"Apa kurangnya aku?! Kenapa kau masih saja ingin bersama pria yang tidak ada apa-apanya itu?!" bentak Seokjin saat Hyun Jin lagi-lagi menolak ajakannya untuk pergi makan siang bersama.
"Berapa kali harus ku katakan padamu kalau aku jelas lebih memilihnya di bandingkan kau?! Kau pikir aku tidak tahu kalau kau berusaha menggunakan kerjasama bisnis keluarga kita untuk membuatku terikat denganmu?! Jangan gila Seokjin!
Kau berharap apa?! Sekalipun orang tuaku yang memintanya aku lebih baik tidak punya apa-apa daripada harus hidup bersama pria sepertimu!"
Hyun Jin dan Seokjin pernah menjalin hubungan saat mereka masih kuliah, tapi hubungan mereka berakhir setelah Hyun Jin mendapati Seokjin bermain-main dengan adik tingkat mereka dan berubah menjadi sangat terobsesi pada Hyun Jin setiap kali Hyun Jin meminta hubungan mereka diakhiri.
Hyun baru berhasil menjauhi Seokjin setelah dia meminta pada ayahnya untuk melanjutkan pendidikannya di luar negeri dan meminta ayahnya untuk menyembunyikan keberadaannya tanpa menjelaskan apa alasannya.
Setelah beberapa tahun berlalu Seokjin baru mendengar kabar Hyun Jin sudah kembali dan sudah bergabung di perusahaan milik keluarganya. Tapi di saat itu juga Hyun Jin sudah dekat dengan Yoongi.
***
"Kita mau kemana sebenarnya?" tanya Hyun Jin sambil menikmati pemandangan di luar.
"Kenapa kau takut aku menculikmu?" ucap Yoongi mengemudikan mobilnya.
"Kalau kau yang menculikku, dengan senang hati aku memberikannya padamu" jawab Hyun Jin dengan senyum merekah kemudian mengecup pipi kekasih tercintanya itu.
Yoongi membawa Hyun Jin ke rumah berlibur milik keluarganya, yang saat itu dia akui sebagai galeri seni yang bisa dikunjungi untuk umum. Di moment ini Yoongi belum memberi tahu pada Hyun Jin latar belakangnya yang sebenarnya.
Perusahaannya berhasil berkembang bukan karena bantuan perusahaan keluarga Hyun Jin. Yoongi justru berhasil menarik investor dari luar negeri dan membuat perusahaannya berkembang cukup cepat.
"Yang itu memang seperti galeri, tapi bangunan besar itu bukankah lebih seperti rumah?" tanya Hyun Jin penasaran setelah mereka sampai di tujuan mereka.
"Kenapa kau repot-repot memikirkannya? Kemari, ada yang ingin ku tunjukkan padamu" ucap Yoongi mengulurkan tangannya untuk Hyun Jin.
Sejak dalam perjalanan bahkan ketika sudah sampai di tempat ini pun mata mereka sangat dimanjakan dengan hamparan rumput hijau dan pepohonan yang rindang. Tempat ini punya energi yang sangat kuat untuk menenangkan diri.
"Indah bukan?"
"Eoh! Saangat indah..! Bagaimana kau bisa menemukan tempat seperti ini?" Yoongi tidak menjawabnya dan terus membawa Hyun Jin melanjutkan perjalanan mereka.
Setelah mereka sampai ke tempat yang Yoongi maksud, Hyun Jin yakin Yoongi sudah menyiapkannya jauh-jauh hari. Seorang pelayan datang membawakan selimut kecil dan wine untuk mereka. Dan tanpa sengaja dia manggil Yoongi tuan muda dan kalau mengatakan dia sudah membawa wine favorit Yoongi yang dia simpan di gudang. Melihat tatapan mata Hyun Jin yang mulai meminta penjelasannya Yoongi segera mengalihkan pembicaraan.
"Bagaimana? Kau suka?" ucap Yoongi tersenyum canggung.
Mereka duduk di kursi di bawah pepohonan yang rindang dengan hiasan lampu di setiap rantingnya.
"Jadi tuan muda Yoongi.." menatap Yoongi dan tersenyum, "Aku menunggu"
"Menunggu apa.. ini.. nikmati saja dulu yang sudah ada disini" jawab Yoongi menuangkan wine untuk Hyun Jin. Untuk sesaat dia berhasil mengalihkan fokus Hyun Jin, tapi Yoongi tahu Hyun Jin masih menunggunya bicara.
Yoongi meraih tangan Hyun Jin dan menggenggamnya.
"Hyun Jin.. Ada yang ingin ku katakan padamu.."
"Sudah ku duga.. Apa? Kau tuan muda di rumah besar ini? Atau kau sebenarnya lebih kaya dari ayahku? Atau justru keduanya?" jawab Hyun Jin tersenyum menggoda membuat Yoongi melepaskan genggamannya.
"Yang ingin bicara aku atau kau? Bagaimana kau tahu? Kenapa kau sangat peka sekali"
Hyun Jin meraih kembali tangan Yoongi dan menggenggamnya, menariknya lebih mendekat untuk mendapatkan satu kecupan singkat dari Yoongi. Dan saat Hyun Jin kembali ke posisinya, Yoongi menahannya dan menarik kursi Hyun Jin mendekat padanya.
"Kau bisa merusak kursinya" ucap Hyun Jin beranjak dari kursinya dan berpindah ke pangkuan Yoongi.
"Kalau begitu kenapa tidak dari tadi"
Mereka bukan pasangan yang sangat jarang bertemu, mereka bahkan sering menghabiskan waktu bersama. Tapi mereka terlihat tidak ingin saling melepaskan dan tidak ingin terpisah.
Di saat bibir mereka masih saling melumat dan nafas mereka saling beradu, Yoongi meraih tangan Hyun Jin dan memakaikan cincin di jari manis Hyun Jin. Untuk yang satu ini Hyun Jin tidak menduganya. Dia terkejut sekaligus terharu.
"Menikahlah denganku, aku ingin menua bersamamu. Apa kau mau?"
Tatapan matanya tidak lepas dari gadis yang ada di pangkuannya itu. Semua orang bisa melihat ada cinta yang besar yang dia punya untuk kekasihnya ini.
"Tentu saja aku mau"
Dan gadis ini juga sama. Hyun Jin memeluk Yoongi sangat erat. Satu-satunya yang dia inginkan di semesta ini hanya pria yang sedang membalas pelukannya ini dengan sangat hangat.
Pria yang bisa menghilangkan semua energi negatif yang sudah menumpuk di tubuh Hyun Jin hanya dengan pelukan hangatnya. Pria yang sentuhan lembutnya mampu menenangkan Hyun Jin. Pria yang selalu Hyun Jin butuhkan. Pria yang sangat ingin Hyun Jin jadikan tempat untuk pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lost Love
FantasyDia seperti menara yang memiliki cahaya indah, sehingga semua orang menatap ke arahnya. Dia seperti bunga terindah di sebuah taman, sehingga semua kumbang ingin datang padanya. Dia seperti berlian termahal, sehingga semua orang ingin memilikinya. Ta...