"...Kau selalu membuatku penasaran akan tingkah laku-mu"
-Arbi-Alarm terus berbunyi tanpa dipedulikan oleh Riana, waktu terus berjalan hingga pukul 6.35, akhirnya pun Riana terbangun dari tidurnya yang begitu lelap.
"Jam 6.40? Serius?" Ujar Riana yang begitu kaget, dia langsung berdiri dan menuju ke kamar mandi. Setelah Riana mandi, dia dengan terburu-buru datang ke dapur untuk sedikitnya minum.
"Dari tadi kamu dibangunin susahnya minta ampun" Ujar Ibu Maryam
"Aduh maaf maaf, Yana pergi dulu ya" Pamit Riana sambil berlari keluar
"Bangunnya kurang siang..." Ucap Rini dengan berteriak
"Sudah sudah Rin" Ucap Ibu Maryam
Riana sering berangkat sekolah dengan di antar oleh sopir yang bernama Pak Udin, karena memang Riana tidak diperbolehkan mengendarai mobil sendiri oleh ayahnya. Disepanjang perjalanan, Riana terus meminta supaya lebih cepat kepada sopirnya. "Aduhhh pak, bisa cepet nggak sih? Lama amat". Riana terus bergumam di dalam hatinya "Harusnya gue itu nggak usah sekalian masuk sekolah, telatnya udah lama banget, tapi kalau misal nggak masuk sekolah, pasti ibu, bapak, sama Teh Rini ngomel-ngomel".Sekitar beberapa menit, akhirnya Riana telah sampai di sekolah, ia segera keluar dari mobil dan langsung berteriak supaya satpam membuka pintu gerbang yang sudah terkunci
"Pak, buka dong gerbangnya, saya ini siswa mau belajar juga di kelas" Pinta Riana dengan memegang sela-sela pintu gerbang
"Loh loh kamu lagi yang telat" Ucap Pak satpam yang sudah paham Riana yang sering telat
"Ayo dong pak buka" Riana mencoba memasang wajah yang melas
"Udah nggak bisa dibuka, ini udah jam berapa? Jam 7.20"
"Aduh si bapak mah, tinggal buka gemboknya sama kunci yang ada disakunya bapak kok nggak susah bukanya, masa iya nggak bisa dibuka?"
"Udah mending kamu pulang aja"
"Loh bapak ngelarang saya? Saya siswa loh pak, saya berhak mendapatkan pendidikan disini, Saya juga pengin belajar kayak yg lainnya kali"Pak satpam pergi ke dalam sekolahan tidak memperdulikan Riana yang terus mengomel untuk minta dibukakan pintu gerbang sekolah. Riana terus berdiri menunggu tepat di depan gerbang. Datanglah siswa cowok, yaitu Arbi. Arbi yang sedang berjalan di dalam sekolah, melihat ke depan gerbang ada Riana yang sedang berdiri di sana. Arbi pun mendekati Riana.
"Oyy" Panggil Arbi dari arah pagar sebelah gerbang. Riana langsung mencari-cari siapa yang memanggilnya.
"Sebelah sini..." Lanjut Arbi, Riana pun menengok ke arah Arbi dengan heran.
"Ngapain Lo?" Tanya Riana
"Mau masuk nggak? Lewat sini aja" Ujar Arbi
"Lo gila? Gue disuruh manjat pagar ini?" Tanya Riana
"Dari pada Lo nungguin disitu terus, mending masuk lewat sini aja, ayok cepetan mumpung Pak satpamnya lagi nggak ada"
Riana terdiam sembari memikirkan ajakan seorang yang belum ia kenal. Entah apa yang ada dipikiran Arbi hingga mengajak Riana untuk masuk ke dalam sekolah melalui memanjat pagar. Dengan berpikir dalam waktu yang cukup singkat, Riana pun menyetujui ajakan dari cowok tersebut.
"Oke bantuin gue ya buat manjat" Riana mengulurkan tangannya kepada Arbi dan Arbi pun menggapai tangannya Riana. Riana berhasil memanjat pagar tersebut dengan cukup sudah payah, bagaimana tidak? Riana yang memakai rok berusaha untuk tidak terbuka roknya.
Arbi tersenyum ke arah Riana, meskipun Riana tidak melihatnya. Arbi cukup senang bisa membantu Riana masuk ke dalam sekolah."Lain kali jangan telat lagi, kalau telat kan jadi ribet gini" Ujar Arbi bertujuan untuk menasehati Riana yang membuat Riana menengok ke arah Arbi dengan wajah yang menaikan salah satu alisnya. Iya, hanya itu respon Riana kepada Arbi yang cukup ramah dengan dirinya.
Riana pergi tanpa mengucapkan terima kasih kepada Arbi yang sudah menolongnya. Entah apa yang akan terjadi jika Arbi tidak datang untuk menolongnya, mungkin saja Riana akan terus berdiri atau bahkan membolos.
∆∆∆
Vania, temannya Riana yang paling dekat dengan Riana terkejut ketika Riana sudah berada di dalam kelas. Karena tadi, Riana masuk ke dalam kelas saat jam kosong dan Vania tidak berada di dalam kelas.
"Riana? Lo berangkat sekolah?" Tanya Vania heran
"Yang Lo liat?" Jawab Riana
"Gimana ceritanya Lo bisa masuk? Bukannya pintu gerbang udah ditutup kalau jam masuk?"
"Gue bunuh tuh Pak Satpamnya" Ujar Riana yang merasa cukup kesal
"Serius?"
"Lo kurang vitamin ya Van? Ya kali gue ngebunuh Pak Satpam terus keadaan baik-baik aja, gue juga bukan psikopat kali"
"Lagian Lo ditanya juga. Terus Lo gimana bisa masuk?"
"Gue manjat pagar sebelah gerbang"
"Serius? Emang kagak ada Satpam di luar?""Nggak ada lah, kalau ada ngapain gue pake manjat segala. Lagian tuh ya satpam kurang ajar banget sih, gue juga kan berhak masuk ke sekolah ini"
Vania sedikit tertawa ketika mendengarkan Riana bercerita tentang dirinya yang manjat pagar sekolah, Vania tidak mengetahui Riana telah ditolong oleh salah satu siswa cowok untuk memanjat pagar dan bahkan ide tersebut juga adalah ide cowok yang menolong Riana.∆∆∆
Bel berbunyi menandakan waktu untuk pulang. Seperti biasanya Riana yang selalu menunggu dijemput oleh sopir yang disuruh oleh orang tuanya. Saat sedang menunggu jemputan datang, Arbi biasa ikut pulang dengan Fajar menggunakan mobil, dan saat mobil itu melaju di depan Riana yang sedang berdiri di depan sekolah, Arbi melempar senyumnya ke arah Riana hingga membuat Riana mengernyitkan dahi.
"Kenapa itu orang? Kena sawan? Kok sok kenal banget" Ucap Riana setelah melihat Arbi yang tersenyum kepadanya. Jemputan untuk Riana pun telah datang. Dan beberapa menit kemudian telah sampailah di rumah.
Setelah merapikan diri, pada sore harinya, Rini mendekati Riana yang sedang duduk di sofa ruang televisi atau ruang keluarga dan bertanya tentang keterlambatannya tadi pagi.
"Gimana tadi? Boleh masuk ke kelas atau kena hukuman dulu?" Tanya Rini dengan membaca novel dan duduk di samping Riana, ucapannya seolah-olah mengejek Riana.
"Boleh masuk dong, bebas hukuman" Jawab Riana yang percaya diri
"Kamu yakin? Syukur deh kalau begitu" Ujar Rini
"Lain kali jangan kesiangan lagi" Ucap Abah Rahmat mencoba menasehati Riana
"Iya Yana nggak bakal kesiangan lagi"
Setelah obrolan tadi, Riana segera masuk ke dalam kamarnya. Dia yang sedang terbaring dengan memegang ponsel ditangannya, tiba-tiba terlintas didalam pikirannya muncul seorang siswa cowok yang tadi pagi membantunya masuk ke dalam sekolah melalui memanjat pagar, Riana sebenarnya jarang memikirkan cowok yang membantunya atau menyapanya, bahkan hampir sama sekali tidak memikirkan hal semacam itu. Namun, kali ini sedikit berbeda."Dia siapa sih kok sok kenal banget, segala nolongin gue lagi. Eittss, ngapain gue jadi mikirin cowok aneh itu?" Ucap Riana pada dirinya sendiri.
Ketika ada sesuatu yang menggangu dipikirannya, Riana langsung melupakan hal tersebut, karena bagi dia, itu bukan hal penting yang harus terus dipikirkan. Ya, Riana orangnya memang seperti itu sungguh berbeda dengan cewek jaman sekarang yang mudah memikirkan hal sesuatu yang tidak penting.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lebih Baik (ON GOING)
RomanceYou're Future so BRIGHT! Tidak ada manusia yang sempurna, Yang ada manusia yang mau berusaha dan berubah menjadi LEBIH BAIK.