Bumi Ann 1 : Dugaan

46 4 4
                                    

Kalau ditanya siapa orang paling nyebelin di SMA Garuda, susah pasti Anndara Rembulan menunjuk Samudra Bumi sebagai urutan pertama.

Lelaki dengan hoodie merah itu tersenyum puas melihat wajah putih Ann memerah, antara menahan malu dan amarah.

"Samudra Bumi!" geram Ann.

Kepalanya menoleh ke belakang. Para murid di belakangnya langsung membelah kerumunan, membuka akses Ann untuk menemukan Samudra tepat tak jauh di belakang mereka. Lelaki itu berdiri santai di pinggir lapangan basket yang memang bersebrangan dengan lokasi papan mading.

Bukannya gentar, ia malah menaik turunkan alisnya. Deru nafas Ann sampai memburu saking kesalnya. Samudra... lelaki itu berhasil mempermalukannya dengan menempel nilai ulangan Matematika milik Ann di mading sekolah.

Memang gila! Pasalnya nilai ulangan Ann sama sekali tidak bisa dibanggakan.

Hanya ada satu kertas yang sengaja ditempel di mading. Kertas lusuh dengan bulatan besar berisi angka 30 dengan tinta merah yang menandakan nilai Ann.

Ann mencopot paksa kertas ulangannya. Mengabaikan murid lain yang menahan tawa mengejek, gadis dengan jilbab putih itu membelah kerumunan. Berhenti tepat di depan tong sampah dan membuang kertas keramat itu disana.

Kepalanya beralih pada Samudra. Cowok itu berdiri santai. Dengan tampang sok keren, tangan di saku celana, dan hoodie merah yang kontras dengan kulit putihnya.

Angin panas berhembus lambat seiring langkah Ann yang memangkas jarak dengan Samudra. Jika wajah cantik Ann berubah jutek 100 persen, maka Samudra justru tersenyum lebar menunggu Ann, yang malah membuat beberapa siswi hanya mampu menelan teriak kekagumannya terhadap karisma seorang Samudra.

Cowok gila. Pikir Ann. Langkahnya berhenti satu meter setengah di hadapan Samudera.

"Sam..."

"Iya gue. Kenapa?"

"Lo yang nempel kertas ulangan gue di Mading!" Tegasnya penuh penekanan. Bukan pertanyaan melainkan pernyataan.

Lelaki yang menjulang tinggi di hadapan Ann hanya bisa mengedikkan bahu. Senyum lebarnya tetap terpatri di wajah yang membuat para siswi sulit beralih. Tapi tidak bagi Ann.

Tidak bagi Anndara Rembulan yang sudah kesekian kalinya menolak Samudra Bumi.

"Cuma dengan cara itu Lo mau ngomong sama gue."

Ann mengusap wajahnya frustasi. Jam istirahat kedua ia harus rela membakar diri di bawah terik matahari. Ann tidak merasa bersyukur, walau gadis lain yang melihat kejadian itu ingin berada di posisi Ann. Dimana most wanted nomor 1 mereka melindungi Ann dari terik sinar matahari dengan postur badannya yang tinggi. Untuk Ann yang tersulut emosi, tentu tidak menyadari.

Mata Ann memicing. Sungguh, ia membenci manusia yang satu ini.

"Gua akan selalu ganggu Lo, sampai Lo mau terima gue jadi temen Lo, Ann."

"Lo bener-bener nggak waras!"

Setelah mengucapkan itu, Ann segera meninggalkan lapangan basket. Masuk ke kelasnya dan menidurkan kepala di atas meja. Menghadapi Samudra Bumi memang tidak pernah mudah.

Sementara Samudra hanya tertunduk lesu. Sampai kapan gadis itu menyimpan lukanya sendirian?

"Gue nggak akan ninggalin Lo, Ann. Gue janji!"

.

-1-

Dugaan

.

Senja hampir berakhir. Bumi terus berputar tiap harinya. Siang dan malam terus berlalu. Tapi dalam waktu selama itu, Samudra tetap tidak bisa melupakan seseorang yang sejak 5 tahun belakangan mengganggu pikirannya.

Anndara Rembulan.

Sejak lulus SMA, gadis itu macam hilang ditelan Bumi. Kabarnya sama sekali tidak terdengar.

"Allahuakbar Allahuakbar."

Azan magrib berkumandang. Samudra memutus ingatan tentang masa SMA-nya. Ia segera turun dari rooftop kantor menuju parkiran dan mengendarai mobil Audy hitam kesayangannya menuju Masjid terdekat.

Selesai menunaikan ibadah solat, Samudra segera melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata menuju Bandara Soekarno-Hatta.

Ia mengirim pesan pada seseorang begitu sampai parkiran Bandara. Lima belas menit kemudian, seorang perempuan dengan rambut panjang sepunggung masuk dan membanting pintu mobil. Wajahnya cantik dengan polesan make up tipis dan dress simpel berwarna peach yang tetap tampak mahal.

"Koper gue masih di luar." Perempuan itu membuka suara. Ia duduk di kursi belakang, bersedekap dada, dan wajah dengan dagu terangkat khasnya ditolehkan keluar jendela.

"Ya terus?"

"Berat."

Samudra menoleh ke belakang. "Lo bisa bawa koper kemari. Tapi nggak bisa ngangkat ke bagasi mobil?"

"Gue seret."

"Yaudah seret aja lagi. Sekalian turun dari mobil gue!"

"Sam!"

"Apa!"

"Gue nggak akan kasih tau Lo informasi tentang Ann kalau Lo nggak memperlakukan gue dengan baik."

Sam terdiam. Jika bukan karena perempuan yang berkerja sebagai aktris ini memiliki informasi tentang Ann, sudah pasti ia tidak akan repot-repot menjemputnya ke Bandara.

"Shania Biancalista, Lo dengerin baik-baik, ya. Kalau bukan karena Lo punya informasi tentang Ann, gue nggak akan mau jemput Lo kemari."

Brak.

Samudra membuka dan menutup pintu mobil dengan kasar. Ia terpaksa menaikkan koper Shania yang sama sekali tidak berat ke bagasi mobilnya.

Jantung Shania mencelos mendengarkan perkataan Samudra. Jari tangannya terkepal, meremas dress cantiknya sampai kusut. Ia cemburu setengah mati saat lelaki yang dicintai menyebut nama perempuan lain.

***

"Mana janji Lo?" Samudra langsung menagih janji Shania begitu mereka sampai di lobi apartemen yang ditinggali aktris itu.

Shania menaikkan sudut bibirnya. "Lo pikir semudah itu?"

Sama seperti sulitnya Shania mendapatkan hati Samudra, ia tidak akan memberi tahu dengan mudah apapun mengenai Ann.

Shania berbalik meninggalkan Samudra. Tapi seketika tubuhnya menegang mendengar ucapan lelaki itu.

"Lo ceroboh."

Samudra menunggu reaksi Shania. Aktris itu sama sekali tidak bereaksi kecuali langkahnya yang berhenti kaku.

"Sejak awal, Lo nggak pernah punya informasi apapun tentang Ann. Tapi sejak 2 Minggu lalu Lo liburan di Singapura, Lo langsung bilang punya informasi tentang dia. Gue punya dugaan-"

Kalimatnya sengaja di gantung. Ia bisa melihat tangan Shania menggenggam kopernya lebih erat.

"Lo bohong kalau punya informasi tentang Ann."

"... karena Ann nggak mungkin ada di Singapura."

****


Thanks sudah menemukan dan membaca cerita ini. Jangan lupa vote dan comen, gais...

See you next part🌻

















Bumi Ann (S1 END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang