S2 - 1: Mimpi Yang Nyata

23 2 5
                                    

Welcome to season 2


2400++ words
Banyak clue penting. Jangan di skip bacanya, ya

Happy reading

.

Ada satu momen yang paling ditunggu murid kelas 12—hari kelulusan. Itu yang membuat papan mading SMA Garuda di penuhi siswa-siswi untuk melihat pengumuman kelulusan dan rank 100 orang dengan nilai UN tertinggi. Itu juga yang membuat SMA Garuda terdengar begitu berisik oleh kebahagiaan.

Ditengah kegembiraan itu, seorang gadis hanya melihat segalanya dari rooftop. Bibirnya membentuk kurva senyuman kecil.

Dibawah sana, suasana senang dan haru menyergap jadi satu. Ada yang saling memeluk sambil menangis. Ada yang membentuk barisan foto. Ada yang bersorak sampai mengibarkan baju sekolahnya. Ada satu kelas yang menerbangkan balon perpisahan. Bahkan ada yang mengakui perasaan.

"Lo disini ternyata, Ann."

Senyum di bibir Ann hilang, tergantikan dengan  raut kesal. Menerima gestur tidak suka dari gadis itu, Samudra yang baru datang langsung menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"G-gue cuma ngasih tau, 15 menit lagi kumpul di kelas."

Gadis itu membenarkan posisi jilbabnya sebentar sebelum berbalik menghadap lawan bicara. Angin membuat jilbabnya terbang-terbang.

"Ngapain?

"Mau bahas semua yang belum terselesaikan."

Ann berdecak. "Soal pensi lagi?"

"Bukan."

"Jadi? Yang jelas kalau ngasih info."

"Lo bawa hp'kan?"

"Hmm."

"Cek grup kelas, dong."

Lagi. Ann berdecak walau tetap menurut mengambil ponsel dari saku roknya. Ternyata cuma diskusi biasa dengan wali kelas tentang agenda-agenda kelulusan.

Ann kembali menyimpan ponselnya. "Gini aja sampai datangin gue," gerutunya.

"Iya. Soalnya sekalian mau ngasih ini."

Sebuah surat dengan amplop bergambar lautan biru terulur padanya. Benar-benar menunjukkan karakteristik si pemberi. Lautan biru—Samudra Bumi.

"Apa nih?"

"Surat."

"Nggak." –palingan cuma surat cinta abal-abal.

"Gue bukan roman picisan. Bukan surat cinta. Ambil, pegel tangan gue."

Mata Ann memicing. "Apa keuntungan kalau gue terima surat Lo."

Samudra mendengus. "Perhitungan banget."

Ann misuh-misuh di tempat. "Tinggal jawab aja apa susahnya, sih."

"Tinggal terima aja apa susahnya, sih."

Ann berdecak. Tangannya dengan malas menerima surat dari Samudra. "Puas?!"

Samudra tersenyum lebar. "Dibaca, jangan dibuang." Seolah bisa menebak pikiran Ann.  "Gue ke bawah duluan." Tanpa menunggu jawaban Ann, Samudra berlalu dari rooftop.

Ann membuka suratnya.

To: Ann

Mungkin ini bakal jadi pertemuan terakhir kita sebelum pentas seni. Karena kalau Lo terima—dan nurutin surat ini, artinya Lo bener-bener ngga mau temenan sama gue.

Bumi Ann (S1 END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang