jes?" Dengan nada bicara yang tinggi, Riana seperti siap melahap Jesika yang berdiri di hadapannya.
"Lo yang ngapain? Berduaan sama cowok orang lain!"
"Jesika! Nggak usah kayak anak kecil, malu tuh diliatin orang banyak" Ucap Tiyo yang mencoba menenangkan keadaan
"Gue? Berduaan sama Tiyo? Tanya aja sama cowok Lo, dia yg nyamperin gue disini!"
Riana dan Jesika mengabaikan Tiyo, mereka berdua seperti tidak memperdulikan keadaan sekitar. Teman-teman Jesika berlari menghampiri Jesika yang sedang ribut dengan raut wajah yang ketakutan.
"Jes, kita pulang yuk" ajak salah satu teman Jesika yang menggandeng tangan Jesika
"Kalau kalian mau pulang, pulang aja!" Ucap Jesika dengan melepaskan gandengan tangannya
"Eh Yana, gue telponin Lo gue WhatsApp Lo gue berusaha untuk hubungin Lo tapi nggak pernah ada respon dari Lo sedikit pun, tapi Lo justru berduaan sama Tiyo, apa maksudnya?" Lanjut Jesika
"Hah, ngapain gue peduliin dari telpon, WhatsApp atau apalah itu dari Lo Jes, karena kita bukan temen lagi!"
"Bukan temen? Dengan berarti Lo bebas ngerebutin Tiyo dari gue?!"
"Apaan si nggak jelas banget!" Riana berjalan meninggalkan Jesika, Tiyo dan yang lainnya.
Riana berjalan tanpa memperdulikan lagi Jesika dan yang lainnya, Jesika terus memperhatikan langkah Riana dengan muka yang begitu kesalnya. Riana memutar balikan badannya dan kembali berjalan mendekati Jesika hingga Riana dan Jesika berhadapan, dengan muka yang senyum sinis dan salah satu alisnya terangkat. Riana mengambil kopi yang ia pesan tadi kemudian disiramkan lah kopi tersebut diatas kepala Jesika membuat Jesika terbelangak dan memegang kepalanya dengan dua tangannya, teman-teman Jesika pun terbelalak melihat kejadian tersebut hingga menutup mulut karena sangat terkejut. Kopi tersebut jelas membuat rambut bergelombang Jesika kotor dan bajunya pun kotor karena terkena tetesan kopi dari rambutnya.
"Gimana? Enak kan?" Tanya Riana tersenyum meledek Jesika karena senang rasanya sudah terbalaskan
"Tiyo urusin anak manja ini!" Lanjut Riana yang terus memandang Jesika dengan senyum sinisnya. Riana kembali berjalan meninggalkan mereka dengan mengibaskan rambut panjangnya menggunakan tangannya.
"Riana.........." Teriak Jesika yang tidak dipedulikan oleh Riana yang terus berjalan sambil tersenyum.
*Vote vote vote
*Mohon maaf ya bakal jarang up huhu
KAMU SEDANG MEMBACA
Lebih Baik (ON GOING)
RomanceYou're Future so BRIGHT! Tidak ada manusia yang sempurna, Yang ada manusia yang mau berusaha dan berubah menjadi LEBIH BAIK.