"Sam..."
Samudra sadar situasi. Di kantin ini bukan hanya ada mereka berdua. Tidak peduli jika Ann akan menjauh, tetapi bagaimanapun juga, ia seorang atasan disini. Harus profesional. Belum lagi mereka jadi pusat perhatian.
Ya... walau dia juga sama terkejutnya.
"Anda temannya Jihan yang ingin melamar kerja?" Sam juga tidak tahu kalau teman yang Jihan maksud adalah Ann.
Bisa Sam lihat perempuan dihadapannya berusaha tersenyum.
"Maaf, pak. Sepertinya saya salah perusahaan. Saya permisi, pak."
Apa Sam bilang, Ann pasti menjauh. Tapi Sam tidak punya hak untuk menahan. Ia hanya melihat punggung Ann menghilang ditelan jarak. Ya, setidaknya di depan karyawannya. Karena setelah itu Samudra segera menyusul Ann.
Ann sampai di halaman depan kantor.
"Sampai kapan kamu akan menghindari saya?" Samudra setengah berteriak.
Kaki Ann berhenti melangkah. Samudra yang berdiri beberapa meter dibelakangnya memangkas jarak. "Jangan cepat-cepat kalau jalan. Biar nggak capek kalau dikejar."
Ann memalingkan wajah.
Pandangan Samudra tertuju pada map yang di pegang Ann. Itu CV melamar kerja perempuan ini. Samudra merebutnya.
"Sam!"
"Apa?" Sam menaikkan alis. "Mau ngelamar kerja'kan? Ikut saya ke ruangan." Samudra berjalan duluan, tentunya dengan membawa map Ann.
Sementara Ann mengelus dada dengan sabar. Ternyata orang itu masih sama. Masih sama menyebalkannya.
Merasa tidak ada suara langkah mengikuti, Sam berbalik, mendapati Ann tidak menuruti ucapannya. Perempuan itu berjalan ke arah berlawanan.
Lagi pula kapan Ann menuruti kata-katanya?
Senyum Samudra terulas tipis. "Kamu nggak berubah, Ann."
Ia melihat map milik Ann, membukanya, meneliti setiap ketikan yang berisi data diri Ann. Ekspresinya berubah-ubah. Karena dari CV itu, Samudra jadi tahu beberapa hal tentang Ann yang tidak pernah dirinya ketahui.
.
-10-
kekalutan Adzkia
.
Mungkin kesalahan terbesar Ann adalah meninggalkan CV nya bersama Samudra pagi tadi. Itu yang membuat Ann mondar-mandir sore ini. Adzkia yang melihat itu mendatangai kakak sepupunya di dapur.
"Kakak nggak capek mondar-mandir gitu?" tanya Adzkia. Tangannya mengambil apel yang tersedia di atas meja dan langsung memakannya. Apel itu sudah disterilkan.
"Kakak buat kesalahan besar."
"Kesalahan apa, kak?" Remaja itu bertanya kalem.
"Kesalahannya karena masih hidup sampai sekarang." Itu suara bibi Amira. Wanita itu baru datang. Penampilannya sangat cantik dan modis. Sepertinya baru pulang arisan.
Amira menuang air dingin dari kulkas ke dalam gelas yang baru ia ambil sembari melontarkan kalimat tadi. Mendengar ucapan mamanya, Adzkia kehilangan selera makan.
Amira selesai minum. Ditelakkan gelas kaca itu di meja sampai terdengar bunyi nyaring. Netranya beralih menatap Ann ganas. "Harusnya dia yang mati. Bukan suami saya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bumi Ann (S1 END)
SpiritualSEASON 1 ENDING SEASON 2 ON PROGRES S1 DAN S2 BISA DIBACA BERSAMAAN . Perjuangan Samudra Bumi menaklukkan hati Anndara Rembulan, si tuan puteri yang terasingkan dari istana sejak pamannya meninggal. *** Kalau ditanya siapa orang paling menyebalkan d...