Setelah mendapatkan pukulan yang cukup keras itu, Hyun Jin masih merasakan pusing di kepalanya dan sesekali dia merasa dunia berputar. Dia memilih memanggil supir untuk menjemputnya di daerah itu untuk pulang karena merasa sudah tidak sanggup berjalan lagi.
Saat sopir Hyun Jin datang, dia terkejut melihat luka di ujung bibir Hyun Jin dan hendak melaporkan ke rumah. Tapi Hyun Jin melarangnya.
"Kita juga akan menuju ke rumah, jangan buat keributan" ucap Hyun Jin kemudian memejamkan matanya dan bersandar di kursi penumpang.
Meski Hyun Jin sudah melarangnya, sopir Hyun Jin merasa tetap harus melaporkannya. Sehingga saat mereka sudah sampai di rumah, bibi Young Ok, nyonya Ji Hyun dan tuan Soo Hyun yang khawatir sudah menunggunya di ruang tengah. Mereka segera meminta Hyun Jin membersihkan diri.
Bibi Young Ok menyiapkan sup hangat untuk Hyun Jin. Nyonya Ji Hyun menyiapkan obat dan mengobati luka putrinya. Dan tuan Soo Hyun mencari tahu penyebab luka Hyun Jin dari para pengawal tapi tidak mendapatkan informasi apapun, selain daerah dimana Hyun Jin di jemput. Tuan Soo Hyun kemudian meminta mereka mengumpulkan CCTV di daerah itu.
Tak berapa lama setelah bibi dan nyonya Ji Hyun selesai merawat Hyun Jin, tuan Soo Hyun meminta waktu untuk bicara berdua dengan Hyun Jin saja. Bibi dan nyonya Ji Hyun pun kemudian keluar dari kamar Hyun Jin. Tanpa basa basi tuan Soo Hyun langsung menanyakan pada Hyun Jin poin pentingnya.
"Yang bisa ayah temukan hanya kau masuk ke sebuah gang yang cukup gelap. Seorang pria mengikutimu, dan tak lama orang-orang berkumpul di ujung jalan itu. Setelah itu hanya kau yang keluar dari gang itu. Apa yang terjadi sayang? Siapa orang itu? Kenapa kau malah masuk ke tempat yang sepi?" tanya tuan Soo Hyun khawatir.
"Itu juga yang ingin kutanyakan padanya. Aku masuk ke sana untuk memeriksa apakah dia benar-benar mengikutiku. Dia hanya mengatakan kalau dia harus memberinya peringatan. Entah siapa yang dia maksud"
"Lalu ini?" menunjuk luka Hyun Jin.
"Ah ini.. Mungkin peringatan yang dia maksud? Dia menamparku cukup kencang dan membuatku pusing. Beruntung orang-orang di jalan itu kemudian muncul. Dia pergi setelah orang mulai berkerumun"
Hyun Jin menyembunyikannya. Dia tidak mengatakan apapun soal pria yang menolongnya. Antara tidak perlu diceritakan dan tidak boleh diceritakan, itu perasaan yang muncul dalam hatinya. Dan tuan Soo Hyun pun menerima cerita Hyun Jin tanpa mempertanyakannya. Meski dia sangat yakin ada yang tidak Hyun Jin ceritakan. Karena rentang waktunya sangat lama jika pria itu hanya melakukan apa yang Hyun Jin ceritakan.
Paginya Seokjin datang. Orangtua Hyun Jin memintanya untuk langsung ke kamar Hyun Jin saja. Seokjin menerobos masuk ke kamar Hyun Jin dan terlihat sangat khawatir.
"Kim Hyun Jin!"
Keduanya membeku. Hyun Jin sedang mengeringkan rambutnya dan masih mengenakan handuk bajunya.
"Apa kau akan tetap berdiri di situ?" tanya Hyun Jin menyadarkan Seokjin.
"Ah.. Maaf.. Aku tunggu di depan" jantungnya berdegup lebih cepat melihat Hyun Jin seperti itu.
Tak lama kemudian Hyun Jin meminta Seokjin masuk. Seolah sudah lama tidak bertemu, Seokjin langsung mendekat dan memeluk Hyun Jin sangat erat. Dia juga memeriksa luka di ujung bibir Hyun Jin dan memeluknya lagi.
"Kau sudah mengobatinya lagi?" tanya Seokjin yang terus memperhatikan luka yang bahkan sudah mengering.
"Belum, karena kau tiba-tiba muncul di sini jadi aku belum sempat memakainya" jawab Hyun Jin sedikit ketus.
"Kemari, ku pakaikan"
Seokjin menarik dagu Hyun Jin lembut dan memperhatikan lukanya dari dekat. Dia sudah menggenggam obatnya, tapi masih belum membukanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lost Love
FantasyDia seperti menara yang memiliki cahaya indah, sehingga semua orang menatap ke arahnya. Dia seperti bunga terindah di sebuah taman, sehingga semua kumbang ingin datang padanya. Dia seperti berlian termahal, sehingga semua orang ingin memilikinya. Ta...